11

6.8K 1.1K 479
                                    

Tidak terasa, hari lomba dalam rangka untuk menyambut HUT sekolah dimulai. Seperti biasanya, lomba terbagi menjadi dua, yaitu lomba eksternal dan internal. Lomba eksternal itu untuk bertanding dengan SMA lain, kalau lomba internal khusus untuk siswa-siswi SMA Cendekia.

Hari pertama ini dibuka dengan lomba eksternal basket. Semua siswa-siswi sangat antusisas untuk yang satu ini, karena kumpulan cowok-cowok kece SMA Cendekia berkumpul di ekskul ini.

"Won ayo, Won! Ih, ayo! Ntar kebagian tribunnya bagian belakang lagi! Nggak eksklusif!"

Sunoo menarik-narik baju Jungwon dengan heboh, sedangkan yang ditarik malah mengeraskan volume earphone-nya dan menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan.

"Ih, Jungwon!" Sunoo nampak kesal sekali karena Jungwon tidak mau bergerak, padahal hampir selurus siswa di kelasnya sudah pergi meninggalkan kelas, kecuali mereka yang kebagaian mengurusi dekor kelas untuk lomba antar kelas.

"Sama Ni-ki aja, Noo." jawab Jungwon lesu.

"Ni-ki gatau kemana ih, Won! Dari tadi ga keliatan."

"Yaudah sendiri aja, Noo."

Sunoo melepaskan cengkaramannya di baju Jungwon dengan kasar. "Ih! Dasar ga setia kawan!"

"Apa? Kenapa ribut-ribut?" Ni-ki yang baru kembali entah darimana itu nimbrung diantara mereka berdua.

"Nih, Mel. Pesenan lo, itu kembalian sama struk belanjanya ada di situ. Udah ya, gue udah lunas utang piketnya loh!" Ni-ki melemparkan sekresek penuh kertas dan pernak pernik untuk mendekor kelas pada Amel, si seksi piket kelas.

"Makannya lain kali jangan bolos piket!"

Ni-ki berdecak. "Iya iya. Buru-buru gue kemarin."

Sunoo menatap Ni-ki dengan bingung, Ni-ki balas menatapnya dengan sebelah alis terangkat, "Kenapa?"

"Lo abis dari mana?"

"Itu suruh beliin keperluan dekor kelas gara-gara kemarin gue gak piket karena nganterin lo yang gak sabaran."

Sunoo cemberut, "Ya maaf, Nik. Namanya juga panik."

Kemarin Sunoo panik sekali karena tiba-tiba motornya mogok sedangkan dia harus segera pergi les. Akhirnya dia menyeret Ni-ki dengan tak sabaran untuk mengantarkannya yang katanya urgent sekali itu, sehingga Ni-ki kabur dari jadwal piketnya. Padahal waktu sampai tempat les, masih ada sisa waktu setengah jam sebelum masuk.

Untung Ni-ki anak baik, sabar, dan rajin menabung.

"Hm."

"Nik! Nonton basket ayo!" Sunoo menarik-narik tangan Ni-Ki.

"Apasi lepas! Jangan narik-narik. Udah disetrika rapi banget ini baju sama ibu gue! Nanti kusut!"

"Lebay."

"Ngaca anjir."

Sunoo cemberut, Ni-ki beralih pada Jungwon. "Yok lah Won, kita non--" ucapan Ni-ki menggantung di udara tatkala dia melihat Jungwon semakin membenamkan wajahnya.

Seketika Ni-ki merasa bersalah, harusnya dirinya tidak melakukan itu.

"Tuh! Tuh! Liat kan lo! Gatau nih anak kenapa dari tadi kayak gitu mulu." Sunoo bersungut-sungut.

"Won, lo..."

Jungwon menggeleng. Ni-ki berniat bertanya apakah Jungwon sudah memberitahu perihal hubungannya dan Jay pada Sunoo, namun sepertinya anak itu memang belum memberitahunya.

Sudah seminggu dimana Ni-ki menemukan Jungwon yang menangis di pojokan ruang klub dance sendirian. Waktu sehabis maghrib itu, Ni-ki hendak mengambil jaketnya yang tertinggal, namun siapa sangka dia juga menemukan Jungwon yang terlihat tidak berdaya di sana hingga dia mengerti segala apa yang terjadi.

Every (Little) Thing ; Jaywon ✔Where stories live. Discover now