4

947 216 29
                                    

"Chan, gue punya usul dah." kata Chenle selagi Sungchan sedang memasukan beberapa produk makanan ke rak minimarket.

"Usul apa?" tanya Sungchan.

Hari ini, secara random Chenle datang ke tempat kerja Sungchan. Katanya karena dia gabut. Sekalian mau numpang makan ramen juga.

"Daripada lo kerja paruh waktu di dua tempat, mending lo ngorbanin salah satunya buat jadi asisten dosen?" usul Chenle.

"Gue denger-denger, Pak Siwon lagi nyari asdos tuh. Ya dia emang sibuk banget sih, otomatis kerjaan lo pasti banyak." sambung Chenle. "TAPI DIA TAJIR CHAN. Gaji lo pasti lumayan!" seru Chenle.

"Tapi gue gak pinter, Le. Gimana ceritanya jadi asisten dosen? Gue aja hampir gak pernah belajar selain waktu ujian." balas Sungchan sembari berdiri lalu berjongkok lagi untuk memasukan makanan ke rak berikutnya.

Sungchan tidak pernah belajar selain sewaktu ujian bukan karena dia pemalas. Tapi dia tidak punya waktu. Ia hanya menghabiskan waktu untuk bekerja dan mengurus Chan.

"Lo tuh kalo merendah gak kira-kira ya. IP lo semester lalu itu 3,95 anjrit! Lo kan juga dapet beasiswa, gimana ceritanya lo gak pinter?!?!" ujar Chenle kesal.

Tiba-tiba lonceng di depan pintu mini market berbunyi, tanda ada seorang pelanggan yang datang.

"Gue tinggal dulu ya, Le. Ada pelanggan." pamit Sungchan.

"Oke, gue mau liat-liat ramen dulu." balas Chenle.

Sungchan akhirnya berjalan menuju meja kasir, sembari menunggu pelanggan tersebut selesai berbelanja. Tak lama kemudian pelanggan tersebut datang sambil membawa sebuah roti dan susu coklat.

Sebentar....

Ya, Sungchan mengenal pelanggannya ini. Itu Minjeong, tetangga apartemennya. Seketika Sungchan bingung mau nyapa atau pura-pura gak tau aja.

Pura-pura gak tau aja deh.

"Oh hai!" sapa Minjeong lebih dahulu ketika menyadari bahwa kasirnya adalah Sungchan.

Sungchan menoleh kala Minjeong menyapanya, lalu menghela napasnya malas. Usaha pura-pura gak taunya gagal. "Hai." sapa Sungchan balik.

"Lo... kerja di sini? Bukannya lo kuliah ya?" tanya Minjeong.

Ini lah kenapa Sungchan tidak begitu suka bertemu dengan Minjeong. Minjeong pasti banyak tanya. "Kerja paruh waktu." jawab Sungchan alakadarnya.

"Totalnya lima belas ribu rupiah." kata Sungchan sembari memasukkan belanjaan Minjeong ke plastik.

Minjeong memberikan uang pas kepada Sungchan. Sungchan menerimanya lalu memasukannya ke mesin kasir.

"Terima kasih." ucap Sungchan.

"Gue habis ini sih mau langsung pulang. Gak mau barengan?" tanya Minjeong.

Sungchan mengerutkan keningnya. Kenapa sih anak ini selalu berinisiatif. "Gak usah. Jam shift gue selesai 15 menit lagi." jawab Sungchan.

"Oh, gak papa kok. Gue bisa nunggu lo sekalian belajar." balas Minjeong.

Sungchan menghela napasnya. "Gue tau niat lo baik, Tapi habis ini gue masih ada kerjaan lagi. Makasih udah nawarin."

Minjeong termangu sembari menatap pria itu. Ia tidak percaya, pria seperti Sungchan yang sebaya dengannya harus kerja paruh waktu di banyak tempat sekaligus kuliah. Apa Sungchan ngebiayain kuliah sendiri?

Kagum? Pasti.

"Ah gitu, oke deh. Semangat kerjanya." balas Minjeong.

Minjeong tersenyum lebar, sedangkan Sungchan hanya terdiam sembari membaca arti senyuman yang terukir di wajah Minjeong.

𝟒𝟖𝟔 ㅡ sungchan,winter ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora