17. Fakta di balik kebencian

28.1K 2.9K 124
                                    

Kedua mata Li Xian sama sekali tidak bisa terpejam, dia terus teringat tentang ayah juga kerajaannya, bagaimana nasib ayahnya nanti.

Bagaimana kalau ayahnya akan mati, dia bahkan belum pernah melihat secara langsung wajah sang ayah yang menjadi orangtua pemilik tubuh ini.

Hingga pagi menyingsing dia bergegas menghampiri Liu Xingsheng yang tampak tengah berkemas dan hendak berangkat.

"Yang Mulia." Panggilnya membuat Liu Xingsheng berbalik

"Ada apa Permaisuri?"

Li Xian menggigit bibirnya. "Em.. tolong katakan pada ayahku, aku merindukannya, dan berharap bisa bertemu dengannya." Ucap Li Xian sambil memilin kedua jarinya

Liu Xingsheng tersenyum. "Itu saja?"

Kepala Li Xian mengangguk. "Iya,"

"Baiklah."

"Em.. Yang Mulia." Panggilnya kembali

"Ya,"

"Aku .. aku mohon jangan sakiti ayahku, aku ingin melihat wajah bahagia ayahku, izinkan aku bertemu dengannya dalam keadaan baik-baik saja." Pinta Li Xian menunduk, beberapa tetes air matanya mengalir, dia teringat bahwa dalam kehidupan sebelumnya dia sudah tidak memiliki ayah. Setidaknya untuk kehidupan ini izinkan dia bertemu dengan ayahnya.

Liu Xingsheng tersentak mendengar penuturan Li Xian.

"Kalaupun nantinya kau akan menguasai kerajaan ayahku, tapi aku mohon jangan sakiti ayahku." Tambahnya memelas

Hati Liu Xingsheng mencelos ketika mendengar kalimat Li Xian. "Akan aku usahakan."

Kepala Li Xian mendongak, menatap sendu ke arah Liu Xingsheng. Dia begitu tidak terima dengan jawaban Liu Xingsheng, bukankah itu berarti dia tidak bisa menjamin keselamatan ayahnya.

Atau mungkin lebih tepatnya, dia tidak bisa menjamin akan membiarkan ayahnya hidup ketika nantinya sang ayah akan ikut melawannya.

"Apa yang kau katakan pada Pangeran?" Cecar Shizhu ketika melihat Li Xian yang baru saja menemui Liu Xingsheng

"Shizhu, apa kau tahu apa yang akan di lakukan Pangeran terhadap kerajaan kita? Kerajaan milik ayah?"

Kedua ujung alis Shizhu menukik tajam. "Apa maksudmu?"

"Apa kau tidak tahu bahwa Pangeran berusaha menguasai keraja Shaolin, dia hanya menjadikan kita pion catur untuk menguasai kerajaan milik ayah."

Shizhu tertawa. "Apa yang kau takutkan Li Xian?"

Kening Li Xian mengkerut. "Apa kau tidak mengkhawatirkan kerajaan juga ayah?" Tanyanya bingung

"Apa yang harus aku khawatirkan ketika aku disini baik-baik saja."

Kedus mata Li Xian melotot. "Bagaimana mungkin kau tampak biasa saja ketika orangtuamu berada dalam bahaya. Kau lihat pasukan yang di bawa Liu Xingsheng?"

"Itu lebih dari cukup untuk menghancurkan kerajaan Shaolin juga ayah, begitu juga ibumu." Terang Li Xian menggebu, dia tidak habis pikir dengan Shizhu, kenapa dia tampak begitu santai ketika orangtuanya berada dalam bahaya

Shizhu tampak terkejut, kemudian tertawa keras. "Apa kau lupa Li Xian, ibuku sudah meninggal."

Kini justru Li Xian yang tampak terkejut, kenapa ibu Shizhu juga meninggal? Apa yang sebenarnya terjadinya? Dia benar-benar tidak mengetahui apapun.

"Dan jika benar Pangeran menginginkan kerajaan Shaolin, aku akan sangat mendukungnya, karena apa? Karena aku akan tetap berada di sisi Pangeran, terserah jika Pangeran menginginkan menguasai kerajaan manapun. Karena pada akhirnya kerajaan itu juga akan menjadi milikku."

Li Xian EmpressWhere stories live. Discover now