"Va, jangan lupa ntar semprotin baygon, ya, biar nyamuknya pada pergi," celetuk Vanya yang kemudian berjalan keluar kelas bersama Adelyn dan Alisyia.

Reva menggeleng-gelengkan kepalanya, bingung dengan sikap kedua temannya itu. "Ada-ada aja mereka," gumam Reva.

Reva kembali menatap Raga. "Yuk, ke kantin, susul mereka," ujarnya yang dibalas anggukan Raga.

Baru saja Reva melangkahkan kakinya, Raga kembali menahannya. Ia menoleh ke arah Raga dengan tatapan bertanya.

"Kenapa?" tanya Reva bingung.

"Tangan," ujar Raga singkat.

"Hah?" Reva semakin tidak paham dibuatnya.

"Siniin."

Melihat Reva yang masih diam mencerna kalimatnya. Raga berinisiatif sendiri mengambil salah satu tangan Reva dan menggenggamnya. "Jangan kelamaan mikir."

Reva memutar bola matanya malas. "Kamu yang buat aku bingung. Ngomong kok setengah-setengah," dumelnya.

Raga mengangkat kedua bahunya lalu menarik Reva keluar dari kelas menyusul teman-temannya yang sudah berjalan terlebih dahulu menuju kantin.

Gerak-gerik mereka tak luput dari pandangan seseorang yang masih diam di tempat duduknya. Entah mereka lupa atau tidak sadar seseorang masih berada di dalam kelas. Seseorang yang sempat mengisi hati Reva namun itu dulu sebelum kenyataan pahit menghantam hubungan mereka.

Siapa lagi kalau bukan Revano Aldian, yang kini merupakan saudara kembar Reva. Sudah beberapa bulan terlewati, tahap demi tahap Revano berusaha untuk melupakan semua yang telah terjadi. Berusaha untuk menerima semuanya, menghilangkan perasaannya, ia pun harus menjauhi Reva untuk sementara waktu agar dirinya tidak terus-terusan mengingat semuanya.

Ya, semua butuh waktu. Cukup melihat dia bahagia, aku sudah bisa tenang dan perlahan aku melupakan semuanya yang telah terjadi, batin Revano.

❤���❤

"Woy, liat deh itu mubar, kan?"

"Gila cakep banget anjir!"

"Iya weh, blasteran lagi."

"Complete pake banget deh, gue juga denger dia tuh sekelas sama most wanted sekolah kita."

"Kelasnya Revano sama Raga, kan?"

"Iya gila, kelas mereka enak banget deh."

"Iri gue."

"Fix dia itu milik gue!"

Tak lelah-lelahnya mereka melontarkan berbagai perkataan yang ditujukan kepada Alisyia alias mubar itu. Selalu saja seperti itu, pasti ada saja yang menjadi bahan pembicaraan.

Yap, Adelyn, Vanya dan Alisyia baru saja melewati koridor sekolah. Seketika mereka menjadi pusat perhatian, bukan mereka, lebih tepatnya Alisyia. Tak perlu heran, pasalnya Alisyia memang memiliki paras wajah yang cantik, tinggi putih, hidung mancung, rambut coklat kacang dan jangan lupakan kalau dirinya juga blasteran Indo-Belanda. Idaman sekaligus body goals bukan?

"Gila bener nih kantin, berasa di pasar aja!" celetuk Vanya ketika sampai di kantin yang sudah penuh layaknya lautan manusia bahkan suara mereka terdengar seperti mau demo. Untung saja bukan demo beneran.

"Biasalah, Anya. Kuylah ke tempat 4R!" ajak Adelyn. Mereka pun berjalan menuju pojok kantin, tempat di mana merupakan wilayah kekuasaaan 4R. Tidak boleh seorang pun yang duduk di sana, terkecuali mereka yang memperbolehkannya, seperti Reva dan kawan-kawannya.

R & R ( Sequel REVA ) ✔️Where stories live. Discover now