PART 1

38 42 171
                                    

"Sering kali seseorang menilai buku dari covernya!"

****

"Ehh ada neng Rindu!". Sapa Joko ketika melihat Rindu tengah berjalan sendirian dikoridor sekolah.

Rindu hanya mengangguk lalu kembali berjalan.

"Eh, Rindu!". Panggil Samudra.

Rindu lantas menghentikan langkahnya lalu menoleh seraya mengerutkan keningnya. "Apa?".

"Lo cantik!". Ujar Samudra lalu tersenyum miring.

"Thanks!". Balas Rindu singkat.

"Tapi boong!". Celetuk Samudra mengundang tawa inti thelion.

"YHAAAA!". Seru Rony dan Joko, bersamaan.

"Udah woy jangan diganggu kasian! Demen banget ganggu anak orang lo pada!". Tegur Fathur.

"Neng, bang Rony rindu!". Ujar Rony yang masih belum berhenti menggoda.

Mereka masih terus menggoda Rindu membuat Rindu jengah setengah mati.

"Udah ngomongnya?". Tanya Rindu.

"Gue udah diem saat kalian ngebully gue! Gue udah sabar saat kalian ngejengkal kaki gue! Gue juga punya hati, dan hati gue bukan untuk kalian permainin! Sampai kapan kalian berenti buat ngeganggu gue!". Lanjutnya.

Mereka berempat diam mendengar ucapan Rindu. Mereka sadar jika terlalu keterlaluan menganggu Rindu. Kesabaran seseorang juga ada batasnya dan mereka tau akan hal itu.

"Maaf ya, gue terlalu sarkas tadi! Gue lagi banyak pikiran soalnya jadi ya gitu kebawa baper! Gue pergi dulu!". Pamit Rindu lalu berlalu meninggalkan mereka yang masih diam ditempat.

"Gue jadi ngerasa bersalah banget!". Ucap Joko mendapat anggukan dari Rony dan Fathur.

"Apa kita keterlaluan banget ya, sama dia?". Tanya Fathur.

"Udah jangan lebay lo pada! Mending lo pergi beli minum deh!". Sahut Samudra.

"Eh btw si Dony kemana?". Tanya Fathur.

"Dony latian buat olimpiade, gue kan kloter satu kalo si Dony kloter dua!". Jelas Samudra.

"Si Sam sama Dony kok pinter banget yak, gue jadi insecure!". Keluh Joko, menghela nafas.

"Makanya punya otak jangan bego-bego amat!". Celetuk Fathur sarkas.

"Pedes ya bund?". Timpal Rony terkekeh geli.

"Gimana Sam? Udah siap buat nanti.malem?". Tanya Fathur membuat Samudra mengangguk mantap.

"Samudra?". Samudra menoleh ketika ada yang memanggil namanya.

Dia Rindu tengah menatap dalam samudra. "Lo dipanggil bu Salma diruang guru!".

Samudra mengangguk, lalu rindu pergi meninggalkan samudra dan ketiga temannya.

****

Langit malam yang tampak menghitam, udara dingin yang menyeruak kedalam tubuh kedua kubu lawan yang tengah menaiki motor sportnya masing-masing. Suara gemericik air tak mampu memberhentikan keduanya yang sama-sama ingin mengalahkan satu sama lain. Bau tanah basah yang begitu pekat membuat salah satu dari keduanya memejamkan matanya lantas tersenyum.

Sorakan dan dukungan dari para penonton mereka tujukan untuk jagoan masing-masing. Samudra Arkana, lelaki dengan mata biru terang itu menoleh kepada sang lawan-Tiger girl, pembalap wanita yang digadang-gadangkan terlalu menutupi identitasnya sampai pelacak handal pun tak bisa mengetahui identitasnya.

SAMUDRA✓Where stories live. Discover now