"Penguntit luar biasa, Sienna marienne, murid kesayangan Duke dan juga kebanggaan nya Academy of Magia. Seorang Elf yang hidup lebih dari seribu tahun dan berhasil memergokiku ditempat seperti ini."

"A-ah...."

Sienna mengerang tanpa mendengar lebih jelas kata-kata Jeremy. Kakinya, yang berhasil dilukai mengeluarkan banyak darah merah pekat.

"Bukankah itu menyakitkan? Sayang sekali kau tidak memiliki sayap untuk menggantikan kakimu."

"Berani-beraninya k-kau!"

"Suara yang indah, seperti nya kau cukup berguna untuk dijadikan kartu kedua ku."

Sienna melebarkan matanya ketika melihat Jeremy dengan seringai mengerikan nya mengangkat pedang tinggi-tinggi dan mengayunkan nya padanya.

"Aaaakh-!"

Tidak mudah untuk melakukan sihir regenerasi jika bagian tubuh itu terluka parah.

Sienna....

Kehilangan satu kakinya.

***

Persidangan dimulai.

Sesuai yang dijanjikan, Selena memberikan bukti yang ia janjikan kehadapan Hansel dan ayahnya selaku hakim pengadilan dan kepada seluruh hadirin yang ingin melihat jatuhnya penerus 'angkat' keluarga Duke Vallerius.

Pertarungan kekuasaan Tidak akan pernah berakhir dengan mudah, faktanya, itu terjadi didepan matanya saat ini.

Annika menatap seluruh sudut ruang persidangan, dimana hanya tatapan kebencian yang ia temukan.

'kenapa semua bisa jadi seburuk ini...'

Ia menggenggam kuat gaun tebal yang ia kenakan karena rasa sakit yang tiba-tiba kembali membakar punggung hingga lehernya itu. Seolah memberontak keadaannya untuk tetap bertahan memperhatikan sidang kedua yang Selena janjikan akan menjadi sidang terakhir bagi mereka semua.

Buktinya cukup akurat.

Bahkan Selena menyampaikan nya bak seorang pengacara sungguhan.

"Pada malam itu, diketahui bahwa tersangka Lucian tidak berada ditempat kejadian melainkan tengah mengantar pulang nona Annika Raihanna kembali kekediaman nya. Dan pada saat itu pula seluruh penghuni rumah Duke dibantai habis-habisan. Bukankah itu berarti ada yang tidak beres? Mereka berada di dua tempat yang berbeda dalam waktu yang sama, itu tidak mungkin dapat dilakukan kecuali menggunakan sihir untuk merubah penampilan. Pelaku jelas berusaha menjebak tuan Lucian."

Selena menoleh pada Annika dan mengangguk kecil diantara keringat yang bercucuran.

"Bagaimana pendapat nona tentang hari itu?"

"Itu benar, Lucian mengantar ku hari itu dan menginap semalam dikediaman kami."

"Lihat? Bahkan tuan Marquis sendiri pada sidang sebelumnya juga membenarkan hal itu."

Mengabaikan persidangan dalam diam, Lucian menatap sekeliling melalui matanya, ia tidak menemukan sosok Jeremy yang mungkin mengawasi jalan mainnya sidang hari ini, ia yakin itu. Melalui Sienna yang melihat-lihat dari kursi penonton ia tidak mendapati kehadiran pria yang sudah menjebaknya itu.

Tidak ada bukti kuat selain kesaksian Annika dan dirinya sendiri saat ini.

'harusnya aku langsung menghabisi nya saja saat itu...'

Semua penyerangan, yang ditujukan pada Putri bungsu Marquis, jelas direncanakan oleh dirinya. Bandit gang, kebakaran di ballroom istana dua tahun lalu dan juga penyerangan dikediaman Annika.

The Vermilion Primrose [END]Where stories live. Discover now