18. Tamu tak di undang

26K 2.8K 55
                                    

Hari yang di tunggu tiba, dimana hari ini merupakan kedatangan Pangeran beserta rombongan dari tugasnya.

Setelah mendengar kebenaran yang sesungguhnya, senyuman di wajah Li Xian tak kunjung hilang, dia benar-benar merasa berdebar menantikan kedatangan Liu Xingsheng.

Dia ingin mengatakan terimakasih atas apa yang sudah dia lakukan untuknya, juga meminta maaf atas kesalahan yang dia lakukan selama ini, karena telah menuduh Liu Xingsheng merebut kerajaan milik ayahnya, karena yang sebenarnya adalah, sang Ayah yang sengaja menyerahkan kerajaan itu untuk Liu Xingsheng.

Sesaat terdengar suara yang mengatakan bahwa Pangeran telah tiba, dengan sedikit terburu-buru Li Xian berjalan menghampiri Liu Xingsheng di depan halaman kerajaan.

Senyum di bibirnya tidak pernah luntur, jantungnya terpompa dengan cepat, beberapa kali menghembuskan nafas agar kegugupannya mereda.

Namun langkah kakinya terhenti, senyuman di wajahnya sirna begitu saja, menciptakan wajah yang sayu dan sendu ketika melihat Liu Xingsheng yang tengah berciuman dengan Shizhu di ujung sana.

Li Xian melupakan satu hal, bahwa Liu Xingsheng tidak menyukainya, Liu Xingsheng hanya menginginkan Shizhu, sama seperti Yaoshan yang mencintai Shizhu.

Mungkin memang benar apa yang di katakan Shizhu, bahwa setelah ini dia akan di buang oleh Liu Xingsheng serta menjadikan Shizhu sebagai Permaisuri menggantikannya.

Liu Xingsheng begitu terkejut ketika menoleh dan mendapati Shizhu yang menciumnya dengan tiba-tiba.

Kedua bola matanya membulat saat menyadari kehadiran Li Xian di ujung sana, yang juga tengah menatap ke arahnya.

Dengan segera dia mendorong tubuh Shizhu dengan kasar, bergegas menghampiri Li Xian yang sudah mulai berbalik meninggalkan tempatnya.

"Permaisuri," Panggilnya.

"Maaf Yang Mulia, Kaisar menunggu anda di ruangannya." Ujar salah seorang prajurit mencegah jalannya.

Liu Xingsheng nampak bimbang, antara mengejar Li Xian atau menemui Kaisar, hingga akhirnya dia memilih opsi kedua.

Biarlah, dia akan berbicara dengan Li Xian nanti, setelah urusannya dengan Kaisar telah selesai.

Dengan wajah yang menekuk lesu Li Xian berjalan di dampingi Linda, hingga seorang pelayan menghentikannya.

"Salam Yang Mulia, ada tamu yang ingin bertemu dengan anda."

"Tamu? Siapa?"

"Tidak tahu Yang Mulia, dia hanya berpesan untuk segera menemuinya, ini penting."

"Apa dia seorang gadis?"

"Bukan Yang Mulia, dia sepertinya seorang prajurit."

Kedua alis Li Xian menukik. "Prajurit?" Gumamnya berpandangan dengan Linda yang juga nampak terkejut.

*

"Siapa kau?" Tanya Li Xian yang melihat seorang pria berdiri memunggunginya.

Pria itu berbalik. "Saya hanya mengantarkan ini untuk anda Yang Mulia." Ucapnya menyerahkan gulungan kertas ke arah Li Xian.

Li Xian terus memperhatikan wajah dari sang pria, merasa pernah bertemu dengan pria ini.

"Bagaimana kau bisa masuk ke sini?"

"Bukan urusan anda Yang Mulia. Hanya itu tujuanku, permisi." Jawab pria itu kemudian berlalu.

"Hei, kemarilah." Panggil Li Xian pada seorang penjaga.

"Salam Yang Mulia."

"Bagaimana pria itu bisa masuk dan mencariku?" Tanyanya penasaran.

"Maaf Yang Mulia, dia mempunyai kayu dengan ukiran nama anda, jadi kami menerimanya masuk."

Li Xian EmpressWhere stories live. Discover now