05 - hal yang terjadi di pertemuan hari itu

1K 246 14
                                    

Seonghwa sejujurnya berat untuk pergi keluar. Sungguh, sebenarnya dia berharap kalau Hongjoong melarangnya untuk bertemu dengan Yunho. Bukannya memberikan izin untuk menemui tunangannya itu dan memberikan izin untuk Seonghwa pergi ke mana pun yang diinginkannya. Tanpa larangan pulang harus di jam tertentu dan sebenarnya jika ini yang Yunho berikan sejak lama, Seonghwa tentu akan merasa bahagia.

Namun, nyatanya yang memberikannya adalah orang yang selama sepuluh hari belakangan menghabiskan hari bersama Seonghwa. Dirinya orang asing, tetapi diperlakukan jauh lebih baik dari Yunho yang merupakan tunangannya. Seonghwa dibebaskan untuk melakukan apa pun dan bahkan entah sengaja atau tidak, kemarin makan malamnya di dekat kolam ikan hanya karena dia tidak sengaja mengumamkan rasa penasarannya di depan kepala pelayan rumah Hongjoong.

Seonghwa tidak pernah menyangka jika Hongjoong menanyakan tentang dirinya bahagia atau tidak. Karena tidak ada yang pernah menanyakan hal itu, bahkan tunangannya, Yunho.

"Tuan," panggilan itu membuat lamunannya sadar dan melihat supir yang ditugaskan untuk mengantarkannya, menatapnya heran dengan pintu telah di bukakan, "Apa tuan tidak jadi bertemu seseorang?"

"Ah, tidak. Bukan, maksudku aku akan turun." Seonghwa akhirnya turun dengan tergesa, lalu menyadari clutch hitam yang dibawanya tertinggal di dalam. Namun, supir yang menemaninya, mengambilkannya dan membuat Seonghwa merasa tidak enak. "Terima kasih. Maaf merepotkanmu."

"Tidak apa-apa, tuan." Supir tersebut hanya tersenyum. "Apa saya harus menunggu atau tuan ingin ditinggalkan lalu saya jemput di suatu tempat?"

Seonghwa terdiam beberapa saat. Jelas dia tidak tahu waktu yang akan dihabiskannya bersama Yunho setelah makan siang, tetapi Seonghwa takut kalau meminta untuk ditinggalkan, dia akan dibawa pulang oleh Yunho. Kembali ke kehidupannya yang memiliki akses terbatas pada hal-hal yang ingin dilakukannya dan penyebabnya adalah tunangannya sendiri, Yunho.

"Tinggal," Seonghwa mengumamkan ragu, lalu menatap supir yang ditugaskan untuk mengantarkannya, "Tolong tetaplah tinggal. Aku hanya makan siang, setelah itu akan pulang."

"Baik, tuan."

Seonghwa tersenyum, lalu berbalik. Menghela naps panjang, akhirnya dia melangkah menuju restoran yang telah dipilih oleh Yunho. Tempat favorit lelaki itu, tetapi tidak dengan Seonghwa karena makanannya bukan seleranya. Namun, memangnya Seonghwa pernah punya hak untuk menyuarakan keinginannya pada Yunho?

"Kamu telat sepuluh menit," teguran Yunho saat Seonghwa sampai di depannya hanya membuatnya tersenyum, "Duduk. Aku sudah memesankan makanan untukmu dan seharusnya sebentar lagi keluar."

"Maaf, Yunho."

"Dan kenapa kamu mengabaikan semua pesan-pesan serta telponku?" Seonghwa tahu pertanyaan itu akan di dapatkannya, membuatnya hanya bisa tersenyum. "Tersenyum tidak akan memberikanku jawaban, Seonghwa. Jadi aku harap kamu punya penjelasan yang masuk akal."

Seonghwa tetap tersenyum, meski kepalanya mulai panik harus menyusun alasan. Dia tidak mungkin bilang kalau sengaja melakukannya dan karena dia sibuk menggambar serta menulis cerita. Seonghwa tidak ingin semua benda-benda yang disukainya itu akan dihancurkan oleh Yunho dan membuatnya kembali menjalani hari-hari yang membosankan.

"Ah itu ... aku pikir kalau tinggal bersama Hongjoong, aku tidak boleh memiliki kontak denangmu, Yunho."

"Aku hanya menitipkanmu selama tiga bulan, bukan menyerahkan segala hak tentangmu kepadanya," Yunho terlihat gusar dengan jawaban Seonghwa, "Dan Hongjoong? Sedekat apa kamu dengannya sampai bisa memanggil namanya secara langsung dan bukan marganya?"

Dramarama | Joonghwa & Yunhwa [✓]Where stories live. Discover now