Chapter 15. | something happens.

Zacznij od początku
                                    

Rasanya bahagia sekali pagi ini, moodnya benar benar bagus ditambah lagi entah ada setan apa luna mau sarapan bersamanya.

Bahkan wanita itu membuatkan bekal makan siang untuk zea disekolah.

Luna mengecek ponselnya saat layarnya menyala pertanda ada pesan masuk, bibir tipis yang dilapisi lipstick merah menyala tersenyum membaca pesan yang masuk.

"mama berangkat dulu, jangan lupa bekal kamu dibawa" katanya sambil mengemasi barang barang yang akan dibawanya kekantor. Make up kit, proposal dan juga susu protein kesukaannya.


"iya ma, makasih ya udah mau buatin zea sarapan" zea menampilkan gummy smile nya untuk luna.


Luna mengangguk lalu mengusak puncak kepala anak itu "iya, kamu hati hati berangkatnya"


"iya ma, mama juga"




Sambil mencoba memasukkan ponselnya kedalam tas luna melangkah keluar rumah, entah kenapa wanita itu hari ini terlihat sangat buru buru dan repot.





Trak





Zea menoleh saat ada bunyi benda jatuh terdengar. Tapi matanya tidak menemukan apapun. Zea menggedikkan bahunya lalu menghabiskan buahnya sambil menunggu seseorang menjemputnya.



TIN..TIN..



tepat suapan terakhir dari depan rumah terdengar klakson motor. Tanpa sadar bibirnya menyunggingkan senyum tipis.

"ah pasti itu jeno!" serunya senang dan penuh semangat.



Sejak pertama kali bertemu dengan jeno kemarin zea merasa ingin terus menerus menatap wajah tampan adik kelasnya itu. Ditambah wangi cologne maskulin yang lelaki itu pakai sangat membuat zea ingin berlama lama bersama nya.


Ada sesuatu yang bergejolak meminta agar terus bisa menatap dan berasa disamping jeno. Untung saja lelaki itu menuruti keinginan zea.


Kalau tidak?

Mungkin zea akan menekuk wajahnya sepanjang hari



Buru buru zea bangkit dan meletakkan piring kotor bekas sarapannya lalu bergegas memakai tas sekolahnya. Bahkan zea sampai berani meninggalkan piring kotor karna tidak mau membuat orang itu menunggu.



Sambil membenarkan tali tasnya zea melangkah kedepan ditangan kirinya terselip kunci rumah dan kunci pagar.



"eh" zea berhenti melangkah saat sepatunya menginjak sesuatu.




Sejenak diperhatikannya benda itu, lalu dengan acuhnya zea menggedikkan bahu lalu kembali melanjutkan langkahnya keluar dan benda itu dimasukkan kedalam saku rok sekolahnya.




Alis tebal doyoung menyatu melihat tetangga depan rumahnya naik keatas motor laki laki asing. Tapi mereka berdua memakai seragam yang sama. Kerutan dikening doyoung semakin dalam melihat dengan santainya zea melingkarkan tangannya dipinggang atletis lelaki asing itu.




"zea berangkat sama siapa?" gumamnya.




Pagi pertama tanpa pesan manis dari si kekasih manis. Jaehyun nampak malas menjalani hidupnya hari ini, semalaman jaehyun tidak bisa tidur. Perutnya pun tak bisa menerima makanan.


Jaehyun merasa kalau sebagian dari hidupnya menghilang. Ibarat sehabis makan tapi lupa minum, itulah yang jaehyun rasakan saat ini.



Hatinya terasa sangat perih. Pikirannya selalu melayang memikirkan zea, matanya jadi tidak berfungsi dengan baik. Otaknya jadi lambat mencerna sesuatu. Lidahnya terasa sulit bergerak saat laki laki itu hendak berbicara.



Rose menyenggol lengan mingyu lalu berbisik. Mereka berdua membicarakan jaehyun yang hanya bengong sejak datang kekantor. Mingyu memberi isyarat untuk mendekati jaehyun.



Dengan perasaan sedikit lancang rose dan mingyu duduk dihadapan jaehyun "heh jaehyun, lo kenapa sih?" tanya mingyu.



Dengan gerakan lamban jaehyun mengangkat kepalanya yang dari tadi miring kekiri. Matanya mengerjab beberapa kali untuk memperjelas siapa yang duduk dihadapannya sekarang.



Wajahnya pucat dan lesu "lo sakit?" tanya rose prihatin.


Ini pertama kalinya jaehyun sekacau ini.



Jaehyun menghela nafasnya berat. Rose merasa jaehyun sulit sekali menarik nafas, seperti orang yang akan mati sebentar lagi. Gadis mungil itu meringis sendiri melihatnya.



"lo kayak orang mau mati tau ga" cibir rose mencoba membangkitkan semangat teman sekantornya ini. Namun jaehyun malah kembali menghela nafas.




"heh ga baik menghela nafas terus" tegur mingyu menepuk bahunya.



"emang gue akan mati kalau zea ga kembali ke kehidupan gue" gumamnya terdengar lirih.




Rose dan mingyu saling lempar pandangan bingung, dari bawah meja kaki rose menyenggol kaki mingyu. Mingyu kembali menatapnya lalu mereka saling lempar signal. Entah apa hanya mereka yang tau.



Jaehyun berdecak malas "udahlah sana pergi, jangan ganggu gue" usirnya.



"y-yaudah kita pergi" rose langsung berdiri dan menarik mingyu menjauh dari tempat jaehyun berada.



Sekilas rose menoleh kebelakang memastikan kalau keadaan aman, kaki kecilnya berjinjit agar mampu menggapai telinga mingyu "shh itu dia udah ketauan zea sama tante tante itu?" bisiknya


"ya mana gue tau"


"ish lo cari tau dong ming" rose mendelik jengkel.






































Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
Positions 정재현Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz