[2nd] 34. The Battle (II)

Comenzar desde el principio
                                    

Jeremy menarik pedangnya sekali lagi.

***

"...."

Makhluk tengkorak itu memang menghilang, Ethan menoleh kesana kemari untuk memastikan tidak ada yang tersisa dari mereka. Dia memandang kearah pintu dengan gembok itu dan mendekatinya, menatapnya nya sebentar dan memastikan pendengaran nya.

Tidak salah lagi.

'ada seseorang didalam!'

Bruk—!

Ethan mengayunkan pedangnya ke gembok tersebut dan malah terdorong kebelakang. Seolah ada sesuatu yang menghalanginya dirinya untuk mematahkan gembok sihir tersebut. Ia kembali melakukan hal serupa dan kembali terdorong kebelakang.

"Apa-apaan!"

Ia menghela nafas kasar dan menatap pedangnya yang retak.

Baiklah, ia membuang pedangnya secara asal dan mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu tersebut.

Tidak hanya sekali, bahkan Ethan melakukan nya berkali-kali hingga permukaan pintu itu remuk, tubuhnya bergetar karena hantaman yang ia dapat setelah mendobrak pintu berkali-kali. dia tidak bisa menghancurkan gembok dengan sihir, tapi ada kemungkinan besar pintu akan hancur karena ulah kedua kakinya itu.

"Sekali lagi...."

Dengan tenaga tersisa, Ethan mendobrak pintu.

Brak–!

Sosok wanita yang kehilangan banyak nutrisi tubuh, terlihat dan terkapar tak berdaya diatas lantai yang dingin.

"Ya Tuhan!"

Ethan berlari dan menghampiri nya, lalu memeriksa pernapasan wanita berambut coklat itu. Yang tidak lain adalah Helena Adelio yang hilang tanpa diketahui keberadaannya. Ia masih bernafas, walau pelan, Ethan melepas jubah birunya dan memasangkannya ke tubuh ringkih Helena yang bahkan terlihat lebih kurus dari terakhir kali ia mengingatnya.

Dia tidak sadarkan diri.

'berapa lama?'

Pandangannya terarah pada luar jendela dengan tirai tipis berdebu, ia dapat melihat beberapa makhluk memanjat keluar dari dalam jurang.
Sepertinya ada yang aneh, Ethan menyadarinya.

'ibukota...'

Begitu juga dengan banyaknya pasukan kesatria yang dipimpin oleh putra mahkota diluar sana.

"Apa-apaan itu!"

"Mereka memanjat keluar dari jurang!"

"Apa yang!"

Selena menatap satu persatu monster yang memanjat naik keatas sana. Ia tidak mengerti, kabut menghilang dan mereka memanjat naik keatas. Apa ia tidak salah lihat? Mereka memanjat naik seolah akan melakukan kekacauan diluar sana.

Mata emasnya melebar sempurna.

"Kakak!"

"....ya, aku tahu kita berhasil mengusir mereka dari sini, jadi kau ingin memberitahu ku kalau kita menangkan?"

The Vermilion Primrose [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora