- Magia Academy -

27.2K 3.3K 19
                                    

Disini hawanya dingin. Entah karena cuacanya yang sedang dingin atau tempat ini berada dekat dengan hutan.

Aku harus bersiap untuk esok.

Setelahnya, aku tertidur.

------

Perlahan-lahan aku membuka mataku menyesuaikan cahaya matahari yang terpancar diruangan ini.

Setelah menguap, aku pergi kekamar mandi dan membersihkan diri.

"Segerrrr" walaupun pagi ini udaranya terasa dingin tapi airnya biasa saja.

Tok tok tok

"Elle apa kau sudah bangun?" Tanya bibi Tan. Ya sekarang dia akan ku panggil bibi Tan agar lebih mudah.

"Iya bi, aku sudah bangun"

"Ayo sarapan!" Ajaknya.

"Iya"

Pada saat aku ingin bercermin membereskan rambutku dan apalagi ini? Kenapa rambutku berubah warna biru dan mataku berubah menjadi biru gelap? Bukankah sebelum aku datang kesini rambutku berwarna-warni dan mataku berubah-ubah. Aku harus tanyakan ini pada bibi.

Aku keluar kamar dan menghampiri bibi di dapur. Aku dan bibi memulai sarapan. Setelah selesai, aku bertanya pada bibi Tan.

"Bibi, apa aku boleh menanyakan sesuatu padamu?"

"Boleh"

"Pada saat aku datang kesini, kau melihat rambut dan mataku berwarna apa?"

"Seperti yang sekarang, tidak ada yang berubah. Memangnya ada apa El?"

"Ah tidak apa-apa" ucapku gugup. "Oh iya, apa kau tau dimana letak Magia Academy?" Tanyaku lagi.

"Tentu saja, academy itu adalah yang terbaik dan terhebat menurut magic world karena didirikan oleh seorang raja yang hebat. Letaknya berada di sebelah utara dari pusat kota. Kalau kau mau pergi ke academy kau harus melewati pusat kota. Setelah berada dipusat kota, tanyakan saja pada pedagang disana mereka pasti mengetahui Magia Academy" jelas bibi Tan panjang lebar. "Apa kau ingin bersekolah disana?" Tanya bibi Tan. Aku mengengguk antusias.

"Dulu, anakku juga ingin bersekolah disana. Itu adalah impiannya, namun takdir berkata lain. Dia sudah tenang di alam sana" mendengar cerita dari bibi Tan membuatku tersentuh. Aku mengelus punggung bibi Tan.

"Apa kau punya keluarga?" Tanyaku begitu penasaran.

"Ya, suamiku. Dia bertugas menjadi prajurit kerajaan" aku mengangguk mengerti.

Setelah sedikit berbincang-bincang dengan bibi Tan, saatnya aku harus pergi. Saat ini aku sedang berpamitan kepada bibi Tan.

"Terima kasih atas tumpangannya, aku tidak akan melupakan kebaikkanmu"

Bibi Tan tersenyum kepadaku, "Sebentar, aku ada hadiah untukmu karena sudah menemaniku. Walaupun hadiah ini tidak terlalu besar, tapi ini akan mempermudahkanmu" bibi memberikan secarik kertas, aku membuka kertas itu dan menaikkan alis ku.

"Apa ini?" Tanyaku. "Itu adalah mantra teleportasi. Fokuskan pikiranmu pada suatu tempat yang akan kau tuju dan bacalah mantra itu. Kau akan berpindah secara cepat tanpa perlu berjalan kaki terlebih dahulu"

"Aku sangat berterima kasih padamu. Suatu saat, pasti aku akan membalas jasamu"

Bibi Tan tersenyum.

Aku mencoba memfokuskan pikiranku pada gerbang Magia Academy dan mulai membaca mantra itu. Seperti saat aku berteleportasi dari bumi kesini. Keadaannya sama, namun dengan rambut dan mata yang berbeda.

Magia Academy [END]Where stories live. Discover now