MINGGU // SUNDAY

1.6K 173 15
                                    

[Omegaverse!AU]

















Orang-orang bilang, menjadi seorang Alpha itu adalah privilege.

Ohm tidak beranggapan begitu.

Privilege apanya? Di saat ia tidak dapat menikmati hidupnya sendiri. Ke mana pun ia pergi, pasti selalu ada yang mengincarnya. Entah itu memintanya menjadi leader pack, atau mencari ribut dengannya, atau bahkan ia pernah difitnah untuk hal yang sesungguhnya bukan perbuatannya. Hanya karena ia seorang Alpha.

Belum lagi perihal mate. Ah, kepala Ohm rasanya pecah kalau memikirkan soal itu. Sebab matenya sendiri adalah seseorang yang sangat amat ia hindari.

"Udah gue bilang, berhenti ngikutin gue!"

See? Ini lah mengapa ia membenci takdirnya sendiri.

Sosok di hadapan Ohm ini, Nanon Korapat Vihokratana, adalah orang kedua paling menyebalkan yang pernah Ohm temui dalam hidupnya. Nomor satu tentu saja adik sepupunya tersayang, Marc Pahun.

Sayangnya, pemuda itu juga merupakan mate-nya sendiri.

Bagaimana Ohm bisa tahu? Oho, kalau saja saat itu Nanon tidak kebetulan sedang heat dan Ohm terpaksa menandainya, mereka pasti bukan sepasang mate yang terikat sekarang.

Kalian bingung? Jangan khawatir, Ohm juga sama. Bahkan hingga sekarang ia masih bingung mengapa saat itu dirinya setuju untuk membantu Nanon.

"Kenapa sih, lo kepedean banget?" balas Ohm sebal, "Gue di sini karena kalah main TOD sama temen-temen gue, bukan ngikutin lo."

Lelaki itu mengerutkan dahi, lalu mendengus, tidak membalas.

Keduanya diam setelah itu. Menunggu pesanan makanan masing-masing.

"Ini mas, nasi goreng pake tambahan sayurnya dua, trus ini gado-gadonya. Saus kacangnya pisah, kan?"

Ohm mengangguk saat pesanannya disebutkan. Diserahkannya beberapa lembar uang kepada si penjual.

"Makasih ya Bu."

"Bu, kok dia duluan sih? Perasaan tadi saya dateng ke sini sebelum dia deh?" protes Nanon.

Hadeh, memang lelaki ini hobi sekali ya mengajak ribut.

"Maaf dek, tadi pesenan mas yang ini banyak jadi saya bikinin dia dulu. Adek kan cuma sendiri. Ini saya lagi bikin pesenan punya adek, bentar lagi jadi kok," jawab ibu penjual tersebut.

Puas rasanya melihat Nanon bersungut-sungut.

Ohm terkekeh, "Makanya punya temen," bisiknya di telinga Nanon.

Nanon melotot.

"Liat aja ya, Alpha jamet. Gue bikin susah lo di kantor nanti!" ancamnya.

Ohm hanya mengangkat bahu. Tak mau ambil pusing.

Lagipula apa bedanya? Lelaki itu memang setiap hari sudah menyusahkan dirinya. Paling-paling hari ini hanya bertambah satu tingkatan.

Mentang-mentang Ohm adalah sekretarisnya, Nanon jadi semena-mena.


◆◇◆◇◆◇◆◇


Iya, Ohm adalah sekretaris Nanon.

Iya, Ohm adalah Alpha dan Nanon adalah seorang Omega.

Tapi Ohm menolak bersikap sopan di luar waktu mereka bekerja. Meski keduanya adalah atasan dan bawahan, sebenarnya mereka itu teman sebaya. Jadi Ohm pikir tidak perlu harus selalu bersikap formal. Ia masih profesional saat bekerja, sih. Hanya saja mungkin akan membuat Nanon nyaris meledak. Tapi apa Ohm peduli? Tidak. Sebab sejauh ini hanya Ohm satu-satunya sosok yang dapat bertahan lama sebagai sekretaris Nanon.

Writing Stars [Complete]Where stories live. Discover now