8- 🍂 Pengorbanan Cinta 🍂

62 4 0
                                    

وَمَآ أَصَٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٖ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِيكُمۡ وَيَعۡفُواْ عَن كَثِيرٖ

Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu). (QS. Asy-Syura, Ayat 30).

Musibah yang menimpaku tidak lain sebagai ujian kesabaran diriku terhadap ketentuan-Mu.”

🍃🍃🍃

Wulan menatap sendu Rafly yang masih terbaring lemah di brankar rumah sakit, belum ada tanda-tanda jika cowok ini membuka matanya.

"Assalamualaikum, kak Rafly."

"Kak Rafly, kenapa harus lakuin ini? Aku tau ini ulah kak Rafly! Tapi kenapa harus dengan cara ini." lirihnya mengusap tangan Rafly lembut.

"Kak, buka matanya. Aku udah di sini.. di samping kakak." Wulan menatap wajah pucat milik Rafly.

Tidak lama, rasa kantuk menyerang Wulan. Dokter Ahmad yang ingin masuk untuk memeriksa Rafly terdiam sejenak di pintu.

"Maaf Lan, harusnya kakak gak ikutin mau Rafly." sesalnya melihat Wulan tertidur dengan posisi duduk menggenggam tangan Rafly.

"Cinta kalian memang murni dan suci. Tapi, untuk mempertahankan itu semua kalian belum cukup sanggup melawan semua yang menentang hubungan kalian." gumamnya lirih.

Setelah memeriksa Rafly tanpa menggangu Wulan, dokter Ahmad kembali keruang kerjanya untuk pulang dan beristirahat.

Rafly menggerakkan jari-jari tangannya dan perlahan membuka kedua kelopak matanya. Kepalanya masih sedikit pusing akibat benturan saat dia terjatuh dari tangga.

"Wulan," lirinya tersenyum mendapati Wulan berada di sampingnya saat ini. Tangannya bergerak untuk mengelus kepala Wulan yang tengah tertidur.

"Maaf, karena aku kamu jadi harus jagain aku dalam kondisi tubuh kamu yang lemah." sesal Rafly melihat wajah lelah dan cemas yang terpancar jelas dari wajah Wulan.

Rafly membiarkan Wulan tertidur dalam posisi duduk seperti itu, cowok ini kembali memejamkan matanya agar besok tubuhnya kembali lebih segar dan membaik.

****
Azan subuh berkumandang, gadis cantik ini menggeliatkan tubuhnya yang terasa pegal karena tidur dalam posisi yang salah. Setelah merenggangkan tubuhnya dan kesadarannya sudah terkumpul. Wulan pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Setelah menunaikan ibadah shalat, Wulan meraih Al Qur'an yang ia sempat bawa ke mana pun gadis ini pergi. Suara merdunya mengalun indah melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an.

Rafly yang merasa ada yang mengaji dengan lembut dan indah, perlahan matanya terbuka dan hatinya tersentuh akan bacaan ayat suci Al-Qur'an yang di lantunkan oleh gadis pujaannya.

"Subhanallah, sungguh indah ayat-Mu di lantunkan oleh orang yang tepat dan membuat hati orang bergetar." batinya lirih. Mata Rafly berkaca-kaca mendengar setiap bait ayat yang di lantunkan oleh Wulan.

Saat Wulan sudah menyelesaikan bacaannya, Rafly segera memejamkan kembali matanya dan berpura-pura belum sadar dari semalam.

Wulan yang lugu, percaya jika Rafly masih setia dengan tidur panjangnya dan belum menampakan tanda-tanda untuk membuka matanya kembali.

"Kak Rafly, kapan kakak membuka matanya dan kembali tersenyum."

Rafly melupakan urusan pekerjaan dan hal lainnya. Yang ingin cowok ini tuju hanya satu, membuat Wulan tetap tinggal di sini dan cowok ini berharap jika gadis ini akan menjadi miliknya. Katakan saja jika cowok ini egois dalam hal perasaannya sendiri.

Pengorbanan CintaWhere stories live. Discover now