51. Tentang perjodohan

8.4K 1K 66
                                    

Tatapan Liu Xing Sheng berubah dingin memperhatikan beberapa meter dari tempatnya berdiri terlihat Li Xian bersama Liu Lu Hong tengah bercakap dan tertawa, entah apa yang mereka berdua bicarakan, dan entah apa yang adiknya ucapkan sehingga istrinya begitu nampak bahagia dengan tawa yang renyah.

"Tuan, sudah tiba waktunya," ujar Ming Hao mengingatkan.

Liu Xing Sheng melirik sekilas kemudian berbalik meninggalkan pemandangan yang tidak membuatnya baik-baik saja.

Apakah dia cemburu?

"Pada perang sebelumnya, beberapa tentara kerajaan Jingling gugur lebih banyak daripada tentara yang kita miliki, Yang Mulia. Keuntungan berada di pihak kita. Hanya saja dari laporan yang di berikan Pangeran, sudah lama tentara kerajaan Jingling tidak nampak berkeliaran di area camp militer, begitu pula di sekitar negeri Hongling dan Shaoling." Ming Hao melirik sekilas ekspresi Liu Xing Sheng yang nampak tenang. "Apa mungkin mereka merencanakan serangan ulang di acara ulangtahun Kaisar nanti, Yang Mulia?" imbuhnya pelan.

"Apa mereka begitu mempunyai nyali untuk menyerang dalam acara besar? Ada banyak Kaisar kerajaan yang hadir beserta prajuritnya, mereka pasti akan membela kita daripada memilih mati konyol," tanggap Liu Xing Sheng.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan terhadap mereka, Yang Mulia?"

"Liu Lu Hong pasti sudah mempunyai rencana tentang ini, biarkan dia.. tidak, biar aku saja yang mengurus, kau perketat penjagaan di dalam maupun luar istana."

"Baik, Yang Mulia."

*

"Aku tidak menyangka Jenderal seperti Lu Hong bisa semenarik itu jika di ajak mengobrol."

Liu Xing Sheng menoleh, memperhatikan wajah istrinya yang tersenyum. "Apa yang kau bicarakan dengannya?"

"Banyak, bahkan dia pandai menggosip," jawab Li Xian terkekeh.

"Apa yang dia gosipkan sehingga membuatmu tertawa begitu lepas?"

Li Xian menoleh. "Kau melihatnya?"

Liu Xing Sheng bergeming.

Li Xian memicing. "Apa kau cemburu?" selidiknya.

"Apa aku harus cemburu dengan adikku sendiri yang bahkan tidak lebih hebat dariku?"

Li Xian mencibir. "Dia mampu bergosip yang tidak bisa kau lakukan. Dia adalah penggosip yang handal," ia terkikik. "Seharusnya aku memanggilnya Jenderal atau Pangeran, ya?" gumamnya nampak berfikir.

Liu Xing Sheng menggeleng pelan. "Aku harus pergi menjemput rombongan kerajaan ZhiLing," ujarnya.

"Sekarang?"

Liu Xing Sheng mengangguk. "Rombongan yang membawa Putri Kerajaan yang akan dijodohkan dengan Pangeran Lu."

"Kenapa bukan Pangeran Lu yang menjemputnya? Bukankah dia calon suaminya?"

"Ada tugas penting yang harus dia kerjakan," jawab Liu Xing Sheng. "Kau tidak perlu tahu," imbuhnya menyela saat Li Xian hendak bersuara.

Li Xian mengerucutkan bibirnya.

"Jangan lakukan apapun selama aku tidak di istana," peringat Liu Xing Sheng mengusap sisi kepala Li Xian.

"Memangnya apa yang aku lakukan?" hardik Li Xian memprotes.

"Kau sering bertingkah tidak tahu tempat," ejek Liu Xing Sheng mengulum senyum.

Li Xian berdesis.

°°°

Liu Xing Sheng beserta rombongan nampak menunggu di sekitar perbukitan yang di tumbuhi pepohonan tinggi di kanan kirinya. Hingga suara derap kaki yang bukan hanya kaki manusia terdengar semakin dekat.

Li Xian EmpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang