02

291 47 2
                                    

-
-
-
***
Dan saat mencapai pintu keluar kami berdua bisa mendengar percakapan tentang Matsukawa yang sudah mengirim surat ke Tachibana Yukio alias ayah dari Izumi.

"Yukio itu, jangan-jangan ayahku, Tachibana Yukio?" Ucap Izumi sambil membuka pintu teater. Aku hanya mengekorinya.

"Jadi kalian berdua anaknya Yukio-san?" Tanya Matsukawa

"Bukan bukan, hanya Izumi yang anaknya. Aku hanya temannya yang menemaninya" ucapku sambil mengibaskan kedua tanganku malas. Lain dengan Izumi yang memperlihatkan surat beramplop putih.
-
-
-
***

Aku hanya tersenyum melihat Izumi yang menunjukkan surat itu. Yang membuat Matsukawa tersenyum senang.

"Itu kan surat yang ku kirim! Anu, mana Yukio-san?" Ucap Matsukawa senang.

"Aku tak dengar kabar Ayah sejak 8 tahun lalu. Beliau juga tak kunjung pulang" ucap Izumi

"Dan juga dia menelantarkan anak dan istrinya sampai saat ini" tambahku yang berdiri di samping Izumi.

"Begitu ternyata..." Lesu Matsukawa

"Sepertinya tak sesuai dugaanmu ya? Berakhir sudah." Ucap Sakyo yang masih kekeh untuk merobohkan teater ini.

"Oi oi, kau kejam sekali oni debtcollector-san" ucapku

"Benar, kau kasar sekali! Padahal kan masih ada jalan lain!" Ucap Izumi

"Kau bisa bilang begitu karena tak tahu apa-apa soal teater ini. Percaya atau tidak, teater ini dikhususkan untuk kelompok teater. Mayoritas kelompok teater menyewa aula untuk pertunjukkan, tapi tidak dengan kelompok teater ini..." Dan penjelasan Sakyo membawa kami semua ke luar gedung teater.

'kelihatan disini Sakyo sangat peduli dengan teater ini' batinku mendengar penjelasan dari Sakyo.

Dan aku melihat buldozer tersebut kembali bergerak ingin menggusur teater ini. Aku menoleh ke samping, Izumi yang berkeringat dingin melihat buldozer itu perlahan ingin merobohkan nama Mankai.

"Aaaaa!!" Teriak Izumi, aku menutup telingaku karena pas sekali dia berteriak di samping telingaku.

"Izumi" ucapku agak kesal sambil menutup telingaku. Dan tak digubris sama sekali.

"Hah?!"

Hampir semua orang menoleh kearah Izumi. Aku yang menetralkan telingaku yang agak berdengung mendengar teriakan Izumi dua kali hari ini hanya berdiam sambil memegang telingaku.

"A-aku baru ingat! Se-sebenarnya, ayah mewariskan kelompok teater ini padaku jika ada apa-apa dengannya" ucap Izumi.

Aku hanya menggelengkan kepala melihat akting Izumi yang bisa di anggap tidak matang itu.

"Benarkah?!" Ucap Matsukawa

"Cuma butuh 4 sub kelompok kan?" Ucap Izumi

"Ya begitulah" ucap Sakyo

"Kalau begitu, tak ada masalah. Aku akan ajak beberapa anggota kelompok teater" ucap Izumi

New Isekai?! || A3 FanfictiinWhere stories live. Discover now