01 ▪︎ Ketenangan Untuknya

125 17 18
                                    

Na Hoseok, pria berusia 19 tahun itu merasa bosan dengan mata kuliah Metode Penelitian & Statistik Deskriptif yang sedang berlangsung. Ia merasa bingung dengan rumus-rumus dan reaksi-reaksi yang terlihat rumit. Ia lebih suka belajar tentang seni dan budaya yang lebih menarik dan menyenangkan. Kemudian dia menatap jendela kelas yang menghadap ke taman bunga, melihat beberapa kupu-kupu yang berterbangan di antara bunga-bunga yang berwarna-warni, dan kagum dengan keindahan alam yang diciptakan oleh Tuhan. Pemuda itu juga berharap agar bisa segera keluar dari kelas ini dan menikmati pemandangan yang indah itu.

Di dalam kelas yang penuh dengan keheningan belajar, Hoseok yang mencoba konsentrasi pada bukunya itu sambil sesekali melirik ke arah luar jendela. Tanpa diduga, hujan tiba-tiba turun dengan deras, mengirimkan suara gemuruh yang membuatnya merasa cemas. Tatapan panik melintas di wajahnya. Yang tadinya ia terus-menerus melihat keluar jendela dan memikirkan agar menenangkan pikiran di taman, kini niatnya ia urungkan lantaran hujan deras yang tiba-tiba turun.

Sahabatnya yang duduk di sebelahnya itu segera menyadari kegelisahannya. Dengan senyuman hangat, lelaki berkulit pucat tersebut memberikan bantuan, meyakinkannya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Keberadaan sahabat yang penuh dukungan mengubah atmosfer tegang menjadi rasa aman, membuat siswa tersebut merasa lebih tenang dalam menghadapi hujan yang membuatnya takut.

"Kalian— pacaran?" cetetuk dosen yang sedang mengajar didepan.

Si kulit pucat yang tadinya memegang tangan Hoseok, ia langsung melepaskannya begitu saja.

"Kalian mahasiswa Psikologi, loh. Masa iya, kalian—"

"Enggak, Bu! Kita berdua normal. Beneran normal." potong Hoseok yang langsung menjelaskan. Meskipun hatinya masih ada rasa takut karena hujan diluar semakin deras.

Karena tidak ingin di anggap memiliki hubungan lelaki dengan lelaki, Hoseok tidak lagi berharap kepada sahabat di sampingnya untuk menenangkannya. Ia lebih memilih memejamkan mata sambil memohon kepada Tuhan agar dirinya bisa cepat tenang.

Setelah dua jam setengah berlalu, alias 3 SKS telah dilewati, dosen yang mengajar di kelas Hoseok pun keluar. Begitu juga dengan mahasiswa nya. Karena kelas akan di pakai dengan mahasiswa lain.

"Yoongi-ah, maaf, ya?" ucapnya dengan canggung.

"Aish, kenapa lagi?!" si kulit putih bernama Yoongi itu hanya bisa berdecak.

"Gara-gara kamu nenangin aku, kita disebut— em..."

"Boy X Boy maksud kamu?" Yoongi to the point untuk memastikan.

"Yoongi-ah..."

"Seok-ah, aku itu bersahabat sama kamu bukan dari masuk kuliah, tapi dari bangku Sekolah Menengah Pertama. Aku gak peduli, orang lain mau bicara apa." Jelasnya panjang lebar, membuat Hoseok semakin tidak enak pada sahabatnya.

Hoseok membuang napas lega. Ternyata, orang di sekelilingnya juga sayang padanya.

𓍯𓂃𓏧

Di dalam bus yang ramai dengan gemuruh mesin dan suara obrolan penumpang, Hoseok duduk dengan pandangan yang melayang-layang melalui jendela. Wajahnya mencerminkan kelelahan dari sehari penuh kegiatan kuliah dan aktivitas Unit Kegiatan Mahasiswa. Sementara musik lembut mengalun di telinganya, pikirannya melayang ke perjalanan pulang yang sudah dinanti-nantikan.

Di dalam benaknya, ia merefleksikan momen-momen yang baru saja dilaluinya, bertemu teman-teman, dan belajar hal-hal baru.

Seiring bus melaju, mata remaja itu tertuju pada langit senja yang mulai memerah, memberikan nuansa kehangatan pada perasaannya yang lelah. Di tengah keramaian bus, ia menemukan sedikit ketenangan dan antisipasi menyambut momen damai di rumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KANAGARA (Hujan & Januari Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang