01 | PROLOG

13.3K 1K 271
                                    

Bunyi dentum musik terdengar begitu memekakan telinga. Bau semerbak alkohol, dengan cahaya lampu gemerlap yang menambah suasana di dalamnya semakin panas. Setidaknya, seperti itulah suasana malam di salah satu Bar elite di Kota New York. Bahkan tak segan beberapa pasangan yang jelas ilegal itu terlihat saling menggesekkan tubuh, menari dan membuat lantai dansa semakin terasa sesak. Di pojok ruangan, banyak pria wanita yang bercumbu panas, seolah tak melihat adanya kendala yang bisa saja menghalangi aktifitas keduanya.

Berbeda dengan para manusia yang tenggelam dengan suasana malam menggairahkan itu, seorang gadis remaja dengan pakaian yang bisa di katakan masih begitu sopan, tampak bergerak tak nyaman di depan meja bartender. Beberapa kali menggigiti kuku jarinya, matanya berpendar, mencari sosok teman yang tadi memaksanya datang dan berjanji tidak akan meninggalkannya seorang diri. Ia begitu gelisah. Takut. Kalut dan ingin secepatnya kembali. Ini adalah kali pertama ia memasuki tempat yang bernama night club itu. Ia bersumpah, di dalam sini tak mengenakkan sama sekali. Lalu kenapa teman-temannya selalu mengatakan untuk pergi kesini setiap mereka merasa lelah dan butuh pelampiasan?

Ia bahkan tak menemukan adanya ketenangan sedikitpun disini. Pun gadis itu memutuskan untuk pulang lebih dulu. Namun belum sampai ia bangkit, seorang pria muda mendekat ke arahnya dengan segelas minuman yang di sodorkan ke arahnya. Seolah meminta gadis itu untuk menerimanya. "What's your name?" gadis itu terlihat menolak dengan sopan. Ia mengulas senyum kikuk, lalu

"Kim Taeri. Maaf tapi aku tidak minum!" tolaknya sopan lalu berusaha pergi dari sana. Namun bukannya membiarkan Taeri pergi, pria itu justru menarik tangannya dan mencium punggung tangan Taeri. Kim Taeri, gadis itu tentu saja terkejut. Rasanya ia ingin menangis dan memanggil Ayah serta Abangnya detik ini juga. Rasa penyesalan mendadak menyerang dirinya. Merasa malu karena menangis dan memaksa untuk melanjutkan Study ke New York. Kota yang jelas begitu bebas dan dengan lugunya berjanji untuk menjaga dirinya sendiri.

Tapi kenyataannya? Baru saja di goda, ia sudah ingin menangis karena tangannya di genggam dan di cium orang asing. Menghempas cekalan pria itu, Taeri mencoba mendorong tubuh pria muda itu saat dengan kurang ajarnya pria itu justru merapatkan tubuhnya pada Taeri. Membuat gadis itu membulatkan kedua matanya saat dengan lancang, pria itu hampir mencium lehernya. Taeri mendorongnya, "Tolong jaga batasanmu!" teriaknya membuat beberapa orang di sekitar mereka menatap keduanya.

Club itu memang ramai, namun orang-orang di dekatnya tentu masih bisa mendengar perdebatan keduanya. Merasa tersinggung dengan penolakan Taeri, pria muda bernama Marcell itu menarik lengan Taeri. Berniat mengajak gadis itu ke lantai dua. Namun belum sempat Taeri bergeser dari tempatnya, suara baritone dari balik tubuhnya, di tambah dengan beberapa orang berpakaian serba hitam tampak mengikuti pria itu di belakangnya. Pria tampan dengan stelan Balenciaga, dengan satu kemeja yang tersampir di lengan kanannya. Tatapannya nyalang, mengintimidasi saat ia mendapati raut penolakan yang jelas kentara di wajah gadis itu, namun si pria tetap memaksanya untuk ikut.

"Sepertinya, dia sudah mengatakan jika dia tidak minum." mendadak semua aktifitas di club itu terhenti. Bahkan DJ pun memelankan volume musiknya. Membuat situasi semakin hening dan peringatan mutlak pria itu terdengar begitu lantang. Siapapun yang disana tentu mengenalnya. Siapa yang berani melawan Pebisnis muda itu? Di kawal oleh beberapa manusia berbadan tegap, bahkan ketika ia hanya ingin pergi ke club untuk bersenang-senang. Berdoa saja agar kau tak pernah mengusik kehidupannya atau hidupmu hanya akan tinggal nama.

 Berdoa saja agar kau tak pernah mengusik kehidupannya atau hidupmu hanya akan tinggal nama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE RULESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang