-1-|Seberapa pun menyenangkannya suatu hal, aku akan tetap merasa bosan|

83.3K 7.8K 542
                                    


Seberapa pun menyenangkannya suatu hal, aku akan tetap merasa bosan.

...

Entah apa dosaku sampai-sampai harus berenkarnasi ke dalam game ini. Beruntung rasa sakit dikepalaku sudah hilang, hanya saja punggung tangan kananku terasa nyeri.

Saat membuka mataku, hal pertama yang menyambutku adalah maid, lagi. Padahal kupikir ini hanya mimpi.

"Nona... Minum ini,"ucapnya mengulurkan segelas air mineral.

"Apa ini? Racun?"maklum kesadaranku baru 50%.

Maid itu segera bersimpuh membuatku mengernyit,"saya tidak berani Nona, sungguh ini hanya air biasa, apa perlu saya buktikan?"

"Tidak,"jawabku tanpa dosa.

Dengan tangan sedikit bergetar aku meminum air di gelas, karena mungkin sudah lama aku tertidur rasanya menjadi sedikit manis.

"Namamu?"tanya ku pada maid disampingku.

"Saya Meary, maid pribadi Anda, Nona,"

"Mereka?" Lirikku pada ketujuh maid yang berbaris berjejer di depanku.

"Mereka dapat di bilang sebagai maid sampingan yang mengurus hal-hal pribadi Anda seperti saat mandi berdandan atau saat makan,"jelas Meary.

Aku mengangguk,"berapa lama aku tertidur?"

"I-itu sekitar, Anda tertidur selama seminggu setelah kecelakaan saat pelatihan kemampuan, lalu baru saja anda tidak sadarkan diri lagi selama 7 jam,"jawabnya sedikit tergagap.

"Kalau begitu aku ingin mandi,"

"Baik,"

Meary menoleh kepada tujuh maid tadi mengisyaratkan jika mereka harus melaksanakan tugas. Empat dari mereka membantuku melepaskan pakaian sebelum memakaikan piyama mandi. Lalu ketiganya mempersiapkan gaun, hiasan dan sepatu. Benar-benar kehidupan idaman bak putri.

Aku berendam selama setngah jam setelah membasuh tubuh, memakai piyama dan di sambut ketujuh maid tadi di luar.

"Nona-nona, gaun apakah yang ingin Anda pakai?"tanya salah satu dari mereka saat aku memilin poni.

Aku melirik berbagai gaun dengan desain dan warna berbeda-beda yang disusun rapi.

"Hitam-orange,"tunjukku pada salah satu gaun agar cocok dengan rambut hitamku.

Para maid mengangguk, setelah aku memakai gaunnya mereka bersiap mendandaniku.

"Lalu, gaya rambut seperti apa yang Nona inginkan?"tanya maid lainnya.

"Pigtail, dengan poni terbelah dua,"

Dapat kulihat beberapa dari mereka mengernyit sebelum kembali menampilkan raut wajah ceria.

"Dimengerti,"

Setelah selesai para maid memandangiku dengan mata berbinar.

"Nona benar-benar cantik!"sorak mereka bersamaan.

Meski begitu tak ada senyum sama sekali yang muncul dariku, satu hal ini sudah kucoba sejak mandi, aku sama sekali tidak bisa menarik segaris senyum bahkan untuk berbicara saja rasanya berat.

Atensi kami beralih pada pintu yang diketuk.

"Nona? Ini Meary, Saya boleh masuk?"

"Ya,"

"Nona, Duke memanggil Anda,"

Aku bangkit perlahan, beberapa maid disampingku menatapku dengan wajah prihatin. Dasar, bahkan aku belum makan ia memanggil seenak jidat.

Villain : I'am the Main Character {END}Where stories live. Discover now