(49) Buka Dulu Topengmu

Start from the beginning
                                    

Naya meringis kesakitan. "Bangke nih orang! Gagal kan romantisnya." Gerutu Naya.

Tangan Naya memukul kepala raja kegelapan. "Aduh!"

"Kenapa anda memukul saya?" Walaupun wajah bagian aras tertutup topeng, Naya dapat melihat jika orang di depannya memasang ekspresi sedih.

"Suruh siapa anda menarik lengan anda!" Ucap Naya dengan nada yang masih kesal.

"Apakah sakit?"

"En."

"Maaf, sini!" Kepala Naya diraih oleh raja kegelapan, di letakkan di depan dadanya. Mengelus-elus dengan pelan, hingga membuat Naya merasakan ngantuk.

"Sekarang apakah boleh saya melihat wajah anda?" Tanya Naya dengan suara ragu-ragu. Dirinya sebenarnya sudah tau jika orang ini adalah Riu Feng, tapi ia harus benar-benar meyakinkan dan membuktikan.

Tidak ada sautan dari pria di pelukannya ini, Naya menunduk sedih. Dirinya begitu tidak berartinya untuk pria ini, dirinya terlalu terbawa perasaan selama ini.

"Lihat wajah saya!" Perintah raja kegelapan.

Naya mendongakkan kepalanya dan melihat ke wajah Raja Kegelapan, wajah tampan yang sudah ia duga terlihat di matanya. Naya tersenyum, " Terima kasih."

"Anda sudah tau, kenapa harus berbicara tentang ini?"

"Karena 'hati manusia terletak dalam dada'. Ketulusan datang dari tindakan, bukan dari ucapan atau penampilan. Saya hanya menantikan anda membuka topeng tanpa saya suruh, tapi saya tetap menyuruh anda." Naya mengakhirinya dengan senyuman, ah senyuman yang tidak sampai ke mata.

"Maaf." Ucap Riu Feng.

"Saya akan pergi."

"Apakah anda marah?" Raja kegelapan menarik tangan Naya yang hendak pergi.

"Saya tidak marah, tapi saya harus ke Medicine House untuk mencari beberapa obat." Naya menepuk tangan Raja Kegelapan.

"Saya ingin ikut." Riu Feng mengeluarkan jurus mata kucing, begitu imut.

"Hah.. baiklah!" Naya mengeluarkan 2 hanfu laki-laki yang lebih sederhana dan semuanya berwarna putih.
"Ganti baju anda dengan ini, saya tidak ingin semua orang takut saat anda lewat."

Riu Feng mengangguk setuju.

"Pakai ini!" Naya memberinya sebuah masker untuk dikenakannya.

"Apa ini?" Tanyanya bingung.

"Ini digunakan seperti ini." Naya memakaikan masker di wajah Riu Feng. "Anda bertambah tampan!"

"Benarkah?"

"En." Kata Naya dengan cekikikan. Bodoh! Itu hanya alasan Naya saja agar muka tampan Riu Feng tidak menarik beberapa kupu-kupu.

Baojin yang berada di dalam pagoda ilahi kuno hanya bisa melihat kemesraan mereka, takdir tidak akan berubah. Bergantinya waktu tidak akan merubah takdir. Air mata tidak akan memadamkan api! Kalaupun dirinya menyatakan cinta, takdir menolaknya. Menjadi orang terdekatnya pun dirinya sudah bersyukur.

"Jin'er ayo kita bertemu ayah!"
"Jin'er saatnya kita turun ke bumi!"
"Jin'er anda harus mendukung saya!"

Teriakan-teriakan masa lalu berputar di ingatan Baojin, kepalanya seperti terbentur dan terasa menyakitkan. Melihat sekeliling berputar-putar, pria berhanfu ungu itu segera mengambil sikap teratai. Aura ungu pekat mengelilingi tubuhnya.

Naya merasakan ada yang tidak beres dengan isi pagoda ilahi kuno nya, dirinya merasakan khawatir tentang Baojin.

"Apa yang terjadi?" Naya tidak menjawab pertanyaan Riu Feng.

"Na–—"

"Tunggu sebentar!"

Tidak menghiraukan perkataan dari Raja Kegelapan, Naya segera masuk ke dalam pagoda ilahi. Bukan hanya rohnya, kali ini tubuhnya ikut masuk ke dalam pagoda ilahi.

Betapa terkejutnya, seekor Naga Hitam yang memiliki mata emas dan ditengahnya ada kristal ungu berada di dalam pagoda ilahi kuno nya. Naya masuk ke dalam rumah, mengecek setiap kamar untuk memastikan keberadaan Baojin.

"Baojin!"

"Baojin!"

"Nay.." Suara itu muncul dari arah Naga. Naya menatap lekat Naga yang berada yang tidak jauh dari tubuhnya.

Naya mundur beberapa langkah, seperti tidak percaya jika Baojin adalah seekor Naga.

"Nay.."

"Baojin—– lu, bagaimana bisa lu jadi seekor anakonda?" Teriak Naya.

Naga itu memutar matanya, jengah. Apakah perempuan ini tidak bisa berkata serius? Bagaimana mungkin tubuh naga nya di samakan dengan tubuh anakonda?

Baojin melingkarkan badannya dan membenamkan kepalanya, kesal dengan seekor anakonda. Ingatkan jika ia harus membunuh anakonda hingga habis.

Naya mendekati Baojin, menepuk pelan kepala sang ular—– Naga.

"Baojin, nanti lu bisa jadi manusia lagi kan?" Tanya Naya.

"Kenapa anda tidak bertanya sebab saya menjadi seperti ini?" Kata Baojin dengan bahasa yang baku. Naya terkejut, Baojin nya kenapa bisa menjadi pribadi yang sopan?

"Baojin, kenapa lu sopan banget? Kita teman jadi jangan berbicara seperti itu!" Perintah Naya.

Baojin menggeleng pelan, tidak ini tidak benar. Dirinya diciptakan oleh Dewa Agung untuk menjadi pelindung dari putri satu-satunya. Dari dulu dirinya hanya bawahan, dan seorang bawahan harus menghormati tuannya.

"Baojin! Berkatalah seperti biasanya! Gue gak akan tanya sebab lu bisa kayak gini, karena itu privasi lu. Tapi gue minta lu bilang gimana cara kembaliin badan manusia lu?" Kata Naya sungguh-sungguh. Baojin adalah temannya. Walaupun pria ini memiliki banyak misteri, Baojin adalah satu-satunya orang yang selalu ada.

"Air mata Dewa."

"Ha?" Naya menjotos kepala Baojin. Siapa yang berani memukul kepala Naga selain Naya?

"Kalo ngomong yang jelas bodoh! Naga paok!" Ucap Naya kesal.

"Jangan kasar jadi cewek! Maksud gue, hanya air mata dewa yang dapat membuat gue berubah jadi tampan."

"Sejak kapan lu tampan?" Naya bertanya dengan wajah polosnya.

Tidak ada sautan dari Baojin, jika dirinya melanjutkan, ia sudah tau apa yang akan terjadi.

"Ah iya, dimana air mata dewa?"

"Di sisi Dewa Agung." Jawab Baojin.

"Wahhhh siapa Dewa Agung? Apakah ia menakutkan?"

"Sangat, bahkan ia mampu membunuh anaknya sendiri." Jawab Baojin.

Tapi perkataan Baojin berakibat buruk pada hatinya, Naya merasakan sakit di hatinya. Seperti ia merasakan kekejaman dari Dewa Agung secara langsung.

"Baojin dengar! Gue akan bantu lu cari air mata dewa, tapi tunggu gue kuat dulu. Gue bersumpah!" Wanita itu tersenyum tulus kepada Naga.

"Baojin jangan sedih, gue keluar dulu." Pamit Naya.

"Jin'er jangan sedih, ayah tidak akan menghukum anda."

Naya keluar dari pagoda ilahi, matanya melihat Riu Feng yang tertunduk sedih.

"Mari berangkat!"

_____________________________

Udah kayak cerita Tapasya dan Icha, Bal veer dan Rani peri, Candra dan Nandini. Belibet bener ni cerita Naya.

Tapi jangan bosan ya😚😂

Jennie Kim sayang klean emuaahhhhhh🤗

Selamat bermalam mingguan para jomblowers!




Empress Transmigration : Li Xiumei (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now