"Tentu saja tidak. Aku hanya menemani nya berkeliling Hogwarts. Dia memintaku semalam"

"Cih. Modus! Kenapa kau yang diminta? Kenapa tidak murid lain? Bahkan padahal kan kemarin pun mereka sempat di ajak berkeliling sebentar"

"Ya.. mungkin dia belum puas"

"Iya! Belum puas menggodamu"

"Dray! Apa sih?"

"Apa?! Kau— kau tadi memasang wajah senang saat dia mencium tanganmu. Bahkan kau datang ke aula dengan menggandeng tangannya"

"Ya memang kenapa?"

"Aku. Tidak. Suka! Kau tau apa itu cemburu bukan?!" bentaknya. Aku memilih dimarahi oleh Abah Snape dari pada dia. Bagus lah, sekarang kesannya aku cengeng. Aku menangis hanya karena teriakkannya.

"Siapa yang mengizinkanmu menangis? Hah? Jangan cengeng!" ucapnya menyilangkan tangannya di dadanya.

Aku mengabaikannya sampai dia menarik ku ke dalam pelukkanya. Saat aku berhenti menangis, dia langsung pergi begitu saja.

Aku mengikutinya sampai ke Black Lake. Di sana dia hanya menendang dan melempar batu, juga berteriak tidak jelas. Cukup banyak batu yang dilemparkannya. Sampai bisa saja batu disana habis.

Aku mendekat ke arahnya dan melingkarkan tanganku di badan kekarnya. Dia menjatuhkan batu yang dia pegang. Aku memindahkan badanku menjadi di depannya dan memeluknya dari depan.

Dia sedikit menunduk menatapku. "Apa?"

"Kau marah ya?" tanyaku.

"Sudah jelas bukan?" jawabnya sambil menatap danau.

"Aku disini, bukan di danau" ucapku memegang pipinya untuk menatapku.

Aku agak berjinjit dan meletakkan tanganku di bahunya. Mulai mengecup seluruh wajahnya, tidak— aku tidak sampai bibir. Wajahnya memerah.

"Masih marah?" tanyaku.

Dia terlihat seperti menahan senyum.

"Jika mau senyum jangan ditahan" ucapku terkekeh.

"Argh.. baiklah baiklah! Aku tidak sanggup marah terlalu lama padamu" ucapnya.

Aku menyodorkan tanganku kepadanya. "Hah? Apa?"

"Ish! Biasanya kau selalu menghilangkan bekas"

"Ah, baiklah" ucapnya mengecup punggung tanganku berkali-kali.

"Hei.. sudah haha! Ayo kembali ke aula, perutku demo minta diisi" ucapku mengelus perut.

"Perutmu demo karena lapar? Apa kau tau? Suatu saat perutmu akan demo karena ada calon anakku di dalamnya" ucapnya kemudian pergi.

Aku mematung 3 detik, kemudian ikut pergi "SPUNGEN MESUM!"

Aku menggandeng tanganya saat berjalan.

"Kau kenapa jadi sering menggandengku seperti Pansy?"

"Oh! Aku disamakan dengan Panci sialan itu? Baiklah baiklah"

My Choice [Draco x You x Cedric]Where stories live. Discover now