6

899 212 6
                                    

"Gimana lu??? Jadi kan daftar jadi asdos Pak Siwon?" tanya Chenle sembari berjalan keluar dari kelas bersama Sungchan.

"Iya, hari ini gue wawancara sama dia jam 2. Ini gue mau ngeprint CV sama sekalian fotokopi KTM." jawab Sungchan.

Setelah satu malaman berpikir tentang usul Chenle untuk melamar kerja sebagai asdos Pak Siwon, akhirnya Sungchan memutuskan untuk ikut daftar. Ya mana tau beruntung sih.

"Yaudah, nih lu pake mobil gue aja ke sana. Biar cepet." kata Chenle sembari memberikan kunci mobil Mercedes Benz nya kepada Sungchan.

"Lo gimana? Gapapa nunggu?" tanya Sungchan.

"Gapapa. Gue juga mau ketemu Ningning di perpustakaan, bantuin dia nugas." jawab Chenle.

Sungchan mengangguk sambil tersenyum. "Oke. Makasih ya, Le." balas Sungchan.

Lalu Sungchan melesat pergi dengan mobil Chenle ke tempat fotokopi. Tempat fotokopi tersebut terletak di gelanggang mahasiswa, cukup jauh dari fakultas Sungchan kalau berjalan kaki.

Setelah Sungchan menyelesaikan urusannya, Sungchan melihat seorang gadis sedang berdiri di depan halte. Kakinya terketuk gelisah sedari tadi.

Mungkin terdengar aneh, tapi itu adalah Minjeong. Sungchan bertemu dengan Minjeong lagi secara tidak sengaja, untuk kesekian kalinya.

"Minjeong," panggil Sungchan.

Wajah Minjeong yang awalnya tertekuk sembari memandangi ponsel langsung berubah kala melihat Sungchan. "Eh, Sungchan? Ngapain di sini???" tanya Minjeong.

"Abis fotokopi." jawab Sungchan. "Lo?" tanya Sungchan kepada Minjeong.

"Ini, nunggu cowok gue jemput. Dari tadi gak nyampe-nyampe." jawab Minjeong.

Oh, udah punya pacar.

Sungchan jadi makin bingung harus gimana. Kalau dia ninggalin Minjeong gitu aja, kan Sungchan ngerasa gak enak. Tapi kalau Sungchan nemenin Minjeong, takutnya salah paham.





"Mau gue temenin?" tanya Sungchan.

"Eh... lo lagi gak sibuk nih? Lo gak kerja?" tanya Minjeong balik.

Sungchan menggeleng. "Gue izin gak kerja di mini market hari ini." jawab Sungchan ala kadarnya.

"Loh? Kenapa?" tanya Minjeong.

Sungchan sudah menduga, gadis itu pasti akan bertanya lebih lagi. "Hari ini ada wawancara buat jadi asdos. Kalau gue kepilih, gue gak perlu kerja di dua tempat lagi."

"Waaah, good luck yaa! Gue doain semoga lo keterima. Amin." kata Minjeong dengan senyuman yang terukir lebal.

"Amin, makasih." balas Sungchan singkat sambil tersenyum tipis, namun senyumannya tak terlihat oleh Minjeong.

"Oh ya, Sungchan. Gue penasaran deh." celetuk Minjeong.

Jangan tanya soal Chan, please.

"Chan itu... adek lo kan? Emangnya... orang tua lo kemana, sampai lo harus menafkahi Chan sendirian?" tanya Minjeong.

Ya, pada akhirnya Minjeong menanyakan tentang Chan. Nggak, bukannya Sungchan malu dengan realita hidupnya. Lagi pula, ia dan Minjeong tidak memiliki hubungan apa-apa selain tetangga apartemen. Kalau Minjeong tau pun, tidak berdampak besar.

Tapi bagi Sungchan, rasanya aneh kalau tiba-tiba ia menceritakan hal yang terjadi sebenarnya. Mau bagaimana pun, mereka baru kenal.

"Sori... gue salah ngomong ya?" tanya Minjeong sembari menatap Sungchan khawatir, takut kalau pertanyaannya sukses menohok Sungchan.

"Hmm, nggak." jawab Sungchan. Sungchan menghela napasnya pelan untuk meyakinkan hatinya. Mungkin Sungchan harus jujur juga. "Chan itu..."

Tin!


Sebuah mobil Pajero hitam terparkir di depan halte, dan berhasil mencuri atensi Minjeong dan Sungchan. Kacanya terbuka, dan menunjukkan ada Eric di sana.

"Eh, Chan, cowok gue udah nyampe." kata Minjeong.

Sungchan menganggukan kepalanya. "Oke, gue juga mau cabut."

Minjeong melambaikan tangannya pada Sungchan sambil tersenyum simpul. "Sampai ketemu lagi."

Minjeong akhirnya masuk ke dalam mobil Eric. Di dalam Eric telihat penasaran dengan pria yang bersama Minjeong tadi.

"Temen kamu, Jeong?" tanya Eric sembari menjalankan mobilnya.

"Iya, anak FEB. Tetangga apartemen aku." jawab Minjeong.

Ngomong-ngomong tentang Minjeong dan Eric, mereka akhirnya sudah berbaikan. Eric juga sudah kembali ke rumahnya dan sudah berkuliah seperti biasa lagi. Emosi Eric juga sudah lebih stabil. Ya pada dasarnya Minjeong dan Eric juga gak bertengkar, cuma sekedar perang dingin aja.

"Oh gitu." balas Eric apa adanya.






Sementara itu Sungchan yang berdiri di halte menatap kepergian mobil Eric. Pada detik itu rasanya Sungchan... sedikit iri. Iri karena, kedua orang itu punya waktu bebas untuk bermain, pacaran, dan sebagainya.

Beda dengan Sungchan yang sebaya dengan mereka. Sungchan tidak punya waktu untuk memikirkan itu. Fokus Sungchan sekarang adalah bekerja dan mengurus Chan sampai ia dewasa nanti.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
𝟒𝟖𝟔 ㅡ sungchan,winter ✓Where stories live. Discover now