RULES PT.2 || Taehyung reject him

3.7K 358 46
                                    

Sudah 2 hari setelah kepulangan Taeri dari rumah sakit. Wanita muda itu masih setia terdiam, masih bersikap seolah ia baik-baik saja dan terus membiarkan Koo Jungkook bertingkah seolah bayi mereka berdua masih ada. Taeri tahu Jungkook melakukannya semata-mata demi kebaikannya. Hanya saja sampai kapan? Taeri bahkan menahan-nahan dirinya untuk tidak meledakkan tangisnya dan kembali kehilangan kontrol diri untuk tidak mengamuk dan memaki Koo Jungkook saat ini juga. Ingatannya terlempar pada kejadian dimana seorang wanita dengan suara mendayu itu menjawab panggilan dari ponsel Jungkook dan mengatakan bahwa pria itu sedang mandi. Mandi ya? Jadi, di tempat siapa prianya itu membiarkan tubuh telanjangnya di guyur oleh air dari pipa asing yang jelas bukan berasal dari rumah mereka berdua?

Taeri melirik ke arah Jungkook yang membawa segelas susu ke arahnya. Wanita muda itu masih setia menatap suaminya. Tidak tersenyum, tidak juga menunjukkan ekspresi yang berlebihan. Ia hanya menatapnya datar. Mengulurkan tangannya untuk menerima susu buatan Jungkook, lalu meminumnya hingga tandas. Cukup lama keduanya terdiam. Hening seolah tak ada kehidupan. Jungkook juga menyadari beberapa hari ini Istrinya juga lebih banyak diam. Jujur saja Jungkook merindukan Taerinya yang aktif dan menggemaskan seperti dulu. Kenapa setelah menikah, hubungan keduanya jadi semakin jauh dan canggung? Ia menatap Taeri dalam. Mengusap lembut surai pekat wanitanya itu sebelum akhirnya membubuhkan kecupan manis di kening Taeri.

Mengusap kedua sisi wajah Taeri dengan penuh kasih sayang. Jungkook manatap tepat pada kedua hazel wanitanya yang terlihat sendu. Menghela nafas dan kemudian menyeruakkan dehemannya pelan. "Apa ada yang mengganggu pikiranmu, sayang? Kau tidak terlihat sehat sejak keluar dari rumah sakit. Apa kita perlu kembali ke rumah sakit? Perlu ku panggilkan Dokter?" Tanyanya kelewat lembut. Pelan sekali Jungkook menanyakan rentetan kalimat itu, namun yang ia dapat hanya gelengan kecil Taeri disusul jemarinya yang di genggam lembut oleh wanita muda itu. Jungkook menurunkan arah pandangnya. Menatap jemarinya yang kini di genggam oleh Taeri. Jungkook tahu ada yang ingin di bicarakan oleh wanitanya itu.

"Kenapa tidak mengatakan padaku jika kita, kehilangan anak kita?" Jungkook ingin mendeskripsikan keterkejutannya seperti, tersambar petir di siang bolong. Terlalu hiperbola namun jelas yang ia rasakan saat ini justru lebih dari pada itu. Tubuhnya kaku, lidahnya juga mendadak kelu. Satu-satunya respon yang berhasil keluar dari bibirnya hanya, "Nee?" Dengan kedua mata membulat terkejut. Jelas ia kesulitan mengontrol ekspresi wajahnya sendiri. Jadi? Siapa perawat gila yang mengatakan hal itu pada Taerinya? Bukankah dia sudah berpesan untuk tidak mengatakannya? Seolah bisa menangkap arah kekhawatiran yang terpancar di raut wajah Jungkook, Taeri sebisa mungkin menahan tangisnya dan meraup sisi wajah prianya itu.

Tatapannya sendu. Matanya mulai berkaca-kaca saat ia memilih untuk mengulas senyum tipis dan mengusap lembut sisi wajah Jungkook. "Maafkan Taeri, Daddy. Maaf karena bocah ini masih saja merepotkanmu. Maaf membuatmu kehilangan anak kita. Maaf karena bocah ceroboh ini belum pantas untuk menyandang gelar sebagai Istrimu." Rasanya ribuan kumbang mendadak menyengat kepala Jungkook. Dengung yang membuat ia pusing dan kemudian merasakan sakit yang luar biasa di dada sebelah kirinya. Rasanya begitu sesak. Menyakitkan melihat bocah 20 tahun itu menangis sembari menyalahkan dirinya sendiri. Dan yang lebih membuat Jungkook merasa gagal menjalankan perannya sebagai seorang Suami adalah, Taeri yang menangis di tengah senyuman sendunya menatap Jungkook.

"Sayang, please stop!" Jungkook merengkuh badan mungil itu kedalam dekapannya. Air matanya pun turun selaras dengan rasa sakitnya yang kian menggebu. Seolah seseorang tengah mencoba menghentikan kinerja jantungnya secara paksa. Sakit sekali. Ia tak berhenti mengusap-usap surai pekat Taeri dan menciumi kening wanitanya itu. Apakah Taerinya kembali? Taeri yang selalu membiasakan diri menyebut namanya saat berbicara dengan Jungkook? Karena jujur, Jungkook sangat merindukan itu.

"Maafkan Taeri,"

"Hey ssstt, sssttt ini bukan salah Taeri, mengerti? Tidak ada yang salah disini. Tuhan hanya tidak memberikan jalan yang sesuai dengan kehendak kita Sayang, percayalah ini yang terbaik untuk calon anak kita." Taeri terdiam. Sedikitpun tak bisa menjawab sanggahan Jungkook kecuali terus menangis dan mengisak di dekapan pria tampan itu. Cukup lama ia menangis hingga dengkuran nafas teratur itu membuat Jungkook yakin bahwa Taerinya kembali tertidur. Kebiasaan Taeri sejak dulu yang ia yakin tak akan pernah bisa di hilangkan. Tertidur setelah lelah menangis. Jungkook memapah Taeri ke kamar dan dengan gerakan pelan membaringkan tubuh wanitanya itu ke atas ranjang. Menaikkan selimut hingga sebatas dada lalu menggenggam jemari Taeri erat. Mencium punggung tangan Taeri dan kemudian mengecup bibir mungil itu sekilas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE RULESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang