17

53 14 3
                                    

-
-
-
***
aku pun tertawa melihat tanggapan dari Tsuzuru. Dan kembali melihat si Kazunari yang makin aktif, yang saat ini memegang properti pedang kayu itu.

"Serius, berisik banget dia" ucap Masumi yang sudah ada di samping Izumi.

"Hahaha" tawaku dan melangkah maju ke atas panggung. "Kazunari-san, mungkin kau berbakat dalam akting" ucapku

"Benarkah?!" ucapnya, aku mengangguk untuk membalahnya.

"Fufu-chan terimakasih" ucap Kazunari

"Fufu-chan?" beoku sambil sedikit memiringkan kepalaku bertanya.

"Fuyumi jadi Fufu-chan" ucap Kazunari dengan riangnya

"Ah, aku sudah dapat nama panggilan ya" ucapku sambil tersenyum. Kami pun melanjutkan kegiatan masing-masing. Kazunari juga sudah pergi, aku pun berjalan ke arah kamarku untuk berisitirahat. Tapi aku terhenti setelah melihat satu orang yang menungguku dengan bersender di samping pintu kamarku.

"Jelaskan soal tadi siang" ucapnya to the point yang membuatku menghela nafas

"Kita bicarakan di taman saja" ucapku dan melangkah ke arah taman di ekori oleh orang itu.
-
-
-
***

Saat ini, aku duduk di bangku taman berdua dengan orang yang menuntut penjelasan

Orang itu, Chigasaki Itaru.

"Jadi apa yang mau aku perjelas?" Ucapku

"Semuanya, semenjak kau bertemu dengan orang berambut putih panjang itu" ucap Itaru sambil menatapku

"Dia punya nama, Yukishiro Azuma" ucapku

"Ya itulah, ceritakan dari awal" ucap Itaru yang masih menatapku dengan serius.

"Hah, baiklah" ucapku pada akhirnya dan membalas menatapnya. Dan menceritakan semuanya yang dia mau.

Aku pun menyenderkan tubuhku di bangku taman setelah selesai menceritakan semuanya. Tentu saja aku merahasiakan bahwa aku bukan dari dunia ini.

"Dari matamu gak ada bohong, tapi aku" dia menggantung ucapannya.

"Hah, aku sudah bilang semuanya. Terserah kau saja mau percaya atau tidak" ucapku dan bangkit.

"...."

"Oyasumi, Itaru" ucapku dan melangkah menuju kamarku.

***

Aku yang sudah rapi dengan baju latihan pun berjalan keluar menuju ruang latihan.

"Eh"

Aku menatap ke arah satu bingkisan yang tergantung di kenop pintuku. Ku lihat isi dari tas itu dan senyumanku mengembang layaknya anak kecil yang di beri permen oleh orang tua mereka.

Aku pun menaruh isi tas itu ke dalam kulkas miniku, dan turun kebawah untuk ke tempat latihan.

Brak

New Isekai?! || A3 FanfictiinWhere stories live. Discover now