- Honey Diamonds -

14.6K 1.9K 184
                                    

Happy reading!♡

🔮

Matahari sudah tenggelam dan rumah pohon pun sudah selesai dibuat. Kakek Dul keluar dari gubuknya seraya membawa makanan diatas nampan dan menghampiri mereka.

"Bagus, kalian menyelesaikan tugas pertama kalian disini. Makanlah, kalian belum makan dari siang tadi." Mereka duduk melingkar, lalu menikmati makanan yang diberi kakek Dul.

"Besok kita akan berpetualang, bersiap-siaplah." Kakek Dul pergi kembali kedalam gubuk itu. Mereka jadi penasaran, apa ya isi dalam gubuk kakek Dul? Mereka selalu melihat, kakek Dul keluar masuk gubuknya. Tapi sudahlah, nanti juga kakek Dul akan memberitahukan isi gubuk itu.

"Berpetualang? Pasti ke dalam hutan!" Tebakan ini berasal dari Astair.

"Kalau bukan ke hutan kemana lagi?" Balas Nik. Mereka menyelesaikan acara makan mereka lalu membereskannya dan menyimpan peralatan makan tadi didekat pintu gubuk kakek Dul.

Mereka menaiki tangga dan menuju kamar untuk tidur. Disini minim penerangan, karena tak ada lampu ataupun lilin. Dengan bantuan cahaya sang rembulan makanya menjadi lumayan terang.

●●●

Memang benar yang diucapkan kakek Dul, mereka akan berpetualang, entah tujuannya apa.

Saat ini, mereka sedang berada di hutan dipimpin oleh kakek Dul. Dan tiba-tiba saja, kakek Dul meloncat ke atas pohon tinggi. Mereka menatapnya dengan kebingungan.

"Lawan singa-singa itu!" Perintah kakek Dul dengan berteriak.

"Apa pinggang kakek Dul baik-baik saja setelah meloncat keatas pohon sana?" Dasar Brina, masih sempat-sempatnya berkata begitu disaat semuanya kebingungan dan waspada.

"Singa? Mana?" Nik mencari-cari singa yang tak diketahui keberadaannya. Mereka semua sudah ada diposisi masing-masing, berformasi lingkaran saling membelakangi satu sama lain.

Lalu menit selanjutnya, singa-singa itu datang dengan mengaum keras.

"Jangan melawannya dengan Element ataupun Power, kalian gunakan senjata kalian!" Seru kakek Dul.

Mereka mengucapkan mantra dan ditangan masing-masing sudah ada senjata yang mereka punya. Singa itu berukuran sangat besar, dan bukan hanya satu atau dua, namun ada lima ekor singa besar yang melihat mereka dengan tatapan lapar.

Saat sudah dekat, mereka langsung diserang oleh para singa jantan itu. Mereka menahannya secara berpasangan kecuali Elle dan Flynn, maksudnya Lea dengan Fedd menahan satu singa, begitupun Sena dan Nik, serta Brina dan Astair. Elle menahan serangan itu menggunakan senjata yang ia ubah menjadi tombak. Flynn menahan kaki singa yang meloncat kearahnya tadi menggunakan pedangnya.

"Akh!" Singa itu menggores lengan kiri Fedd, terbukti baju yang dikenakannya sobek dan mengeluarkan darah. Namun hal itu tak membuatnya mundur. Dia menghantamnya, lalu Lea menggores atas kepala singa dengan pedang sword-nya.

Singa yang melawan Fedd dan Lea lari meninggalkan mereka, diikuti singa yang lainnya. Kemungkinan singa yang menyakar lengan Fedd adalah ketua singa, sehingga saat ketua singa lari, singa yang lain ikut lari.

"Obati lukamu." Kakek Dul memberikan dedaunan yang sudah ditumbuk.

"Ai, kapan kakek membuatnya?" Tanya Astair. Lea menerima daun yang sudah ditumbuk itu lalu mengoleskannya pada luka Fedd. Setelah itu, Lea mengikatkan kain sapu tangan yang dibawanya pada lengan Fedd.

Magia Academy [END]Where stories live. Discover now