"Loh, pak Kim? Anda sedang apa di sini?" kaget So Eun saat ia menemukan Kim Bum sedang berdiri di depan pintu flatnya entah sejak kapan.
Gadis itu baru pulang belanja dan bertemu dengan Giselle, katanya temannya itu mau memberi oleh-oleh jadi tadi dia asyik mengobrol di kafe langganan mereka sampai pulang agak telat.
"Aku menunggumu."
"Sejak kapan?"
"Tiga puluh menit yang lalu."
"Kenapa tidak menghubungiku?"
"Ponselmu tidak aktif."
"Ah, iya, ponselku low batre. Ayo masuk."
Meskipun So Eun tidak tahu tujuan Kim Bum datang ke tempatnya tapi sebagai tuan rumah dia harus senantiasa memuliakan tamu. Kedua orang itu langsung beranjak menuju ruang tamu dan Kim Bum merebahkan diri di sofa tanpa ragu. Tidak malu-malu atau segan, seolah tempat itu adalah miliknya.
"Pak Kim langsung dari kantor?"
"Mm."
So Eun menyajikan minuman di atas meja lalu melihat Kim Bum yang sepertinya sangat kelelahan. Kalau dilihat-lihat wajah pria itu juga agak pucat dan tidak sefit biasanya.
"Anda sakit?"
So Eun memberanikan diri untuk duduk di bibir sofa, berdekatan dengan Kim Bum yang berbaring di sana.
"Hanya demam," jawab pria itu parau.
Perempuan itu menyimpan punggung tangannya di atas kening Kim Bum. Dia kaget karena suhu tubuh pria itu tinggi sekali.
"Tubuh anda panas sekali, sebaiknya kita ke rumah sakit sekarang."
"Aku hanya perlu istirahat, tidak apa-apa kan kalau aku tidur di sini sebentar?"
Kim Bum menatap So Eun dengan tatapan sayu, pria itu benar-benar aneh. Sudah tahu tidak enak badan, bukannya pulang ke rumah malah mampir ke tempat So Eun.
"Istirahatnya di kamar saya saja, Pak. Sofa ini pasti tidak nyaman."
"Tidak usah, di sini saja, tidak apa-apa."
So Eun mendesah, dia tahu kalau Kim Bum sudah memutuskan suatu hal artinya hanya hal itu yang harus terjadi.
"Saya ambilkan selimut dan bantal yang lebih nyaman kalau begitu."
"Terima kasih."
Setelah selesai memberikan bantal dan menyelimuti Kim Bum, So Eun bergegas membuka kotak P3K dan mencari obat penurun demam. Dia tidak menemukannya di sana dan gadis itu pun memutuskan untuk membelinya dulu di apotek sekitar kediamannya.
Hanya sepuluh menit waktu yang dia perlukan untuk membeli obat itu. Dilihatnya Kim Bum sudah terlelap dengan dengkuran yang tidak nyaman, layaknya orang sakit. So Eun berinisiatif memeriksa suhu tubuh atasannya lagi. Dan tubuhnya masih sangat panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Secretary (TAMAT)
RomanceKim Sang Bum ketakutan pada sesuatu yang belum jelas kebenarannya. Sahabatnya berkata sang sekretaris berbahaya, ia terpengaruh dan semuanya menjadi bumerang yang justru balik membebani hari-hari pria itu. Sampai suatu ketika satu fakta terungkap...