Dulu Katamu

676 93 19
                                    

-Antara Dua Miya ;3088

:
:
:

:
:
:



"(Name) itu anak perempuan yang paling menjijikan dikelas kita. Tapi apa boleh buat, semenjak aku berteman dengannya, (surname)-sensei tidak pernah memarahiku ketika terlambat mengerjakan tugas." Ucap Atsumu lantang.

Sore itu, kamu sedang menuju kelasmu, guna mengambil tas ransel yang ketinggalan saat asik berkebun dengan ibumu, yang menjadi guru salah satu mata pelajaran disekolahmu. Telingamu tidak sengaja menangkap percakapan antara Atsumu, temanmu bersama teman-teman sekelas lain yang kamu kenali dari suara khasnya.

Anak laki-laki yang berani menyapamu saat hari pertama kepindahanmu dikelas ini.

"Kalian jangan salah paham,"

Anak laki-laki itu yang duluan memanggilmu teman.

"Dan tolong jangan sandingkan aku dengan anak culun itu,"

Anak laki-laki itu yang tertawa girang hanya karena kamu membagi bentomu.

"Kalian harus melihat bekal buatan ibunya, hiasannya aneh seperti bekal balita."

Anak laki-laki itu yang suka rela menelusuri pot-pot mawar berduri disamping tembok kelas demi mencari rautanmu yang jatuh dari jendela.

"Aku menyesal pernah terluka demi mengambil rautan pensilnya."

Banyak kesan suka yang Atsumu limpahkan padamu saat itu, disaat umur hubungan pertemanan kalian yang hanya mencapai 3 kali bulan purnama.

"Pokoknya dia adalah anak perempuan paling jelek yang pernah kutemui!"

Kamu hanyalah anak berumur 8 tahun saat itu, tapi apa yang Atsumu katakan sudah mencapai hal yang kamu terka sebagai perasaan sakit hati. Ketulusan cuma-cuma yang kamu dambakan itu, hanyalah omong kosong belaka. Kamu hanyalah properti yang dia gunakan untuk kepuasan pribadinya saja.

Rasanya ingin menangis, tapi tidak ada satupun air mata yang menetes dari pelupuk matamu. Mungkin kamu tidak merasa kesal perkataan Atsumu, karena yang dikatakan dia memang benar.

Kamu adalah anak perempuan paling menjijikan dikelas ini.

Kamu mungkin harus bersyukur karena hanya Atsumu yang tahan direpotkan olehmu.

'Baguslah...' pikirmu.

Setidaknya ada 1 hal yang kamu bisa syukuri hari ini.

Kamu menarik napas panjang, menghembusnya secara perlahan, menarik senyum simpul seraya mengepalkan jari tanganmu keatas,

"Semangat! Hari esok pasti lebih baik!" Batinmu.

Itu caramu menyemangati diri yang sudah turun-temurun diajarkan oleh orang tuamu ketika kamu sendiri. Ya, meskipun kamu sudah diajarkan mandiri sedari dini namun kamu juga tidak pernah kekurangan afeksi dari orang tuamu.

Kamu mendengar decitan sepatu lain dari arah berlawanan. Saat kamu menoleh ke belakang koridor, kamu melihat Osamu. Anak laki-laki itu mendadak gagap tatkala kamu sadar diperhatikan olehnya. Kanvas dan kuas lukisnya jatuh segera diambilnya. Saat kamu mulai mendekatinya, dia berkata,


"Tidak perlu menyesalinya,"

Kamu terkesiap mendengarnya. Langkahmu langsung terhenti ditempat.







".. itu akibat dari kebodohanmu sendiri, yang mau ditipu olehnya"

















>>>

• °-*. __________ .*-°•
: : : :
: : : :
: : : :
: ✨

✨ ✨

😈 WUAHAHAHHA

PADAHAL NIATNYA CUMA KASIH BUMBU-BUMBU FLUFF.

ᴬⁿᵗᵃʳᵃ ᴰᵘᵃ ᴹⁱʸᵃWhere stories live. Discover now