Isabelle keluar dari mobil disusul dengan kedua orangtuanya yang bergandengan mesra. Ia menoleh kebelakang melihat ayahnya yang menciumi pelipis ibunya dengan sayang lalu tertawa setelah membisikan sesuatu ditelinga ibunya. Entah apa namun membuat kedua pipi ibunya merona.
“Mom! Dad! Come on” Isabelle memanggil orangtuanya agar lebih cepat. Ia tidak sabar ingin menonton pertunjukkan sirkus malam ini.
Duduk diantara ayah dan ibunya dan menonton dengan wajah berbinar gembira. Pertunjukan sirkus yang sangat dinantikannya setelah gagal menonton beberapa bulan lalu karena ayahnya sibuk.
Isabelle kecil menggandeng lengan kedua orangtuanya keluar menuju sebuah taman hiburan yang begitu ramai. Banyak permainan, aneka jajanan, dan juga pertunjukkan sulap.
“Dad lihat” Isabelle menunjuk badut yang sedang berfoto dengan pengunjung.
“Kau ingin berfoto?”
“ya!!” jawab Isabelle berlari kearah badut itu.
Ayahnya mengeluarkan ponsel dan memotretnya. Begitu banyak gaya membuat pria berkebangsaan Amerika itu gemas. Putrinya begitu suka begaya didepan kamera.
“Jangan berlarian Isabelle” kata ibunya memberikan minuman yang dibelinya. Isabelle minyedot minuman yang masih dipegang ibunya.
“Rasanya asam” wajah Isabelle mengernyit tidak suka.
“Benarkah?”
Ibunya mengarahkan minuman itu pada ayahnya. Tersenyum saat sang ayah menyedot minumannya seperti Isabelle. Mereka begitu mesra seperti pasangan yang masih dimabuk Cinta, saling berpandangan bagaikan dunia milik mereka berdua hingga tidak menyadari bahwa Putri mereka berlari menuju tempat lain.
Isabelle berlarian kesebuah kerumunan. Dengan tubuhnya yang kecil, ia menembus orang-orang yang sedang melihat pertunjukkan piano yang disuguhkan oleh seorang anak laki-laki.
(River flows in you by yiruma)
Detik itu. Isabelle terpana dengan suara instrumen piano yang dimainkan. Bukan hanya dirinya tapi semua orang yang berada disana pun begitu menikmati. Setiap tuts yang ditekan membuatnya merasakan kesedihan yang sedang dialami sang anak laki-laki itu.
Hingga permainan selesai yang dibanjiri tepuk tangan. Topi sang pemilik piano penuh dengan dollar. Isabelle bisa melihat anak laki-laki itu tersenyum kepada sepasang suami istri disebelahnya. Orangtuanya mungkin.
Hah orangtua?
Isabelle celingak-celinguk tidak mendapati ayah dan ibunya didekatnya. Ia berlari ketempat badut tadi. Tidak ada
“Daddy!!!”
“Mommy!!”
Isabelle mencari kesana kemari tidak melihat kedua orangtuanya, ia duduk kelelahan sambil terus menangis ketakukan. Pipinya memerah karena dinginnya malam. Ia tidak punya ponsel untuk menghubungi ayah dan ibunya. Isabelle kecil tidak tahu harus apalagi selain duduk memeluk lututnya.
“Hey” panggil seseorang. Isabelle mendongak melihat seorang laki-laki berdiri menjulang dihadapannya.
“You ok?” laki-laki itu berjongkok. Isabelle menggeleng dengan mata yang basah. Bibirnya berkedut menahan tangis.
“Kau terpisah dengan ibumu?” anak laki-laki itu memandangnya. Memakaikan tudung jaketnya saat melihat pipinya memerah lalu bangkit berjalan kearah truck yang menjual cotton candy.
YOU ARE READING
Isabelle
FanfictionMalam itu adalah kesalahan terindah yang pernah mereka lakukan. Menjatuhkan keduanya dalam jurang bernama. Cinta "Ternyata. Aku sudah jatuh Cinta padamu sebelum ini" -Kyuhyun
