satu

365 57 1
                                    

Gue buru-buru turun dari motor abang ojek online yang nganterin gue ke kostan Yunho. Di teras, ada Jongho yang lagi ngasih ikan.

"Jongho, Kak Yunhonya ada dimana?"

"Eh Kak Jasmine. Didalem kamarnya tuh. Disuruh makan gak mau padahal badannya dari semalem udah anget."

"Aku bawa sarapan nih. Kamu udah makan belom?"

"Kak Jasmine baik banget pagi-pagi udah bawain sarapan tapi barusan baru makan bubur." Jongho menghampiri gue. Ia mengambil alih makanan yang gue bawa. "Tapi aku masih bisa makan kok. Sini, Kak, aku yang siapin makanannya. Kakak ngituin Kak Yunho aja."

"Okey."

Gue langsung melipir masuk dan menuju kamar Yunho. Tadi pagi kira-kira jam 6an, gue di telpon sama San. Katanya Yunho sakit dan disuruh makan sama minum obat gak mau kalo bukan gue yang ngituin. Jadinya gue yang baru bangun tidur langsung mandi dan segera ke kostan Yunho. Yunho ini jarang sakit tapi sekalinya sakit tuh manja banget. Gue yang udah temenan sama dia dari SMP ini, udah paham gimana cara nanganin Yunho kalo sakit.

Pas mau masuk kamar Yunho, gue mendengar suara San yang masih berusaha buat nyuruh Yunho minum obat.

"Minum obat dulu biar mendingan."

"Gak mau. Kepala gue pusing banget."

"Ya minum obat biar gak pusing."

Yunho malah makin meringkuk dan membelakangi San. Begitu gue masuk, San keliatan lega.

"Jasmine akhirnya dateng juga lo. Nih tolong urusin bayi gede satu ini."

"Iya, San. Lo udah sarapan belom? Gue bawa sarapan. Kayaknya dibawa ke dapur deh sama Jongho."

Mata San berbinar pas gue nyebut sarapan. "Kebetulan gue belom sarapan gara-gara ini anak merengek mulu tapi disuruh minum obat gak mau. Yaudah gue sarapan dulu ya."

Gue mengangguk dan San langsung menghilang menuju dapur. Melihat kamar Yunho yang berantakan bikin gue ngehela nafas dan tergerak buat ngeberesinnya. Tapi baru mau mulai ngeberesin baju-baju yang tercecer di lantai, Yunho bangun.

"Pusing..." Rengek Yunho ke gue.

"Minum obat yuk. Kata Jongho dari semalem anget badan lo."

"Mulut gue gak enak, Mine..."

Yunho mengubah posisinya menjadi duduk. Tangannya udah menjulur kedepan yang artinya dia minta dipeluk. Gue langsung duduk didepan dia dan dia langsung menarik dan memeluk gue. Gue bisa ngerasain suhu tubuh Yunho yang panas. Yunho nyenderin kepalanya di pundak gue dan mengusap punggungnya. Kan gue bilang apa. Yunho kalo sakit tuh manja banget.

"Makan ya. Lo panas banget tau gak."

Yunho kekeuh gak mau makan. Dan baru mau makan setelah gue ancem pulang. Sambil nungguin Yunho cuci muka dan sikat gigi, gue beresin kamar dia.

Jendela dan pintu kamar Yunho gue buka lebar-lebar biar udara sama cahaya matahari masuk. Yunho keluar gak lama kemudian. Mukanya lebih segar walaupun masih pucet. Gue menggiring Yunho ke dapur buat makan.

Meja makan udah rame sama San, Jongho, Wooyoung, dan Mingi yang lagi makan sarapan yang gue bawa. Wooyoung yang ngeliat Yunho sama gue langsung nyuruh kita berdua duduk.

"Weh akhirnya mau makan juga lo. Nih makan nih." Ujar Wooyoung sambil menarik kursi disebelahnya. Yunho pun duduk disana.

Gue nyamperin Mingi. Mingi ini temen gue sama Yunho dari SMP juga. Selain gue, Mingi ini yang bisa nanganin Yunho. Cuma Yunho emang lebih nurut sama gue sih ketimbang sama Mingi.

"Igi, nanti anterin ke dokter ya."

Yunho yang mendengarnya langsung menolak. "Gak mau."

San, Wooyoung dan Jongho langsung berdecak kesal. "Lo sakit nyusahin ya! Jangan sakit kalo gak mau ini itu!" Sungut Wooyoung.

"Tau nih, Kak Yunho. Disuruh makan gak mau, dipakein fever plast gak mau."

"Eh Jongho ada fever plast?" Tanya gue.

"Ada tuh, Kak, di kotak obat. Waktu itu beliin buat Mas Seonghwa."

Mingi menatap gue dan gue juga menatap Mingi. Dan selanjutnya yang kita lakukan adalah Mingi yang mendekati Yunho dan gue ngambil fever plast dari kotak obat. Yunho gak sadar sama gerak-gerik kita sampe gue mendekati dia dengan fever plast di tangan.

Dia melotot saat melihat gue membawa fever plast. Dia juga mau kabur tapu untungnya Mingi buru-buru menahan dia.

"Demi Tuhan, jangan fever plast!" Pekik Yunho.

"Biar cepet sembuh. Mangkanya jangan ujan-ujanan kalo tau alergi air hujan." Sahut Mingi.

Gue langsung menempelkan fever plast itu ke dahi Yunho. Yunho paling anti kalo disuruh pake fever plast tapi anehnya, dia bisa langsung mendingan setelah pake itu. Emang beneran bayi gede.

"Nah kan gini enak. Badan lo enakan, gue bisa pulang." Ujar gue sambil mengusak rambut Yunho.

Yunho menekuk wajahnya karena San, Wooyoung dan Mingi ngeledekkin betapa imutnya Yunho dengan fever plast di dahinya itu. Gue terkekeh ngeliatnya.



———

teman ; jeong yunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang