ODAG 1: Hello?

118 13 15
                                    

Edit: NadeClaire

Hai! Ada yang kangen dengan kami😀? Wattpadorm kembali membawa sebuah novelet.

Eh, sudah baca Between Hello and Goodbye, belum? Soalnya ini sakuelnya.

Semoga kalian bisa menyukai ODAG ini sebagaimana kalian menyukai BHaG, ya.

Selamat membaca!

***

"Setiap pertemuan, akan ada perpisahan. Namun jika perpisahan itu mendatangkan pertemuan lagi, aku harus bagaimana?"

PinocchiMouse

***

Cewek pemilik rambut sepanjang punggung itu menahan diri sejak tadi agar tidak mengeluarkan air matanya. Dikuatkannya kedua kelopak matanya untuk menyoroti batu nisan yang bertuliskan nama salah satu anggota keluarganya. Tangan cewek manis tersebut lantas terangkat untuk memegang batu nisan.

"Nek ...," lirihnya. Cewek itu dengan susah payah menahan air matanya. "Nenek apa kabar?"

Cewek tersebut, Valencia Zevannia akhirnya tidak tahan untuk tidak mengeluarkan apa yang sejak tadi ditahannya. Cewek itu akhirnya menangis di sana. Mengeluarkan air mata yang sempat ditahannya di atas ojek.

Dirinya tidak bisa ....

Ternyata sulit menjalani kehidupan tanpa sesosok keluarga. Cewek tersebut mengingat, betapa keras perjuangannya setahun ini. Dirinya hidup tanpa yang dikenal sebagai "keluarga".

Ada satu hal yang paling hilang di hidupnya setelah sang nenek meninggalkannya.

Kasih sayang.

Valencia yang mengingat kata itu menggeleng-geleng kuat. Cewek tersebut lalu menutup mukanya dengan kedua telapak tangan. Dirinya masih menangis, bahkan kini mengeluarkan isak tangis yang memilukan.

Ditinggal oleh orang-orang yang disayangnya, membuat ia tidak lagi mendapatkan perhatian. Tidak ada yang membuatnya semangat dalam hidup. Tidak ada orang yang perlu diperjuangkannya beberapa tahun belakangan ini.

"Hiks, hiks, Nek .... Valen kangen sama Nenek," ujar Valencia dengan sesegukan.

Cewek itu kemudian menyeka air matanya.

"Nek, Valen mau cerita ...," ujar Valencia sebelum akhirnya menangis histeris. Cewek dengan rambut sepunggung itu, menceritakan kisahnya selama beberapa tahun ini kepada sang nenek yang sudah berada di bawah tanah.

Valencia terdiam sejenak. Tidak terjadi apa-apa.

Valencia sontak tersenyum getir. Ini sama seperti sebulan, dua bulan, dan setahun setelah neneknya meninggal. Valencia selalu bercerita tentang apa yang dialaminya di SMA dulu. Baik saat si musuh bebuyutannya masih gencar menganggunya, hingga sesosok insan dari masa lalu yang masih dirindukannya. Semuanya itu diceritakan Valencia kepada sang nenek, meski entah beliau mendengarnya atau tidak di alam sana. Valencia selalu mengakhiri ceritanya dengan tersenyum getir.

Valencia mulai tenang. Cewek itu kemudian membersihkan makam sang nenek, menabur bunga dan mengucap doa di samping kubur sang nenek.

Valencia menepuk-nepuk tangan kecil melihat hasil kerjanya sendiri. Dia lantas berdiri, membereskan semua peralatannya dan berjalan ke pintu kuburan.

One Day After GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang