1. Awal dari Sebuah Kisah

4.4K 479 28
                                    

Ini awal sebuah kisahku. Anak laki-laki satu-satunya yang selalu berusaha membahagiakan kedua orang tua, kakak, dan semua keluargaku.

Tumbuh dan besar di keluarga rumpun hijau yang hidupnya berpindah, membuatku terlatih mandiri.

Namaku Daffa Adnyana Yuddhaga. Nama yang indah, perpaduan nama yang diberikan bunda, ayah, juga para tetua, Opa dan Kakung. Tokoh kepolisian yang masih harum namanya.

Aku lahir di Kota Lumpia, Semarang. Menurut cerita bunda, saat itu beliau hanya berlibur menengok Yang Kung dan Yang Ti yang berdinas di Semarang. Bunda yang tengah hamil tua, merasakan kontraksi dan lahirlah aku di Semarang.

Aku menikmati pendidikan dengan cepat. Saat SMP, aku hanya mengambil dua tahun untuk lulus. Berlanjut ke sekolah impianku, impian semua orang, yaitu SMA Taruna Nusantara.

Sekolah semi militer yang membuatku semakin mandiri dan mempersiapkan kehidupan selanjutnya. Bisa berdiri di SMA Taruna Nusantara adalah suatu kebanggaan bagiku. Aku tidak akan menceritakan setiap detail di dalamnya karena memang terlalu indah. Katapun tak mampu menggambarkan kebahagiaanku bisa menempuh pendidikan di sana. Tapi yang jelas, di sana ada cerita dan cinta.

Aku mempunyai kakak perempuan yang begitu cantik. Sungguh, ia juga sangat manis. Namanya Mbak Calla, Cinta Calla Senja. Nama yang cantik sesuai paras kakakku. Cantik, manis, alami dari dalam.

Mbak Calla anak yang pintar, kini merupakan seorang dokter magang. Kalau saat ini ia tengah santai, ah tidak juga. Ia tengah sibuk mempersiapkan pernikahannya.

Kakakku adalah perempuan hebat setelah bunda. Kalau kata bunda, semua anaknya mewarisi sifat ayah yang rajin belajar dan sekolah.

Iya, ayahku. Ayah hebat yang namanya menjadi begitu panjang karena rajin sekolah, rajin pendidikan. Hingga di usia yang masih jauh dari MPP, beliau masih aktif dan sudah menjabat jabatan penting di angkatan darat.

Ayahku, Angkasa Yudha. Langit kehidupan kami, aku, Mbak Calla, dan bunda. Namanya yang kini sudah bertambah gelar panjang dan sering ditulis dalam spanduk di Kota Magelang.

Beliau ayah yang hebat, pandai di medan perang. Di rumah kami yang di Yogyakarta, ada banyak album foto yang menjadi saksi bagaimana hebatnya ayahku di dalam dunia militer.

Aku selalu ingin menjadi seperti ayah. Tapi kata ayah, aku bahkan bisa melebihi ayah. Semoga kelak bisa seperti itu. Aku ingin membuat ayah, bunda, dan Mbak Calla bangga.

Kalau bundaku, beliau juga orang yang tak kalah kuat. Aku pernah mendengar kata-kata "Di balik lelaki hebat pasti ada perempuan yang kuat di belakangnya.", itu benar adanya.

Perempuan yang sudah mengorbankan semua mimpinya demi ayah. Demi keluarga kecil yang mereka bina. Iya, namanya Bunda Savanya Sabina. Wanita cerdas, penuh senyum hangat favoritku di setiap paginya.

Kata bunda, setiap kali aku bilang "Kenapa Bunda nggak kerja seperti Bunda Vano?", bunda selalu menjawab "Semua cita-citanya sudah tercapai. Yang belum adalah menjadi orang tua, menjadi ibu yang baik dan istri yang baik untuk Ayah." Dan hari ini aku membuktikan bahwa bunda memang bunda yang hebat. Cita-citanya sudah tercapai.

Bunda hebat bagi semua ibu-ibu hijau pupus. Ibu kuat di balik prajurit hebat. Dan kelak aku ingin mendapat istri seperti bunda. Yang baik tutur kata dan sikapnya. Yang baik segalanya. Iya, aku merupakan taruna tingkat II akademi militer di Magelang. Manusia tipis yang selalu dibenci kakakku. Tapi pada akhirnya ia menemukan serpihan sayapnya juga di lingkungan hijau.

"Daff, jadi kan kita ke Artos? Masa setiap pesiar kita pulang ke rumah kau. Nggak enak lah aku sama Bapak dan Ibu."

"Santai lah, Bro. Kita harus hemat biar jadi Letda kaya raya." Candaku yang membuat kami tertawa.

Setiap pesiar pasti akan kuhabiskan di rumah dinas ayahanda tercinta. Ditemani Regar, sahabat dekatku di Taruna Nusantara. Ia jomblo dan jauh dari keluarga, sehingga kami hanya akan menghabiskan waktu di dalam kamar sambil bermain PS atau membantu ayah berkebun di sore hari. Kadang, kami juga akan jalan-jalan bersama di Kota Magelang atau berlibur di dataran tinggi Lembah Tidar.

Lima tahun di Lembah Tidar, ada banyak hal yang membuatku jatuh cinta. Tempatnya yang tak kalah indah dari Yogyakarta. Sudutnya yang romantis, dan yang pasti, tempat di mana aku menemukan sebuah kata yang bernama cinta.

Cinta anak remaja yang semoga labuhnya seperti ayah dan bunda. Selamat datang di ceritaku. Jangan berharap banyak tentang keindahan sajak ataupun kata. Aku masih belajar sama halnya belajar untuk mencintai kamu.

Dariku Adnyana Yuddhaga

Adnyana YuddhagaWhere stories live. Discover now