1.🌼

346 45 40
                                    

Vote comment dulu dong..

================================

Ia melangkahkan kakinya di sekolah ternama di Seoul itu. Langkahnya terlihat seperti terburu buru. Bukan karena terlambat, bahkan jam masih menunjukan pukul 6 lebih beberapa menit.

Udara dingin begitu membuatnya ingin berangkat pagi entah kenapa, setelah ia berdebat dengan sang ibu karena menolak sarapan pagi kali ini. Jadilah ia membawa bekalnya ke sekolah.

Sekolah tampak masih sepi. Masih hanya beberapa murid yang berdatangan.

Btw, kelasnya berada di lantai 2, jadilah ia perlu menaiki tangga dulu jika ingin sampai disana.

Namun saat satu kakinya menginjak tangga..

Kepala Jaemin masih menunduk, menatap sepatu putihnya. Tidak berniat mendongak karena ia tau ada sesosok yang tengah menghadang nya di pertengahan anak tangga.

Tanganya gemetar, bukan sekali dia kali saja Jaemin bertemu dengan dia. Namun entah mengapa saat berhadapan denganya, Jaemin selalu menciut.

Dengan keringat dingin yang membanjiri tubuhnya serta tangan yg gemetar, ia beranikan diri untuk naik tanpa harus menoleh kearah makhluk tadi.

Gedebuk!

Namun akhirnya ia tersandung juga.

Entah ini adalah ulah usil nya atau hanya efek gemetar Jaemin saja.

Ia mencoba bangkit dan cepat berlalu menuju kelasnya. Mencoba menghiraukan sang makhluk yang ia tahu masih menatapnya dengan tatapan tajam.

Sesampainya dikelas, ia langsung mengambil posisi duduk di bangkunya bersama Renjun yang mana pemuda china itu sudah berada disana.

Dahi pria kelahiran maret itu berkerut, Jaemin baru saja datang, namun wajahnya tampak pucat dan nafasnya tidak teratur.

"Na, kenapa?! Capek banget kayaknya?"

"Em, ekhem. Gapapa kok, ehe.. "

"Aneh ih, "

"Oh iya. Hari ini ada praktik Mandarin kan?"

"Udah jadi, gue bukan orang malesan kali. "

"Dih, yang bilang kamu malesan juga siapa? "

Jaemin mengeluarkan buku dan pena-nya hendak kembali mengecek tugasnya.

"Njun, ini penulisanya bener nggak? Yg ini, takut salah aku tuh. "

"Hm.. Bener kok. Diakhirnya aja ditambah kosakata lain. "

"Oh gitu, oke.. "

Renjun tersenyum kearah Jaemin.

"Na, tapi lo beneran gapapa kan? "

"Engga njun. Gapapa.. "

Bohong sekali jika Jaemin mengatakan ia baik baik saja. Namun nyatanya ia benar benar masih takut akan teror itu. Namun ia berusaha tenang. Agar orang orang disekitarnya tidak curiga ataupun mengkhawatirkanya.

"Oh iya njun, kemarin aku denger pengumuman katanya hari ini kita kumpul di aula ya? "

"Kumpul? Perasaan aku belum denger, tapi makasih infonya. "

"Aku juga dengernya dari kakel kok. "

"Mm.. Oke, oke. "

Jaemin mengutak atik buku pelajaran didepanya itu hingga salah satunya jatuh.

Alhasil Jaemin membungkuk untuk mengambil nya, namun...

Selain buku merah itu, ia melihat sepasang kaki pucat dihadapanya. Ia benar benar merasakan aura yang berbeda pagi ini.

Tak ingin memperpanjang ketakutan ya, Jaemin segera membenarkan posisi duduknya semula. Namun saat ia duduk kembali..

Tiba tiba ia dikejutkan dengan penampakan perempuan berwajah pucat dihadapanya.

"HUHH?!! astaga.. "

"Kenapa Jaem? "

"Em, engga kok. Gaada apa apa, ehe.. "

"Lo liat sesuatu  ya? "

"Hmm,, anu.. Itu.. "

"Dimana? Ih, ceritain dong.. " Renjun menggoyang goyangkan tangan Jaemin.

"Em, jangan. Nanti dia marah. "

"Dia? "

Renjun mengikuti arah lirikan mata Jaemin, yaitu di sudut kelas sebelah lemari buku persis. Ia menebak pasti makhluk itu ada disana.

DUBRAKK!!

"Hello.. Selamat pagi dunia Mipa 2!! "

Renjun dan Jaemin sontak terkejut dengan pintu yang terbuka keras akibat ulah sang ketua kelas yang dengan tidak sopanya membuka pintu keras keras.

"HEH!! HYUNJIN ANJIMM!! GUE KAGET BAZENGG.. BISA PELAN PELAN KAN LU?!! " Semprot Renjun pada oknum bernama Hyunjin itu.

"Ohoo.. Santuy sayang. Aku terlalu semangat, hehe.. "

"Dih, sayang sayang pala lo peyang?!! Cepet bayar kas lo!! Nunggak seminggu noh, katanya aja ketua kelas. Tapi kelakuanya! "

Ya, btw Renjun memang bendahara kelas.

"Santuy dong. Pasti dibayar kok. Tapi ngga sekarang, hehe.. "

"Oh, oke. Gapapa gak usah bayar kalo lo mau piket sendiri selama seminggu full tanpa dibantu!! "

"Eee.. Iya, iya. Gue bayar ya ampun. Galak bener sih macam betina. Berapa emangnya? "

"Xxxxx won. "

"Nih, lunas seminggu oke!? Senyum dulu dong, ntar cantiknya ilang lagi.. "

"Njim, gosah pegang pegang ya?! "

Hyunjin hanya bisa mengedikkan bahunya acuh, lalu pergi keluar kelas. Mungkin dia mau ke kantin?

Sementara Renjun masih fokus menulis nama Hyunjin di buku kas nya dan meneliti siapa saja anak yang belum bayar kas.

"Jaemin mau bayar kas dulu nggak? "

"Oh, iya deh.." Jaemin merogoh sakunya.

"Ini njun, buat hari ini sama besok ya? "

"Oiya, oke. "

Renjun mencatat dan menceklis nama Jaemin.

"Huuu.. Kalo sama Nana aja lembut. Kalo sama gue aja galak bener. " Hyunjin tetiba nongol di jendela.

"APA?!! PROTES LO?!! "

"Gaada, gajadi. "

Renjun menggelengkan kepalanya pusing dengan sikap ketua kelasnya itu.

"Njun, "

"Hm? "

"Hyunjin suka kali sama kamu? "

"Hah?!!

Eh, Na. Tolong jangan ngadi ngadi deh.






















Oke, nomin belum muncul ya ges.
Tapi nanti bakal muncul kok, hehe👌

Vote comment

The World || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang