Chapter 13

2.7K 359 44
                                    


^HAPPY READING^

*
*

Neji melihat adikya yang tengah berbaring di teras rumah seperti cacing kepanasan sambil menatap langit, sudah 5 hari Hinata kembali ke rumah, meski ia bertingkah normal Neji tahu ada yang salah dengan adiknya. Karena kadang-kadang, hanya kadang-kadang ia akan melihat ponselnya lalu menghembuskan nafasnya dengan kesal.

"merindukan kekasihmu?"tanya Neji saat sudah dekat, ia berdiri dekat kepala Hinata lalu melihat adiknya langsung.

"kekasih? Kekasih yang mana? Kekasihku yang pernah ku ceritakan sudah menjadi Prasasti, zamannya sudah berakhir"

Neji terkekeh pelan, ia pun duduk dekat Hinata dengan kaki yang bergelantungan.

Rumah mereka masihlah tradisional, jadi lantainya terbuat dari kayu. Ada kolam kecil berisi beberapa ikan koi serta pohon bonsai yang tak jauh dari mereka, rumahnya berada di kota kecil di Kyoto jadi udaranya masih sangat bagus dan masih hijau.

Hinata menggeser sedikit ia meletakan kepalanya di atas paha Neji dengan tangan yang memeluk dan menenggelamkan kepalanya di perut Neji. Bau rumah, bau khas rumahnya ini benar-benar menenangkan.

"ada apa ini? mengapa tiba-tiba jadi memelukku?"

"entah mengapa menemukan pria sepertimu di dunia sepertinya akan sulit"kata Hinata tak jelas, lalu memposisikan tidurnya dengan menyamping, matanya langsung melihat setiap tetesan air yang jatuh dari bambu itu. Ia memejamkan matanya sejenak saat merasa Neji memainkan rambutnya, tempat yang paling membahagiakan adalah bersama keluarganya.

"jadi mengapa kau kembali begitu cepat? Bukankah harusnya besok baru kau kesini?"

"aku hanya ingin segera kembali dan melihat kondisi Hanabi...awwww...."ringis Hinata langsung membuka matanya karena Neji langsung mencubit pipinya.

"siapa yang coba kau bohongi, Huh? Kau selalu melarikan diri jika sedang marah, jadi katakan kali ini kau kabur dari siapa? Bukankah mantanmu sudah menjadi prasasti?"

Hinata tertawa pelan.
Ia menyukai keluarganya dan membencinya saat yang bersamaan. Ia bahkan tak bisa berbohong di depan mereka, sebagus apapun topeng yang Ia gunakan, Hyuuga Neji akan melepasnya dengan mudah.

"aku tak kabur"omel Hinata mengusap-usap pipinya, Neji menatapnya penuh selidik.

"hanya kesal saja"lanjut Hinata ia pun meluruksan tidurnya agar bisa melihat wajah kakaknya langsung. Paha neji memang paling nyaman di jadikan bantal.

"jadi ceritakan mengapa kau putus dengan kekasihmu yang selalu kau bangga-banggakan itu? Siapa namanya? Uchiha Sasuke kan? keluarga mereka sangat terkenal"tanya Neji melihat langsung Hinata tangannya pun kembali memainkan rambutnya.

"dia mencintai wanita lain"tangan Neji berhenti sejenak, lalu tatapannya sedikit melembut mungkin kasihan padanya.

"lalu apa kau sudah membalas dendam?"Hinata terdiam sejenak lalu menggeleng kepalanya.

"aku di ajak menjenguk kekasihnya lalu aku datang dengan senyuman paling cantik. Kau harus bangga padaku, adikmu ini seperti malaikat...hahahhaha"

Neji tahu Hinata tak sedang tertawa saat ini, ia hanya menyindir dirinya sendiri.

"hanya itu yang kau lakukan? Hinata, jika kau ingin berbohong lakukanlah di tempat lain. Sudah aku bilang bukan? Selain Tou-san, Hyuuga Neji satu-satunya pria yang mencintaimu lebih dari siapapun di dunia ini"

Hinata terkekeh pelan, menyenangkan mendengar Neji mengatakan kalimat itu, ia melipat kedua tangannya di dada sambil menatap Neji yang masih menunggunya untuk bercerita.

I'M (NOT) OKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang