Trente hweat

1.2K 105 16
                                    

Attention...
Grup Readers THB masih buka ya teman-teman, yuk buruan join😊
Untuk ROLEPLAYER THB Aku sudah Close ya, terimakasih yang telah ikut berpartisipasi untuk bermain RP THB🙏
Happy Reading
•••

Angga baru saja pulang dari rumah Clara. Sejak dari rooftop di sekolah itu, Angga memang langsung mengajak Clara untuk pulang. Badannya sudah pegal-pegal. Ia memarkirkan motornya dengan sembarang di depan teras rumahnya. Hari memang sudah mulai petang. Di rumahnya, Audy dan Dava selaku orang tua Angga, sedang asik berdua menonton TV di ruang tamu.

Saat Angga akan masuk ke ruang tamu, ia mendengar klakson motor dari luar pagar rumahnya. Suara motor itu sangat familiar di telinganya. Bukan hanya sekali saja bunyi klakson itu, tapi sampai 5 kali.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Angga tetapi dengan nada sinis.

"Gue perlu ngomong sama lo" ucap Nico pada Angga.

"Yaudah ngomong"

"Di hatoria kafe gue Ga, bukan disini" ucap Nico dengan nada biasa.

"Gue sibuk"

"Susah ya sama lo yang sekarang Ga! Kaya banci sikap lo!" Ucap Nico emosi. Sejak tadi ia berusaha menahan emosi nya, namun sikap Angga membuatnya kelepasan.

"Ngomong lo sekali lagi!" Angga menarik kerah baju Nico dengan mengepalkan tangannya.

"Apa?! Lo mau pukul gue?! Lo banci Ga! Banci!"

Buaghh

Satu pukulan berhasil mengenai rahang kokoh milik Nico. Nico tetap diam dan tidak melawan. Ia mendapatkan makna tersembunyi dari pukulan temannya ini.

"LAWAN GUE BANGSAT!" Angga terus memukul Nico tanpa henti.

"LAWAN WOI BUDEG LO?!"

Dava dan Audy tidak dapat mendengar suara pukulan Angga, karena dinding ruang tamunya kedap suara. Tidak ada yang dapat menyaksikan pergulatan Angga dan Nico kecuali semilir angin malam.

Namun dugaan kita salah, seorang gadis dengan tas belanjaan di tangan kanan dan kirinya terkejut melihat perkelahian Angga dan Nico.

"Eh eh berhenti! Apa-apaan sih lo Ga!" Tanpa ragu, Dea menghampiri Angga dan Nico. Iya gadis itu adalah Dea Alinika Putri. Dea adalah teman Nara di ekstra EC.

"Bukan urusan lo!" Angga berdiri setelah memukuli wajah Nico yang sudah terkapar di tanah. Sebelum Angga masuk ke dalam rumahnya, Nico berpesan padanya.

"Asal lo tahu Ga, Nara terlalu berharga buat lo yang udah berani-beraninya nyakitin dia! Gue harap suatu hari lo bakal nyesel udah nyakitin hati cewe yang udah setia sama lo. Gue masih anggap lo sahabat asalkan lo berani buat datengin Nara kapanpun lo siap. Gue kecewa sama lo Ga. Tapi gue tau lo punya rahasia yang diri lo sendiri juga merasa terbebani. Inget Ga, Hati perempuan terlalu mulia buat lo sakiti. Semangat Ga" ucap Nico tersendat karena bibirnya perih akibat pukulan Angga. Angga sempat terkejut dengan perkataan Nico, lalu kembali masuk kedalam rumah nya.

Sementara Nico dibantu oleh Dea untuk bangkit dan menuju motornya.

"Lo ggapapa?" Tanya Dea yang masih membantu Nico berdiri tegak.

The Humoris BoyWhere stories live. Discover now