15| Everything can't be okay

3.7K 608 183
                                    

Perasaan, bukan di drama aja :") di THE RULES, Second Lead cewek dikutuk malah😭 Kerak neraka gue doang yang begini gusti😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perasaan, bukan di drama aja :") di THE RULES, Second Lead cewek dikutuk malah😭 Kerak neraka gue doang yang begini gusti😭


Maap ye, agak maleman apdetnya. Td mau apdet tiba-tiba wifi eror. Jangan hujat aku, mari hujat Koo Jungkook saja🌚 di Chapter ini, silahkan menentukan kembali, kalian ingin naik kapal siapa🤣

Happy reading!! Don't be jahannam siders yaa 😚💜







Di dalam sebuah ruangan mewah dengan meja bertuliskan Presdir Koo itu, seorang wanita tampak duduk tenang di salah satu sofa, sembari melipat kakinya. Manik hazelnya berpendar. Menatap ke seluruh isi ruangan yang ia pikir tak pernah berubah sama sekali. Masih ada fotonya dengan Jungkook di atas meja kerja pria itu dan, di dinding sebelah kanan. Di samping rak buku milik Koo Jungkook. Seulbi tersenyum kecut. Sebenarnya ia bisa saja terus berakting dan mengatakan ia hamil agar bisa memiliki Jungkook seutuhnya. Menyelamatkan hubungan keduanya dan tetap menjadikan Jungkook sebagai calon Suaminya. Sayangnya, Seulbi tidak sebodoh itu. Ia sudah cukup sakit dengan perlakuan Jungkook padanya. Maka dari itu, wanita cantik itu memutuskan untuk mendatangi Jungkook.

Tidak ke kediaman pria itu karena jelas, ia tak bisa bertemu apalagi beradu pandang dengan Taeri. Sungguh, ia membenci gadis itu tapi tak bisa sepenuhnya menyalahkannya. Seulbi melirik kertas berlogo rumah sakit yang ada di genggamannya. Helaan nafasnya terdengar berat, seiring dengan derit pintu yang terdengar dibuka dari luar. Itu Koo Jungkook. Pria itu berdiri di depan pintu, dengan siluet tegap dan raut wajah yang menunjukkan betapa canggungnya dirinya saat bersitatap dengan Seulbi. Jungkook melangkah masuk. Masih dengan tatapan datarnya menatap ke arah Seulbi.

"Kau datang?" Entah, bahkan untuk sekedar menangis pun, Seulbi sudah tak memiliki tenaga untuk melakukannya. Dulu pria itu akan memekik kegirangan, berlari memeluknya lalu menciumnya lembut. Tapi sekarang? Kau datang? Pertanyaan macam apa itu? Seulbi hanya menjawabnya dengan anggukkan pelan. Ia bangkit, lalu menyodorkan kertas berlogo rumah sakit itu kepada Jungkook. Ia bisa melihat raut wajah kebingungan yang Jungkook tujukan padanya. Namun pria itu tetap meraih kertas di tangan Seulbi dan membaca isinya. Terkejut. Merasa di permainkan. Marah. Namun setitik kelegaan jelas terpancar di mata Jungkook.

"Aku tidak hamil. Hasil tes pertama tertukar dengan milik orang lain."

"Kau mempermainkanku?" Tanyanya seduktif. Seulbi melipat kedua tangannya di depan dada. Dagunya terangkat, menatap Jungkook angkuh.

"Jika aku mempermainkanmu, aku bisa saja bersandiwara bahwa aku hamil agar bisa terus menjeratmu bersamaku. Kau lupa? Aku seorang Aktris. Jangan meragukan bakat aktingku. Jungkook-ssi!" Jungkook terdiam telak. Benar kata Seulbi. Entah mengapa, rasanya ia seperti menyesal memperlakukan Seulbi dengan begitu buruk? Jantungnya bertalu kencang. Sesak sekali melihat Seulbi bersikap seolah dia wanita yang paling kuat. Padahal Jungkook jelas tahu, Seulbi mati-matian menahan diri untuk tidak menampar dan mengamuk padanya.

THE RULESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang