LET'S TALK

1.6K 190 2
                                    

Sunyi. Tidak ada suara manusia yang terdengar diruang makan, melainkan hanya suara dentingan sendok dan piring serta kunyahan makanan yang berlomba-lomba masuk kedalam perut. Semua orang makan dalam diam, rasa kantuk dan lelah menyelimuti mereka, rasa ingin segera berlabuh ke alam mimpi membuncah, namun tetap saja urusan perut masihlah nomor satu, tidak ada yang ingin mengambil resiko terbangun tengah malam karena kelaparan.

Setelah selesai dengan acara makan malam, satu persatu member mulai berdiri dan masuk kekamar masing-masing, begitupun dengan Taeil, Yuta, Jaehyun, Mark dan Jungwoo yang bersiap untuk kembali ke lantai atas.

Namun belum sempat Jaehyun melewati pintu, seseorang menariknya kembali kedalam dan membawanya ke suatu tempat

"Ikut aku"

"Hey, pelan-pelan Taeyong hyung, aku bisa tersandung!"

Seakan tuli Taeyong terus menarik tangannya, membawanya masuk kedalam kamar dan tak lupa menutup rapat pintunya.

Setelah memastikan bahwa tak akan ada yang mendengar ucapannya, Taeyong berdiri dihadapan Jaehyun dan menatap pria Jung itu tajam

"Ada apa denganmu?" Tanyanya tanpa basa-basi

"Huh? Aku baik-baik saja. Memangnya aku kenapa?"

"Jangan bohong! Apa kau kira aku tak sadar dengan sikapmu belakangan ini? Apa aku pernah berbuat salah padamu? Jika iya, katakan padaku, aku akan minta maaf sekarang juga" Sungguh Taeyong tak bisa menahan amarahnya saat ini, sudah cukup lelaki dihadapannya membuatnya kesal karena perubahan sikapnya yang terang-terangan.

Jaehyun menggulirkan matanya kesembarang arah, memutuskan kontak mata dengan Taeyong

"Kenapa kau tidak menatapku? Tatap lawan bicaramu saat sedang berbicara Jaehyun!" Taeyong berucap tegas

Tanpa memperdulikan ucapan Taeyong, Jaehyun berjalan menuju kasur single milik Taeyong dan mendudukkan dirinya disana.

Menghembuskan napas pelan, Jaehyun menoleh pada Taeyong yang kini ikut duduk disampingnya.

"Kau tidak salah apa-apa hyung, aku yang salah, maafkan aku" Jaehyun berucap dengan suaranya yang sedikit serak " Maaf aku tidak bisa menepati janjiku untuk melupakan semuanya" Ucapnya lalu menunduk dalam

Taeyong cukup peka untuk mengerti arah ucapan jaehyun, tatapannya yang semula tajam kini mulai melembut.

"Aku mengerti, tapi kenapa kau harus menghindariku? Apa kau tahu? Aku hampir selalu kehilangan fokusku saat tampil di panggung karena memikirkan perubahan sikapmu. Kupikir, aku telah melakukan kesalahan dan membuatmu marah" Ucapnya sambil mengelus belakang kepala Jaehyun, sesuatu yang sangat disukainya

"Maafkan aku" Jaehyun berucap dengan sangat lirih, bahkan hampir tak terdengar

"Kau tidak boleh seperti ini Jae, kau tidak boleh egois, sikapmu bisa saja berpengaruh pada kegiatan kita"

"Tidak! aku tidak egois hyung, aku tidak pernah membawa masalah kita kedalam pekerjaan" Jaehyun menoleh dengan cepat kearah Taeyong, ia merasa tak terima dengan apa yang di katakan Taeyong karena seingatnya ia hanya menjauhi sang leader di luar jadwal mereka sebagai grup lebih tepatnya dibelakang kamera.

"Kalau boleh jujur, justru kaulah yang terkesan egois saat ini" Lanjutnya

"Aku egois? apa maksudmu? Aku bahkan selalu berusaha mendekatimu meski kau selalu menjauhiku, aku selalu mencoba mengerti segala sikapmu, aku selalu-"

"KAU TIDAK AKAN MENGERTI KARENA KAU TIDAK MEMILIKI PERASAN YANG SAMA DENGANKU!" Suara Jaehyun meninggi tanpa ia sadari

"Justru disitulah letak keegoisanmu. Kau tahu hyung? Semakin aku mencoba melupakanmu, maka semakin besar perasaan sialan ini tumbuh, semakin aku mencoba bersikap biasa padamu layaknya teman atau saudara, semakin hati sialan ini merasakan sakit, dan kau malah memintaku untuk tidak menjauh darimu. Itu menyiksaku asal kau tahu" Jaehyun menarik napas dalam, mencoba menetralkan kembali emosinya yang mulai meluap tanpa bisa dicegah

"Andai saja aku belum mengungkapnya padamu, mungkin aku masih bisa berpura-pura tak memiliki perasaan apapun dan memilih menyimpannya untukku sendiri. Tapi semua sudah terlanjur, aku bahkan masih mengingat dengan jelas penolakan yang kau berikan. Untuk itu, aku tidak bisa menyimpan perasaan ini lagi, aku harus membuangnya, meskipun aku tidak yakin itu akan benar-benar hilang" Ucapnya lirih

Taeyong tercekat, ia tidak bisa mengatakan sepatah katapun. Perkataan Jaehyun bagai belati yang menghunus jantungnya. Melihat raut wajah Jaehyun yang sarat akan kekecewaan membuatnya menyesal karena telah berburuk sangka pada sang adik. Taeyong pikir, selama ini dia adalah orang yang paling mengerti Jaehyun, nyatanya ia salah.

"Untuk itu aku mencoba menghindarimu, setidaknya hanya sampai perasaan ini berkurang, lalu setelah itu aku akan kembali menjadi adik manismu, aku berjanji" Jaehyun melanjutkan ucapannya sambil memegang kedua bahu taeyong

"Jadi, bisakah kau bantu aku? Tolong bantu aku melupakanmu"


***


Semenjak pembicaraannya dengan Jaehyun semalam, pikiran Taeyong menjadi kacau, matanya sering memanas secara tiba-tiba. Seharusnya ia senang mengetahui fakta Jaehyun tidak sedang marah padanya. Tapi entah kenapa setiap kali mengingat untaian kata yang diucapkan pria Jung itu semalam membuat dadanya merasa sesak, ia kalut, sesuatu seperti rasa takut kehilangan mulai memenuhi rongganya.

Tapi Taeyong tetaplah Taeyong, ia selalu bisa menyembunyikan semuanya dengan rapi. Dia merasa tanggung jawabnya kepada grup jauh lebih besar dari pada masalah pribadinya, jadi dia harus rela menyampingkan perasaannya sendiri. Tersenyum ditengah derita entah sejak kapan mulai menjadi keahliannya.



TBC


TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Callin' Love {Jaeyong}Where stories live. Discover now