12

169 35 18
                                    

-
-
-
***
"Ja, latihan cukup sampai sini" ucap Izumi sambil memberi tanda berupa tepukan tangan.

"Terimakasih atas kerja kerasnya minna" ucapku sambil tersenyum.

"Ha'i, terimakasih atas kerja kerasnya juga kantoku dan Fuyumi-san" ucap Sakuya.

Aku dan Izumi meninggalkan ruang latihan. Aku yang langsung menuju kamar untuk mandi, dan aku juga memutuskan untuk tidak makan malam untuk hari ini.

Dan saat aku sudah siap dengan baju kaos tanpa lengan warna hitam, celana pendek dan juga jaket bomber berwarna army.

Baru saja aku ingin menghidupkan pc gameku. Ku dengar ada ketukan, aku pun dengan niat yang tidak tulus pun membuka pintu.

"Kenapa?" Ucapku ketika melihat pelaku pengetukan pintu.

"Wari aku mengganggumu" ucapnya yang membuatku mengerutkan dahiku.

"Ada apa Itaru?" Ucapku ketus.
-
-
-
***

Aku yang melihat Itaru yang nampak sedikit berbeda hawanya hanya menghela nafas.

"Hah, baiklah. Aku mendengarkan" ucapku seraya bersandar di ambang pintu.

"Aku sudah membicarakan ini dengan kantoku, sepertinya aku kurang berbaur dengan anggota yang lain. Dan aku ingin keluar dari spring troupe" ucap Itaru

"Sudah ku duga kau akan begini, Itaru" ucapku dan kulihat dia membulatkan matanya padaku.

"Dan bagaimana tanggapan Izumi?" Lanjutku

"Kantoku menyuruhku untuk berunding dengan anggota" ucapnya

"Dan jawabanku juga sama" ucapku

"Tapi-"

"Aku dan Izumi menyuruh begitu karena anggota yang lain sudah menganggapmu seperti keluarga, jadi masalah ini harus dibicarakan dengan anggota keluarga yang lain jangan main menghilang seperti tidak ada siapa-siapa yang menunggumu di rumah" potongku yang menatap sendu ke belakang Itaru.

"Baiklah, aku akan merundingkannya dan memikirkan pengunduranku" ucapnya

"Baguslah, kau juga sama berpengaruh dalam troupe ini. Jadi ku harap kau bisa berfikir yang matang, Itaru" ucapku

"Ja, oyasumi Fuyumi" ucap Itaru

"Hm, Oyasumi. Dan sebaiknya kau membayarku dengan puding ya" ucapku sedikit bersmirk kearahnya.

Kulihat dia mengangguk sambil tertawa kecil. Aku yang melihatnya ikut tersenyum kecil, dan mengurungkan niatku untuk bermain. Aku mengambil satu kaleng soda dan berjalan ke arah pagar pembatas lantai dua. Aku menjelajahi lantai dua ini.

"201, 202, 203" ucapku sambil berhenti di depan kamar 203.

'sepertinya dia sedang keluar karena tak ada suara' batinku yang menempelkan telingaku di pintu sana.

New Isekai?! || A3 FanfictiinWhere stories live. Discover now