Kepentingan

486 73 21
                                    

Antara Dua Miya ;3088

:
:
:

:
:
:

"Maaf, kamu jadi menunggu lama di bawah."

Kamu meletakkan buku-buku dan tas selempang kecilmu di atas meja, sesuai pintah Osamu setelah membuka pintu kamarnya. Osamu sendiri kini memilih duduk bersilang di depanmu. Jarak kalian hanya terbatas meja berkaki pendek yang luas permukaannya memanjang.

Kamar Osamu rapi sekali, entah itu karena dia baru membersihkannya hari ini atau karena memang beginilah kondisinya setiap hari. Warna-warna monokrom begitu nyaman di mata. Hanya satu hingga dua foto yang tergantung di kamarnya. Di sudut kiri kamarnya terdapat rak buku dan meja belajar. Di bawah kolong meja belajar itu, kamu dapat menemui bola voli. Selebihnya, rapi. Hanya, kotak sampah mungil yang berada di samping meja belajar mencuri atensimu karena bagian tubuhnya dilapisi oleh motif kartun kodok Keropo. Kamu terkekeh dalam lamunanmu, membayangkan raut jengkelnya Osamu saat ibunya meletakkan kotak sampah di kamarnya yang memiliki motif dan warna yang kontras dengan tema kamarnya yang monokrom.

Barulah kamu sadar ternyata sedari tadi Osamu mencoba memanggil namamu yang tak kunjung disahuti olehmu.

"Maaf, M-miya-san. Aku berjanji akan berkonsentrasi setelah ini."

Osamu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Merasa tidak enak hati atas permintaan maafmu.

"Bukan apa-apa. Lihat-lihat saja dulu agar rasa penasaran mu hilang." Balas Osamu. Kamu menggeleng.

"Lagi pula, aku juga akan seperti itu kok jika lain kali diajak ke rumahmu." Ujar Osamu. Ada makna tersirat dalam kalimat yang diucapkan Osamu, kamu tidak menyadarinya.

Sejenak kamu menatap lurus ke matanya sebelum akhirnya menundukkan pandanganmu ke bawah. Meremas dress
mu dengan cemas. Cemas akan rasa gugup yang menghinggapi pikiranmu. Berdua dengan Miya Osamu di dalam satu ruangan tertutup dengan minimnya jarak di antara kalian tidak dapat kamu lalui dengan tenang, sepertinya. Belum apa-apa sudah dihadiahi tatapan intens seperti itu.

"Baiklah kita mulai saja. Hmmm, kira-kira kamu mau memulainya dari latihan atau catatan dulu?" Tawar Osamu.

"Latihan?"

Osamu meraih bukunya yang sudah disiapkan di atas meja, membalik-balikkan halaman yang berisi tulisan cakar ayam yang penuh dengan perhitungan. Sedang kamu mencapai kotak pensil yang ada di dalam tas selempangmu, mengeluarkan pensil dari isinya sebelum menarik resletingnya.

Osamu mulai mengajari materi dan garis besarnya dulu, kemudian ke detail. Awalnya kamu tidak ada masalah dengan penjelasan Osamu. Karena cara dia mengajarkanmu berbeda dengan tutor les kalian. Betul, kalian adalah murid di bimbingan belajar yang sama.

"Miya-san, mengapa π nya ditulis di sini?" Kamu menunjukkan buku yang sedang di coret Osamu untuk menerangkan contoh soal yang baru.

Lantas kamu menoleh, mendapati Osamu malah fokus menatap wajahmu.

"Miya-san?"

Baka, batin Osamu menghina diri sendiri.

Pasalnya sedari tadi dia hanya fokus ke tahi lalat kecil yang ada di pipimu. Osamu penasaran, apakah posisinya akan berpindah ketika kamu menarik sudut bibirmu? Dia juga risih dengan anak rambutmu yang mencoba menyembunyikan tahi lalat mungil itu.

"Ah, sepertinya aku dehidrasi, bagaimana aku tulis saja soalnya disini, lalu kamu salin, jika ada pertanyaan, tolong tanyakan padaku!" Ucap Osamu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 25, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ᴬⁿᵗᵃʳᵃ ᴰᵘᵃ ᴹⁱʸᵃWhere stories live. Discover now