17

213 32 0
                                    

Sudah tiga hari sejak Sungchan mendengar kabar bahwa Minju akan menikah, tapi sampai detik ini ia belum mendengar kabar pernikahan dari mulut gadis itu langsung.

Bersamaan dengan Minjeong, sudah tiga hari ia tidak membalas pesan Sungchan. Bukan hanya tudak membalas pesannya, tapi Sungchan juga tidak melihat kehadiran gadis itu di gedung apartemennya. Gadis itu menghilang begitu saja seperti tanpa jejak.

Bukan hanya Minjeong, tapi Sungchan juga tidak melihat Bu Taeyeon atau Maminya Minjeong selama tiga hari terakhir ini. Terbesit kekhawatiran terhadap gadis itu, tapi Sungchan seperti tidak ingin mencari tahu keberadaan gadis itu.

Minju dan Minjeong. Dua perempuan ini memiliki kesamaan. Mereka sama-sama berputar di dalam pikiran Sungchan. Dengan bodohnya Sungchan berharap Minju memberi kabar tentang pernikahannya, dan pada saat itu juga Sungchan berharap Minjeong kini berada di sisinya untuk mendengar keluh kesahnya dan menenangkannya.

Sungchan membutuhkan Minjeong sekarang.

Namun kini gadis itu menghilang.

Dan pertahanan Sungchan yang sejak awal cukup lemah itu kini goyah. Mustahil. Tidak mungkin ia dan Minjeong bisa bersama. Sekarang gadis itu bukan menghilang... tapi menghindarinya.

Cukup. Semua ini sudah berakhir. Memang sudah sepantasnya Sungchan untuk sadar diri sejak awal. Dan kini pertanyaan Sungchan sudah terjawab.

Tapi, sial.

Sungchan
| minjeong, kamu baik-baik aja?

Mari kesampingkan perasaannya. Kini rasa khawatirnya pada gadis itu lebih besar.

--

Dalam seumur hidup Minjeong mungkin ini adalah titik terendah yang ia pernah alami. Keesokan hari sejak Maminya Minjeong check up ke rumah sakit, kesehatan Maminya menurun sehingga harus dibawa ke rumah sakit dan dirawat selama beberapa hari ke depan.

Minjeong yang awalnya sedang stress karena belajar untuk remedial farmakologinya itu mendadak langsung panik dan ketakutan karena kesehatan Maminya. Rasa stress yang Minjeong rasakan enam hari ini terakhir ini begitu bertubi-tubi.

Hari ini Minjeong sudah menyelesaikan presentasi studi kasusnya dan hendak untuk pulang. Sebenarnya ia merasa cukup lelah sekarang untuk menyetir dan ingin minta tolong Wonjin lagi untuk mengantarnya pulang, tapi karena Wonjin buru-buru mau ke stasiun untuk pulang kampung sore ini mau tidak mau Minjeong harus menyetir sendiri.

Sebelum pulang Minjeong menerima pesan dari Jungwoo kalau Eunseo sekarang lagi bergantian menjaga Mami di rumah sakit, jadi Minjeong bisa langsung pulang habis ini.

Tangan Minjeong bergerak menutup chat room Jungwoo. Dan suatu hal menarik perhatian Minjeong. Ia lupa membalas chat Sungchan minggu lalu.

Dan parahnya, ia juga tidak membalas pesan terakhir Sungchan yang diterimanya 3 hari lalu. Beberapa hari ini begitu chaos untuk Minjeong sehingga ia tidak punya waktu untuk membalas pesan Sungchan.

Minjeong merasa sangat bersalah, Sungchan seperti mengkhawatirkan keadaannya namun Minjeong malah tidak merespon pertanyaannya. Setelah berkendara pulang, kini Minjeong tengah berdiri di depan unit apartemen Sungchan dan menekan bel unitnya.

Perlu beberapa menit untuk pada akhirnya Sungchan membuka pintu, kini Sungchan sudah berdiri di depan Minjeong.

"Hai," kata Minjeong. Setelah hampir satu minggu, akhirnya Minjeong melihat wajah Sungchan lagi. Seketika rasa lelah yang ia rasakan sedikit sirna.

Sungchan meneliti kehadiran Minjeong. Minjeong yang menghilang selama beberapa hari belakangan ini kini kembali. Wajahnya terlihat sangat lelah. Kantung matanya hitam. Sungchan juga dapat melihat Minjeong kini tengah menenteng buku tebal kedokteran di tangan kanannya.

𝟒𝟖𝟔 ㅡ sungchan,winter ✓Where stories live. Discover now