dua

289 53 0
                                    

"Kak Jasmine, dicariin Kak Yunho."

Gue yang lagi nemenin Jeno ngedit banner buat acara UKM Radio bulan depan langsung menoleh ke arah suara. Lalu gak lama, orang yang disebut sama Chaewon—yang barusan manggil gue—itu nonggol.

"Tuh Kak Yunho. Bener kan, Kak Jasmine ada di sekre."

"Hehehe, makasih ya Chaewon."

"Iya sama-sama, Kak Yunho. Ohiya, Kak Yunho dapet salam dari temenku. Waktu itu ngeliat Kak Yunho main basket sama temennya terus minta salamin deh."

"Iya salam balik ya buat temennya."

Abis itu Chaewon pamit pulang. Yunho masuk ke dalam sekre, duduk disebelah gue. Dia juga ngintip laptop Jeno sebelum nyenderin kepalanya ke bahu gue.

"Ngapain lo nyariin gue?" Gue mengangkat sedikit bahu gue.

"Kelas gue cancel. Main yuk."

"Balik lah sono ke kostan. Gue mau pergi sama Kak Kino nanti siang."

Yunho menegakkan tubuhnya. "Sejak kapan lo deket lagi sama Bang Kino?"

"Ah kepo lo." Gue mendorong Yunho menjauh. "Sono jangan deket-deket. Gue masih nemenin Jeno bikin banner."

Yunho mendengus lalu ngeluarin hapenya. Gue kembali fokus sama ke banner yang lagi di buat sama Jeno. 20 menit kemudian, Jeno menyudahi ngedit banner. Dia ada kelas 10 menit lagi.

"Kak Yunho tidur tuh, Kak." Jeno mengedikkan dagunya ke arah Yunho yang tidur meringkuk memeluk tasnya dan tas gue.

"Lah pantesan aja gak ada suaranya."

"Kak, gue tinggal gapapa kan?"

"Iya gapapa, Jen. Ke kelas aja sana."

Abis itu Jeno cabut ke kelas. Gue bangunin Yunho karena di sekre cuma ada gue sama dia dan gue bentar lagi mau pergi sama Kak Kino.

"Yuno." Gue mengguncangkan badan Yunho. "Heh bangun!"

Yunho meregangkan badannya sebelum bangun sepenuhnya. Gue memukul pelan perutnya. "Bangun cepet. Gue mau cabut nih."

Yunho mengikuti gue keluar dari sekre. Dia masih diem aja kayaknya nyawanya belom ngumpul semua. Gue mengunci pintu sekre dan Yunho pake sepatu. Yunho mengulurkan tangannya, minta buat bangunin dia dari duduk. Gue berdecak tapi tetep narik dia berdiri. Karena gue lebih kecil dari dia, jadi oleng pas dia narik gue buat berdiri.

"YANG BENER KALO GUE JATOH GIMANA?!"

Yunho terkekeh. "Makanya jangan kecil-kecil jadi orang."

"Lo tuh yang kegedean."

"Lo beneran mau pergi sama Bang Kino?"

"Iya Jeong Yunhooooo." Jawab gue dengan gemas.

"Temenin gue makan dulu sih."

"Biasanya kalo Jumat lo basket sama Mingi. Ngapain sih nyariin gue?"

"Bosen sama Mingi mulu."

Gue berdecih. "Yaudah ayo. Tapi gak makan ya gue."

"Emang gue nyuruh lo makan? Kan nyuruh nemenin doang."

Gue memukul lengan Yunho. Yunho ketawa karena berhasil ngegodain gue untuk kesekian kalinya. Kita melangkahkan kaki menuju foodcourt.

Sebenernya gue agak males kalo jalan sama Yunho soalnya gue keliatan kecil banget disebelah dia. Belom aja ini kalo ada si Mingi. Makin keliatan kecil gue diantara dua anak itu. Selain itu, kalo jalan sama Yunho pasti ada aja yang nyapa si Yunho. Wajar sih, soalnya siapa sih yang gak kenal Jeong Yunho? Si ketua UKM basket dan anak dance yang sering tampil sana sini. Udah gitu Yunho anaknya welcome dan gentle banget sama orang-orang. Tadi aja temennya Chaewon yang gak tau siapa itu aja nitip salam, dia salamin balik. Gue gak jealous karena Yunho baik ke semua orang tapi ini lagi nyeritain kenapa oknum disebelah gue ini bisa populer.

Foodcourt tuh gak pernah sepi apalagi hari Jumat gini. Banyak orang yang ngumpul disini buat makan atau sekedar nongkrong. Fortunately, gue sama Yunho dapet meja walaupun di tengah pas rame gini. Yunho melipir ke salah satu warung buat pesen makan. Gue sendiri karena gak niat buat makan apa-apa jadinya nitip minum sama Yunho dan nempatin meja yang udah kita tag secara tidak langsung tadi pas masuk foodcourt.

Gak lama Yunho balik dan duduk didepan gue. "Chat siapa sih?" Tanya Yunho saat melihat gue sibuk dengan hape gue.

Tanpa melepaskan pandangan dari hape, gue menjawab. "Kak Kino."

"Eh gue tadi nanya tapi belom lo jawab. Lo deket lagi sama Bang Kino?"

"Dia yang ngedeketin gue lagi. Yakali gue mau nyuekin orang ganteng?"

Yunho meraup muka gue. "Najis banget lo!"

"Yuno, ih!" Pekik gue. "Nanti bedak gue ke geser! Gue males touch up tau!"

"Tumben amat make up. Biasa kalo ngampus gak mandi juga."

"Asal banget lo kalo ngomong."

Makanan yang dipesen Yunho gak lama dateng. Tapi yang dateng gak cuma punya dia. "Lo mesen dua?"

Yunho mengangguk. Dia menyodorkan mangkok berisi soto ke depan gue. "Satunya buat lo."

"Kan gue gak mau makan kenapa dipesenin makan sih?!"

"Yaelah soto doang gak pake nasi. Udah makan aja gak usah bawel."

Gue misuh-misuh tapi tetep makan soto yang dipesenin Yunho. Kebiasaan anak ini. Orang gak mau makan malah dipesenin. Kan kalo gak dimakan mubazir.

Gue sama Yunho makan sambil ngobrol kayak biasa orang-orang kalo lagi ngumpul atau makan bareng temennya aja. Tepat saat gue menghabiskan soto gue, ada yang manggil Yunho dan suaranya bikin satu foodcourt nengok.

"JEONG YUNHOOOOO."

Terus dari suaranya udah bisa gue tebak kalo itu Wooyoung.

"Anjir temen lo malu-maluin banget." Bisik gue.

"Di pikir gue gak malu kali." Balas Yunho.

Wooyoung dateng gak sendirian. Dia sama San dan Yeosang menghampiri gue sama Yunho.

"Wedeee ada Jasmine. Kirain Yunho sendirian taunya sama lo. Gak keliatan sih." Ujar  Wooyoung pas ngeliat gue. Ya emang sih, posisi gue duduk gue ketutupan sama Yunho tapi gue gak sekecil itu. Emang dasarnya aja orang-orang ini suka ngeledekin gue.

"Kecil sih mangkanya gak keliatan." Sahut Yunho.

"Gue gak sekecil itu!" Ada telpon masuk di hape gue. Pas gue liat id callernya, itu dari Kak Kino. "Gue cabut dulu. Nih bawa deh temen lo biar gak ngintil gue mulu."

"Mau kemana sih lo? Baru juga kita nyampe." Tanya San.

"Jalan dong. Emang kayak lo-lo pada yang gak pernah Malem Sabtuan sampe lumutan."

Semuanya berdecak kesal. "Cabut deh lo sana." Usir Wooyoung.

"Ini mau cabut. Dadah semuanya!"

Keempat cowok itu melambaikan tangannya saat gue berjalan keluar dari foodcourt.


———

teman ; jeong yunhoWhere stories live. Discover now