-29-|Bagaimana caranya kabur dari jeratan iblis??|

23K 3.3K 40
                                    


Bagaimana caranya kabur dari jeratan iblis??

...

Ruang Dewan...

Setelah Geisha dikirim ke pulau Mava, aku dan Evann kembali ke ruang dewan. Sedangkan dewan lainnya kembali ke kelas. Evann menyiapkan kembali program academy di masa depan sedangkan aku memeriksa data keuangan yang diserahkan dari Idrise. Suara yang terdengar di ruangan ini hanya bunyi kertas yang bergesekan dan kunyahan roti batangan berlapis coklat yang ku makan.

Walapun nampaknya Evann tidak terganggu oleh cara makanku, tetapi sering ku dapati ia melirik ke arahku. Ingin ku menegur rasanya tetapi mulutku lebih berpihak pada makanan sekarang.

Saat aku mengambil lagi roti batang dari dalam kotak yang tergeletak di sampingku, tangan seseorang merebutnya. Aku mendongak mendapati Evann yang memakannya tanpa ragu. Aku menatapnya datar seolah tidak terima ia merebut itu begitu saja sebelum kembali mengambil roti batangku lagi. Tetapi saat aku meraba sekitar meja, entah kenapa kotak isi roti itu hilang.

"Lho? He? Kok?"

Aku melihat kesekitar meja sesekali membuka tumpukan buku, laci meja serta kertas tipis sekalipun. Suara kekehan mengalihkan perhatianku pada orang yang mengambilnya tanpa ijin.

Aku mengernyit menatapnya, "dasar pencuri,"

Evann melirik kotak yang di pegangnya,"aku hanya mengambilnya,"

"Mengambil tanpa ijin, sama saja dengan men-cu-ri,"

Evann berkedip pelan sebelum mengedikkan bahu tak acuh, bibirnya mengulas senyum miring yang berhasil membuat urat nadiku mengumpul di pelipis.

"Apa kamu tidak takut jika ku taburkan racun tikus di dalamnya?"ancamku dengan ngawur terang saja aku masih menginginkan roti itu.·´¯'(>▂<)´¯'·.

Iblis di depan itu tak langsung menjawab melainkan mendekatkan wajahnya padaku, membuat kepalaku otomatis mundur sedikit kebelakang.

"Racun tikus tidaklah berpengaruh padaku,"bisiknya.

Aku melirik ke arah lain asal tidak ke arahnya,"arogant,"

Ya, selain suka irit bicara. Dirinya pun sangat angkuh baik sifat maupun gerak geriknya.

"...dan juga, wajahmu terlalu dekat," dengan berusaha bersikap senormal mungkin aku mengacungkan jari telunjukku agar wajahnya menjauh.

Bukannya menjauh tetapi ia menepis tanganku ke bawah seraya semakin mendekatkan wajahnya ke arahku, astaga demi dewa kematian haruskah aku menebas—tidak, menarik lehernya dari belakang.

"Ehh, kenapa Althea? Kamu takut menatap mataku?"

***

Disisi lain Idrise terburu-buru melewati lorong demi lorong kelas seraya membawa sebuah berkas di tangannya, sebelum berpapasan dengan Sellyana dan Raquella di persimpangan.

"Ah, Sellyana!"panggil Idrise kepada gadis itu dengan akrab.

Sellyana yang dipanggil menoleh,"wah, Kak Idrise! Ada apa? Kamu nampak terburu-buru,"

Idrise berhenti di dekatnya tanpa terlihat kelelahan,"bisa tolong bantu aku?"

***

"Ehh, kenapa Althea? Kamu takut menatap mataku?"

Althea memalingkan wajahnya ke samping,"tidak, hanya saja matamu dapat menghipnotis, bisa saja kamu menjebakku bukan?"

"Apa kamu selemah itu dengan mataku?"

Merasa terpancing Althea menoleh cepat ke arah Evann, sedikit terkejut dengan netra biru kelamnya. Iris itu nampak berkilau juga sedikit gelap, satu matanya yang tertutup eyepatch menjadi daya tarik tersendiri, jarang menemukan laki-lki dengan satu mata tertutup. Seolah tersadar Althea hendak memprotes sebelum mulutnya dimasukkan sesuatu.

Villain : I'am the Main Character {END}Where stories live. Discover now