28. Awal Pembalasan

Start from the beginning
                                    

Li Xian menoleh. "Sepertinya yang kau lihat, Selir Shi."

Shizhu mengangguk-anggukkan kepalanya. "Ya, kau terlihat baik-baik saja," balasnya. "Untuk saat ini," sambungnya menyeringai.

Tentu Li Xian mengerti maksud dari ucapan Shizhu akan mengarah kemana.

"Apa kau merasa bahwa aku akan mengalami hal lebih buruk dari ini?" tantangnya. "Kita lihat saja nanti," sambungnya pongah, melenggang pergi.

"Kurang ajar kau, Li Xian. Saat kau berada di ambang kematian, kau masih bersikap angkuh padaku?" selir Shizhu berdecih. "Buang keangkuhanmu itu, sebaiknya kau bersikap baik padaku, karena hanya aku yang bisa merubah keadaanmu," hentaknya keras.

Li Xian berbalik. "Aku tidak yakin kau akan sudi merubah keadaanku. Atau mungkin yang lebih tepat adalah, kau tidak mungkin memberikan obat penawar racun itu padaku. Karena yang kau inginkan adalah kematianku, bukankah begitu?" ejeknya tersenyum kecil.

Shizhu melipat kedua tangannya. "Sepertinya kau cukup mengenalku, Li Xian."

Li Xian mendekat. "Tentu saja aku mengenalmu, Selir Shi. Bahkan jauh mengenalmu lebih dari dirimu sendiri," ucapnya penuh maksud.

Shizhu menyernyit bingung, tidak bisa mengerti maksud ucapan Li Xian.

"Oh, satu lagi. Sepertinya sebelum aku mati, kau yang akan mati lebih dulu, karena saat ini aku berencana untuk ke istana bertemu Kaisar. Dan kau tentu tahu apa yang akan aku katakan pada Kaisar," ucap Li Xian penuh ancaman.

Kedua mata Shizhu membelalak lebar. "Tidak akan aku biarkan kau mengadu, Li Xian," pekiknya nyaring.

Shizhu melangkah cepat menghampiri Li Xian, dia akan membuat perhitungan untuk wanita angkuh itu.

Li Xian yang bisa membaca pergerakan Shizhu segera memutar tubuhnya, mendorong punggung Shizhu keras hingga terpental dan yang lebih menguntungkan adalah, posisi keduanya yang berada di atas jembatan, tubuh Shizhu melayang berpegangan pada jembatan.

"Tolong!!!"

Li Xian memberi isyarat agar Linda beserta pelayan yang lain mencekal tangan pelayan pribadi Shizhu, sedangkan dia menghampiri Shizhu yang masih menggantung di bawah sana.

"Apa kau ingat, Selir Shi. Kau pernah melakukan hal ini sebelumnya padaku, dan apa yang kau lakukan saat aku berteriak minta tolong?"

"Li Xian, tolong aku, aku tidak ingin terjatuh," pinta Shizhu dengah wajah piasnya.

Li Xian tertawa keras. "Tolong? Bahkan selama ini kau memberikan pertolongan yang merugikan untukku, Selir Shi. Dan sekarang tentu saja aku akan membuatmu merasakan bagaimana rasanya berenang di danau yang dingin," ujarnya menyeringai.

"Tidak! Jangan! Aku akan membalas perbuatanmu, Li Xian!" pekik Shizhu takut.

Sebelah kaki Li Xian menginjak tangan Shizhu keras, beberapa detik kemudian..

"Aaaaaa...."

Byuuurrrr!!!!

Li Xian tersenyum senang melihat tubuh Shizhu tercebur ke dalam danau, sama seperti yang pernah dia rasakan dulu.

Dari ujung sana Li Xian melihat siluet Ibu Suri yang akan datang, dia memberi isyarat agar Linda melepaskan pelayan pribadi Shizhu yang langsung berlari untuk menyelamatkan Tuannya. Sedangkan Li Xian pura-pura untuk menyentuh perutnya yang sakit, dengan sesekali meringis.

"Putri, anda baik-baik saja," tanya Linda khawatir.

"Waktunya pertunjukan, Linda," jawabnya tersenyum lebar.

"Selir Shi, apa yang terjadi? Kenapa kau basah kuyup?" tanya Ibu Suri melihat keadaan Shizhu yang basah kuyup.

"Semua gara-gara Permaisuri, Yang Mulia. Dia yang mendorongku dari jembatan," jawabnya menunjuk ke arah Li Xian yang berjalan ke arahnya.

Ibu Suri menatap Li Xian seakan meminta kejelasan.

"Uhuk, bagaimana mungkin aku yang lemah ini bisa mendorongmu, Selir Shi. Melihat kondisiku sepertinya itu tidak mungkin," balas Li Xian yang sesekali terbatuk dengan menyentuh perutnya. Kemudian dia beralih menatap Ibu Suri. "Saat aku tiba, aku melihat Shizhu yang sedang melamun disana, saat aku menyapanya, dia terkejut dan terpeleset, aku hendak menolongnya, Yang Mulia. Tapi, apa daya tubuhku ini tidak terlalu kuat untuk memberikan pertolongan. Mungkin itu sebabnya Selir Shizhu marah padaku, karena aku membiarkannya terjatuh ke danau."

Kedua mata Shizhu membelalak lebar mendengar ucapan Li Xian. "Kau,"

"Mungkin memang benar apa yang dikatakan Permaisuri, dia tidak bermaksud mengagetkanmu, Selir Shi. Dia tidak sengaja melakukannya, dan bukan tidak ingin menolongmu, dia baru saja pulih, jadi kurasa kondisinya tidak memungkinkan untuknya mendorongmu," ucap Ibu Suri kemudian.

Li Xian bersorak dalam hati mendapatkan dukungan dari Ibu Suri, sedangkan Shizhu mengumpati Li Xian dalam bathinnya.

"Yang Mulia, saya hanya ingin menghirup udara segar setelah beberapa hari terbaring, saya rasa tubuhku mulai lelah, saya permisi," ucap Li Xian memberi hormat.

"Tentu, Permaisuri. Aku akan mengantarkanmu."

"Tidak perlu merepotkan, Yang Mulia."

"Tidak, tentu saja tidak," jawabnya, beralih menatap Shizhu. "Selir Shi, gantilah bajumu agar kau tidak masuk angin," ucapnya.

Shizhu memberi hormat. "Terimakasih perhatiannya, Yang Mulia."

Bisa dilihat dari ekor matanya, Li Xian yang tersenyum mengejek ke arahnya, dan itu membuat Shizhu semakin membenci Li Xian.

'Awas saja, aku akan membalasmu, Li Xian.'

.

¶¶¶

Aku suka gayamu, Li Xian.
Xixixi

Ini pengerjaannya sangat memakan waktu, karena ada beberapa pertimbangan yang harus aku sesuaikan dengan kehidupan jaman kuno dan sejarahnya tentang kekaisaran.

Harap maklum kalau lama update dan banyak kesalahan yang enggak ku sengaja.

Kalian bisa kasih komentar apabila ada kata atau alur yang salah, biar ku koreksi.

Perjalanan ini masih panjang, tapi karena aku udah kepikiran endingnya, jadi beberapa part ending yang masih sangat jauh udah aku tulis. Wkwk. Takut lupa euw.

Oke, cukup. Jangan lupa vote and koment yaa..

Oh, bagi yang berminat bisa baca cerita aku lainnya yang masih on going.
Ada, My Lady Doctor, kisah kocak antara dokter dan pria angkuh.

Bisa klik profilku untuk cerita lainnya yang on going.

Thankyou.


14 Desember 2020
Saskavirby

Li Xian EmpressWhere stories live. Discover now