[vi] Mistake

1.3K 197 148
                                    

✰ 𝚜 𝚝 𝚊 𝚛 𝚝 ✰

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

✰ 𝚜 𝚝 𝚊 𝚛 𝚝 ✰






Sejak kejadian malam itu, Jansen jadi lebih jarang berbicara di dalam rumah, tidak pernah memulai pembicaraan jika tidak di tanya, di tanya pun dia jawab sesingkat dan se dingin mungkin, sifat keras kepala dan tidak mau mengalahnya jelas copy an dari Lawrence, jadi jika mereka berdua bertengkar─masalahnya akan menjadi rumit karena tidak ada yang mau mengalah di antara keduanya.

"Sayang... kok enggak sarapan dulu?"

Jansen yang sudah membawa tas ranselnya, sedang mengisi botol air minumnya hanya melirik ibu tirinya yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan.

"Di sekolah"

"why? enggak suka sama masakan mama ya?"

"yes, of course. Don't asking me again." Jansen menjawab sarkas, melirik sekilas Daisy yang menyimak percakapan mereka dari meja makan, anak itu tersenyum manis pada Jansen, sedikit ragu untuk menyunggingkan senyumnya karena wajah Jansen yang terlihat sangat dingin saat itu. Tentu saja ia tak membalas senyumannya, melainkan pergi begitu saja setelah mengambil kunci mobilnya yang menggantung di dekat meja makan.

Namun sebelum dirinya sempat keluar dari rumah, Lawrence muncul dari arah kamarnya, memanggil dirinya dengan nada tegas seperti biasanya.

"Jansen, dad mau bicara"

Jansen cuman noleh aja, enggak nyamper.

"Apa?"

"Dad sama mama ada urusan perusahaan hari ini, sampai dua hari kedepan. Daisy enggak bisa ikut, jadi─selama kita pergi kamu jagain dia ya?"

"tck! kenapa enggak di bawa aja si? nyusah─"

"JANSEN!"

"─hm."

Kemudian, ia langsung pergi begitu saja dengan perasaan super jengkel yang mengganjal di hatinya, sebenarnya Daisy bukan tipe anak kecil seperti di luar sana yang berisik dan tidak bisa diam, anak itu sangat menurut apalagi dengan Jansen, meski cowok itu tidak pernah sekalipun berbicara lembut padanya, tidak suka merengek dan jarang menangis, wellapa yang ia mau selalu ia dapatkan.









Seperti biasanya─Darren dengan julukan kutu buku itu selalu menggunakan waktu luangnya untuk mendekam di perpustakaan, hanya sekedar untuk membaca baca buku tentang ilmu pengetahuan, mengerjakan tugas yang belum selesai atau terkadang ia membaca novel novel remaja yang memiliki kisah indah dan mulus, semulus jalan tol, sesekali ia sangat merasa iri terhadap salah satu karakter di dalamnya karena mempunyai kehidupan yang begitu sempurna, orang orang yang mencintainya, keluarga utuh yang harmonis dan kehidupan sekolah yang berjalan lancar.

BROTHERWhere stories live. Discover now