You Hurt Me

283 44 4
                                    

⚠️ Warning 18+ ⚠️

Jiyeon menatap air hujan yang tinggal rintikan saja dari balkon flatnya. Pikirannya tengah kacau mengingat hutang yang ia punya pada kakak laki-lakinya. Bekerja sebagai seorang bodyguard shift malam hanya dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari, ditambah ia harus membayar semua hutang. Kakak laki-laki, pft— Sehun tidak pantas dipanggil sebagai kakak laki-lakinya. Sehun memang bukan kakak laki-laki kandungnya, dia hanya cucu dari seorang nenek yang tinggal di dekat rumah Jiyeon dulu.

Semasa kecilnya, Jiyeon hidup bersama kakeknya yang bahkan menganggap Jiyeon ada saja, gadis itu sudah bersyukur. Setiap kali Jiyeon menanyakan tentang ibunya kemana, kakeknya akan selalu menjawab dengan nada yang dingin berharap Jiyeon tidak mengungkit tentang wanita itu lagi. Kakeknya hanya seorang penjual roti keliling, sehingga tidak punya waktu banyak baginya untuk berada di rumah menemani Jiyeon. Disaat kesepian itu, Jiyeon dekat dengan seorang nenek yang tinggal tidak jauh dari rumah kakeknya. Nenek itu selalu mengira Jiyeon adalah cucunya yang sudah meninggal, Oh Haru. Ya selama ia datang menghampiri nenek itu, Jiyeon seakan mengubah identitasnya menjadi Haru. Faktanya adalah Jiyeon senang diterima di keluarga Oh, tapi yang ia sesali adalah nenek Oh tidak akan pernah tahu nama aslinya adalah Park Jiyeon. Selain Haru, nenek Oh juga mempunyai seorang cucu yang lebih dewasa dari Haru, Oh Sehun.

Hubungannya sama Sehun dapat dikatakan sangat baik hingga kejadian dimana Jiyeon mengalami kecelakaan. Sehun membayar semua biaya pengobatan Jiyeon pada kakeknya, dan melimpahkan semua biaya itu kepada Jiyeon setelah dirinya pulih dan menjadikannya hutang. Tidak ada yang tahu alasan menjauhnya Sehun. Tapi yang Jiyeon tahu bahwa Sehun bekerja dibawah seorang bos mafia, menjadi tangan kanannya langsung.

"Hei, melamun saja" Itu Hyeji, teman kerjanya. Hanya dua wanita yang bekerja sebagai bodyguard kasino mewah, hanya Jiyeon dan Hyeji. Itu sebabnya Jiyeon dan Hyeji langsung dekat begitu saja, terlebih keduanya sepantaran, hingga dengan cepat menyingkirkan kata-kata formal diantara mereka.

"Kemarin Sehun menghubungiku. Dia menyuruhku untuk datang ke kantornya besok" Hyeji mengangguk, ia tahu tentang hubungan Sehun dan Jiyeon yang tidak baik. Tapi jujur saja, dia tidak pernah bertemu dengan Sehun secara langsung tapi melihat dari betapa seriusnya Jiyeon jika sudah berbicara tentang Sehun, ia yakin hubungan keduanya sangat rumit.

"Ya sudah, kebetulan sekalikan besok libur" Jiyeon mengangguk sebagai jawaban pada Hyeji kemudian tersenyum kecil dan menarik tangan Hyeji untuk kembali tidur. Ya, Jiyeon dan Hyeji tinggal bersama. Lebih tepatnya, Jiyeon yang menumpang di tempat Hyeji. Tapi Jiyeon tidak selicik itu, menumpang tanpa membayar, jelas dia membayar setengah harga sewa.

***

Demi apapun ini kali pertama setelah setahun Jiyeon tidak menginjakkan kakinya disini, di gedung milik keluarga Oh.

"Jiyeon noona!" Jiyeon tersenyum sedikit membalas sapaan riang seorang anak laki-laki remaja yang menghampirinya. Oh Junkyu, seorang anak petinggi pemilik gedung ini atau lebih tepatnya anak dari atasan Sehun. Ya, mudah ditebak, dia yang akan meneruskan pekerjaan ayahnya kelak.

"Kau makin tambah tinggi" Junkyu memutar bola matanya malas mendengar segelintir kalimat yang keluar dari Jiyeon, seperti biasa, Jiyeon terlalu kaku. Tapi justru itu yang membuat Junkyu senang, Jiyeon adalah pendengar yang baik. Ia tidak mengekang Junkyu untuk berhenti melakukan hobi memasaknya, itu yang membuatnya nyaman dengan Jiyeon dan terbuka pada wanita itu.

"Kau mencari Sehun hyung? Dia tidak ada hari ini" To the point, Junkyu tahu bahwa Jiyeon tidak ingin terlalu lama disini. "Noona, sebelum kau pulang coba dulu dimsum yang kubuat".

"Aku tidak akan mati kan?"

"Hei tentu saja.... —akan mati" Junkyu tertawa melengking dengan candaannya yang sungguh tidak lucu Oh Junkyu bodoh! Yah, Jiyeon menyayangi Junkyu jadi ia hanya ikut tertawa bodoh setelah itu mengusap rambut Junkyu dan pergi dari sana.

***

Matanya menatap layar laptopnya risau, sesekali ia menggeleng kepalanya. Apakah lebih baik ia mendaftar dan mencoba bertanya terlebih dahulu atau tidak menghubungi sama sekali?. Tapi dengar-dengar, menjadi model atau aktris dalam bidang ini mendapat bayaran sangat besar hanya dengan sekali tampilan. Yap, Jiyeon masih memikirkan caranya membayar hutang pada Sehun, jika hutangnya terbayarkan ia akan memutuskan kontaknya dengan Sehun secepatnya. Kemudian tangannya meraih sebuah kartu nama yang berada di samping lengannya. Tadi tidak sengaja Jiyeon menginjak sebuah kartu nama berwarna merah ketika ia ingin melangkah masuk ke dalam gedung flatnya.

Choi Minho
Chief Executive Officer
Office of Warren Entertainment
we-assist@rocketmail.com
warrent.com

Menarik. Satu kata itu jelas terukir di dalam pikiran Jiyeon ketika menemukan kartu tersebut dan menyimpannya. Hingga ia ingin mendaftar menjadi salah satu talent dalam agency itu. Cukup lewat e-mail, kan?

Jiyeon mulai mengetikkan semua yang ia rasa perlu untuk mendaftar jadi talent.

Nama: Park Jiyeon
Umur: 24
Pekerjaan: Bodyguard
Aku ingin bertanya, berapa bayaran untuk solo player?

Tak selang berapa lama ia mendapat balasan kembali dari e-mail agency tersebut yang memintanya mengirim foto dirinya dari kepala hingga pinggul. Dengan alasan coba-coba, Jiyeon membuka baju dan celananya hingga menyisakan bra dan celana dalamnya saja. Kemudian memotret dirinya di depan standing mirror dan dengan cepat mengirimnya.

Jiyeon sudah memikirkannya dengan matang, ia hanya akan bermain solo. Setidaknya jika itu sudah cukup untuk melunasi hutangnya pada Sehun.

***

"Bisakah kau menungging dan menunjukkan lubangmu?" Wajah bahkan telinga Jiyeon memerah, memang benar mencari uang itu susah perlu ada pengorbanan. Tapi Jiyeon tidak tahu, jalan yang ia akan lalui terlampau salah. Dengan perlahan Jiyeon naik ke atas sofa, menumpukan tubuh ramping itu dengan sikut kanannya pada sandaran sofa sedangkan tangan kirinya melebarkan bokongnya memperlihatkan lubang yang jelas masih terlihat sempit disana.

Adegan itu sukses membuat satu-satunya pria yang duduk di sana menaikkan salah satu alis matanya, entah menandakan kesukaan atau ketidak sukaannya. Itu Choi Minho, pemilik atau pemimpin agency yang menaungi aktris, aktor dan model dewasa. Di samping pria bermarga Choi itu juga ada kamera yang terus merekam kegiatan Jiyeon saat ini bahkan dari interview dasar yang dilakukan sebelum Jiyeon membuka semua pakaiannya untuk berpose sensual.

"Tolong tunjukan bagaimana kau melakukan masturbasi"

🌻🌻🌻

to be continued

pada shock ga sih tiba tiba dateng ngasih story yang agak hm rated. disini masih rancu ga hubungannya sehun sama jiyeon? hayoloh wkwkwk.

semoga pada suka deh, aku juga bingung tiba-tiba keluar aja gitu idenya. tapi kok rated, eh eh ini tuh aku terinspirasi dari komik juga, judulnya walk on water. tapi banyak yang aku ubah jalan ceritanya nnt wkwk. selamat membaca!

Ficlet-One Shoot StoriesWhere stories live. Discover now