[ IND ] Prolog

18 3 23
                                    

Angin sepoi-sepoi bertiup pelan. Awan kelabu menutupi matahari, meskipun hari ini kelam, tak setitik pun hujan turun ke bumi.

Angin bertiup pelan ke jendela sebuah rumah sederhana, lebih tepatnya sebuah toko. Lantai bawah menunjukkan banyaknya orang-orang yang berdatangan memberi. Sedangkan yang diatas, sebuah jendela terbuka menampilkan sesosok gadis perempuan.

Entah apa yang dipikirkannya untuk membuka jendela kamar hari ini. Biasanya, dia hanya memainkan hp nya sepanjang hari, istirahat sekitar 1 atau 2 jam. Tapi hari ini, ada sesuatu yang mendorongnya untuk melihat keluar. Seperti biasa, instingnya memerintahkannya untuk membuka jendela.

Yang dilihat hanyalah awan gelap sementara angin meniup rambut hitamnya. Bisa dibilang, dia lumayan kecewa... Biasanya ada sesuatu yang akan dikatakan instingnya kalau perasaannya bisa sekuat ini tapi kali ini.... Tidak ada apa-apa yang menarik.

Dia menghela napas dengan kecewa. "Hanya firasat bodoh mungkin. Haeeee," keluhnya.

Si gadis membalikkan badan untuk kembali ke dalam kamarnya. Dia berjalan menuju meja, dimana hpnya terletak.

"Honestly, humans really do play with their phones all day. While I have lots of job to do. If only I had that much of a spare time." Seseorang berkata dari belakangnya. [ Serius, para manusia hanya bermain dengan hp mereka sepanjang hari. Sedangkan aku punya tugas yang harus dilakukan dan bertumpuk. Jika saja aku punya waktu luang sebanyak kalian...." ]

Dia langsung berbalik ke arah sumber suara tersebut. Berat dan bisa dibilang melodic. Aksen British terdengar jelas di kepalanya. Dibelakangnya, seorang pria, kemungkinan berumur 30an, rambut putih yang seperti salju, mata biru seperti sungai. Dia memakai pakaian jas putih dengan boots biru gelap. Di sisi kiri dan kanan jasnya tersebut, diselipkan 3 atau 4 biji pisau kecil yang tajam.

Mata gadis berambut hitam tersebut terfokus ke si pria tersebut. "Who are you? How did you get in here?" Dia bertanya dengan suara yang lantang, siapapun ini, dia akan melawannya jika dia membawa bahaya. [ Siapa kau? Dan kenapa kau bisa masuk ke sini? ]

Mata biru nya meledek ke arah gadis tersebut, menyelidiki dari atas ke bawah. Tentu, dia yang terpilih- eh, maksudnya, yang dicari. "So you speak English? I thought humans only speak one language because of your small brains," lawaknya sambil tertawa kecil. [ Oh jadi kau bisa berbicara bahasa Inggris? Kupikir kalian semua hanya berbahasa bahasa kalian sendiri karena otak kalian terlalu kecil, kayak udang- ]

Si "manusia" itu, seperti yang dikatakan oleh... Apapun dia memutar matanya dengan kesal. "Jadi? Kau bukan manusia? Begitu maksudmu?" tanyanya dengan nada sedikit kesal.

"Hmm, mungkin. Menurutmu?"

"Aku yang bertanya duluan. Kau yang harus menjawabnya. Makanya, jawab pertanyaanku sekarang," perintahnya.

Si pria berambut putih itu terkesan dengan dia. "Baik, baik. Memang aku bukan manusia. Bahasa kalian lumayan gampang untuk dimengerti jadi cepat bagiku untuk berbahasa lain dari bahasa ku sendiri."

"Bukan manusia? Memang nya dia apa? Setan?" pikirnya sambil tertawa kecil.

"Apapun yang kau pikirkan sekarang.... Semuanya salah. Namaku Lycious Baldon Montgomery. A pleasure to meet your acquaintance," sapanya sambil menunduk sedikit. [ Suatu kehormatan untuk bertemu denganmu ]

Sementara si perempuan berusia 16 tahun tersebut memandang dia dengan aneh. "Kau masih belum menjawab pertanyaan ku. Yang kutanyakan bukan namamu tapi what are you? Apa kau setan atau apa?" [ apa kau ]

"Emang ada setan setampan diriku ini?" sahut si pria berambut putih tersebut dengan bangganya.

"Get to the point. Apa maumu 'bukan setan' dan makhluk apa kau?" [ Langsung ke intinya ]

The Possessor [ ENG & IND ]Where stories live. Discover now