39 - pameran resmi di buka

676 170 5
                                    

Seonghwa tidak tahu kalau akan ada di satu hari dalam hidupnya yang menjadikannya bintang utama. Membuatnya memamerkan hasil karyanya dan ternyata Wooyoung serta San tidak main-main saat membantu Seonghwa untuk membuat banyak orang datang. Seonghwa bahkan tidak menduga ada wartawan yang datang dan itu membuat tangannya dingin karena gugup.

"Seonghwa," panggila itu membuatnya menoleh dan Hongjoong tersenyum kepadanya, "Kamu bisa, Seonghwa. Aku percaya padamu."

Hanya perlu kata penyemangat itu dan Seonghwa merasa lebih baik. Pada akhirnya, Seonghwa bisa melalui semuanya dan menjawab berbagai pertanyaan dari orang-orang yang di undang. Seonghwa mulai mengerti alasan Wooyoung seringkali bilang saat pameran adalah saat paling menyenangkan, karena nyatanya bisa menjelaskan di balik pembuatan suatu karya dan didengarkan secara serius itu memberikan sensasi yang berbeda. Seolah-olah semua pusat perhatian orang tersebut ada kepadanya dan apa pun yang dikatakannya dihargai.

Namun, sejak tadi Seonghwa tidak bisa menemukan Hongjoong. Seonghwa bukannya takut ditinggalkan sendirian di tempat ini, hanya saja Seonghwa ingin menceritakan perasaannya kepada lelaki itu. Saat akhirnya menemukan Hongjoong yang tengah mengobrol dengan Yeosang serta Mingi, Seonghwa sedikit terdorong ke depan karena lehernya dirangkul dengan keras.

Ternyata pelakunya adalah San dan juga Wooyoung.

"Mau ke mana bintang kita hari ini?" pertanyaan San belum Seonghwa jawab, tetapi Wooyoung mengikuti arah pandangnya.

"Oh, ternyata hyung kita yang satu ini ingin menghampiri cintanya," ledekan Wooyoung membuat wajah Seonghwa memanas. "Wow, padahal aku hanya bercanda dan lihat wajah siapa yang memerah seperti kepiting rebus?"

"Diam. Jangan meledekku."

Wooyoung mendengarnya hanya tertawa, sementara San berkata, "Perkembangan baik, Seonghwa hyung sekarang bisa melawan."

Seonghwa merasa malu sendiri dan akhirnya Wooyoung serta San melepaskannya sehingga dirinya tidak perlu sedikit membungkuk karena keduanya tingginya sedikit di bawahnya. Sebenarnya Seonghwa agak merasa bersalah dirinya tumbuh sedikit lebih tinggi dari teman-temannya, tetapi dia bisa apa kalau semesta memberinya seperti ini?

Pada akhirnya, Seonghwa pasrah ditarik oleh San dan Wooyoung untuk menjelaskan lukisannya. Meski San hampir menyaksikan proses pembuatannya di rumah kaca, tetapi dia justru malah kaget sendiri dengan hasilnya. Memang sepertinya San lebih fokus menghabiskan kudapan milik Seonghwa daripada memperhatikan apa yang dibuatnya.

Sejujurnya, meski Seonghwa merasa senang dengan pameran ini, bohong kalau dirinya tidak merasa letih. Mungkin ini akibat tadi malam tidak bisa tidur karena terlalu bersemangat dan juga karena sampai kemarin, Seonghwa yang dibantu Wooyoung, masih menyiapkan hal-hal kecil untuk kesuksesan pameran ini.

Baginilah kalau punya teman yang sudah sering mengadakan pameran dan perfeksionis. Hal-hal yang Seonghwa tidak pikirkan bisa Wooyoung pikirkan dan membuatnya menjadi kewalahan. Hal yang tidak membuatnya menyerah untuk menyelenggarakan ini hanyalah karena ingin membuat Hongjoong bangga kepada Seonghwa.

Meski kalau lelaki itu tahu, kemungkinan dia akan menasihatinya kalau harusnya ini untuk dirinya sendiri dan bukan untuk membanggakan Hongjoong.

"Oh? Lukisan ini ternyata ikut kemari," suara San membuat lamunan Seonghwa buyar dan menatap lukisan yang dimaksud. Lukisan pertamanya di kanvas besar dan menggunakan refrensi foto Hongjoong sebagai modelnya, "Aku jadi iri melihatnya, karena sepertinya Seonghwa hyung dan Wooyoung selalu menggambar orang yang disayangi."

"Minta Mingi menggambar untukmu, San." Wooyoung melirik San, lalu tertawa sendiri. "Oh benar, aku lupa Mingi bahkan tidak bisa membuat garis lurus."

San mendengarnya hanya bisa memasang wajah masam. "Sudahlah, pacarku itu memang bodoh kalau urusan seni."

"Setidaknya dia tidak bodoh untuk memuaskanmu di ranjang."

Seonghwa mendengarnya terbatuk, menetara San dengan sepenuh hati memukul Wooyoung, membuat lelaki itu mengaduh kesakitan. Bisa-bisanya Wooyoung mengatakan hal seperti itu dengan percaya diri di depan umum, membuat San kesal. Meski setelahnya berdua menjadi bertengkar hanya perkara omongan yang berakhir dengan kontak fisik yang menyakiti salah satu pihak. Seonghwa tidak ingin melerai keduanya, karena sudah lama tidak menonton San serta Wooyoung bertengkar dan diam-diam dia menikmati pertengkaran keduanya.

Sepertinya Seonghwa sebenarnya punya jiwa-jiwa pencinta pertikaian, tetapi tidak disadarinya karena selama ini terlalu terbiasa semua hal di sekitarnya sudah di atur untuknya.

"Tuan Seonghwa," sapaan itu membuat Seonghwa menoleh dan kepala pengurus rumah Jung yang dilihatnya. Membuat Seonghwa tersenyum dan terkejut saat diberikan sebuket bunga matahari. Membuatnya menerimanya dengan sungkan, apalagi saat mendengar "Selamat atas pamerannya."

"Kepala Pelayan Go benar-benar datang!" Seonghwa tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. "Aku pikir ... aku pikir Kepala Pelayan Go tidak akan kemari."

"Saya tidak sopan kalau tidak datang. Apalagi Anda secara khusus memberikan undangan untuk saya."

Seonghwa mendengarnya hanya bisa tersenyum lebar. Karena sejujurnya dia memang memberikan 2 undangan ke kediaman keluarga Jung. 1 untuk Yunho dan 1 untuk Kepala Pelayan rumah Jung yang sudah Seonghwa anggap seperti paman sendiri. Meski Kepala Pelayan rumah Jung itu kaku, tetapi dialah yang seringkali membantu Seonghwa secara diam-diam untuk mengetahui dunia luar dengan caranya. Misalkan mengajak Seonghwa untuk ke supplier bahan makanan di kediaman keluarga Jung yang memang selalu di cek setiap bulannya karena Ibunya Yunho hanya mau yang terbaik ada di meja makannya.

"Kepala Pelayan Go, apa mau aku temani berkeliling?" Seonghwa menawarkan diri yang hanya dijawab dengan senyuman.

"Tidak perlu repot-repot, Tuan Seonghwa," lelaki paruh baya itu tersenyum, "Ada plamfet yang saya terima yang menjelaskan semua lukisan Anda."

"O-oh ... begitu."

"Serta saya yakin Anda nantinya butuh waktu berbicara dengan Tuan Yunho."

Seonghwa tidak jadi tersenyum begitu mendengar nama Yunho. Benar, seharusnya Seonghwa sadar kalau ada Kepala Pelayan rumah Jung di sini, maka kemungkinan Yunho ada di sini cukuplah besar. Namun, Seonghwa kali ini bertekad untuk mengatakan hal yang dirasakannya selama ini dan jika itu berarti membuatnya menjadi orang jahat, Seonghwa harus menerimanya.

Karena seperti kata San, pada akhirnya seseorang akan menjadi orang jahat di kehidupan orang lain.

Dramarama | Joonghwa & Yunhwa [✓]Место, где живут истории. Откройте их для себя