3. First Time

201 125 227
                                    

Jangan lupa untuk vote and spam comment tiap paragrafnya

Awas typo!!!

Happy Reading.

Kenapa realita selalu tidak sesuai ekspetasi?
Kenapa semua ini terjadi di saat yang tidak tepat?

Baru saja ingin memulai hidup yang baru, tapi ... semuanya sirna begitu saja.
Sirna diikuti dengan harapanku.

~ Alisyia Margaretha ~

Kring ... kring ... kring ...

Bel istirahat pertama baru saja berbunyi. Semua pintu kelas terbuka lebar dan keluarlah siswa-siswi dari dalam kelas memenuhi sepanjang koridor bahkan sampai kantin. Jangan ditanya kalau soal makanan, itu pasti nomor satu!

"Kantin kuy! Perut gue udah keroncongan nih gara-gara tuh guru killer," ujar Vanya.

Kelas Reva baru saja selesai dari pelajaran Kimia dimana guru yang mengajar termasuk guru killer. Siapapun yang diajar oleh beliau harus siap otak dan jantung. Beliau bisa saja menunjuk siapa pun yang akan menjawab pertanyaan yang ia berikan di awal, tengah maupun akhir pelajaran. Kalau tidak bisa menjawab, mereka akan mendapatkan hukumannya. Siapa coba yang tidak sport jantung kalau seperti itu, sampai-sampai perut mereka minta diisi, seperti Vanya saat ini.

"Lo mah jangan ditanya, Anya! Makanan nomor satu," balas Adelyn.

"Itu lo tau, udah ah, kuy ke kantin nanti keburu penuh," ujar Vanya yang sudah menahan rasa laparnya.

"Ck, ngapain takut penuh? Orang kita aja duduk bareng 4R, kan mereka punya meja sendiri, siapapun gak boleh duduk di sana. Ya santai aja, iya nggak, Va?"

"Iya, terserah kalian aja deh," balas Reva.

Alisyia yang sedari hanya menyimak pembicaraan teman-teman barunya karena tidak paham apa yang mereka bicarakan. "Kalian pada ngomongin apa sih?" tanya Alisyia penasaran.

"Astogeh! Gue lupa kalau ada Alisyia, sorry, Al," ujar Adelyn yang langsung menepuk jidatnya.

"Iya, sans aja. Mau ke kantin, kan?" tanya Alisyia lagi.

"Iya, yuk ke kantin bareng kita sekalian kenalan sama yang lainnya," ajak Adelyn. Alisyia pun mengangguk dan bangkit dari posisinya mengikuti ke mana Reva dan teman-temannya pergi.

Namun sebelum mereka benar-benar pergi meninggalkan kelas, kedatangan seseorang di hadapan mereka membuat langkah kaki mereka terhenti. Seseorang itu berhenti tepat di hadapan Reva. Ya, siapa lagi kalau bukan Raga Angkasa Dirgantara, pacar Reva.

"Kantin bareng," ujar Raga singkat. Singkat, padat dan jelas sudah menjadi ciri khas dari seorang Raga bahkan sampai sekarang, sama sekali tidak bisa diubah.

Reva menatap cowok itu sebentar lalu mengangguk. "Oke."

"Duh, kok hawanya jadi panas ya tiba-tiba? Anya, Al, lo merasa hawanya agak panas gitu nggak sih?" sindir Adelyn sambil menggerakkan tangannya, seperti mengipas. Sesekali matanya melirik ke arah Reva dan Raga.

"Iya nih, panas banget. Saking panasnya pengen cari yang adem-adem," sahut Vanya ikut-ikutan. Alisyia? Dia hanya diam saja, sembari menatap interaksi Raga dan Reva.

"Kuylah kantin, kelamaan di sini makin panas rasanya. Gue juga udah laper banget, cabut gengs!" ujar Adelyn. "Kita duluan, ya, Va. Bye-bye!"

R & R ( Sequel REVA ) ✔️Where stories live. Discover now