BAB 03 🐾 Warm Your Smile 🐾

5K 576 8
                                    

Part 03 | Warm Your Smile

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Part 03 | Warm Your Smile

"Ada banyak jenis senyuman dimiliki oleh manusia dan muncul dalam kondisi tertentu. Namun, senyuman hangat akan muncul saat melihat kebahagiaan diantara orang-orang tersayang."

🐾🐾🐾

Kalau boleh jujur, sebenarnya Doyoung bingung harus bagaimana cara memandang sosok bertubuh ramping yang kini duduk di sofa asramanya. Wajah itu tampak polos dan tidak merasa bersalah sama sekali, padahal sudah membuat orang lain ingin memarahi walaupun tidak sanggup. Oleh karena itu, Doyoung hanya mampu bertanya padanya sambil menahan kekesalan.

Akan tetapi, tampaknya lawan bicaranya tidak sadar dengan suasana emosi darinya.

"Jadi, kau akan tetap menjadi penyiar di sana?" tanya Doyoung keesokan harinya setelah mendengar bahwa pemuda itu menolak berhenti menjadi penyiar.

"Tentu saja."

"Terus, untuk apa kau kemarin menangis seharian kalau pada akhirnya tetap keras kepala, hah?!"

Renjun mengangkat bahunya santai. "Sekali-kali membuat kau dan Manager Hyung sedih padaku," katanya sambil terkekeh. Bersandar pada sofa empuk di asrama lantai lima anggota NCT 127 saat berkunjung ke sana.

Iya, hari ini Renjun ada di asrama 127. Katanya ingin bermain sesekali di sana mengingat jika dia sudah akrab dan dekat dengan para anggota unit tersebut. Terutama dengan Haechan dan Mark ( tentu saja karena mereka juga di satu unit yang sama ) serta baru-baru ini yaitu Kim Doyoung. Entah bagaimana awalnya bisa dekat, Renjun pun tidak tahu. Mungkin karena keduanya memiliki sedikit kesamaan dari watak?

Bisa saja.

Doyoung menghela napas pasrah dengan tingkah pemuda seperti Renjun. Entah harus bagaimana lagi memberitahu anak itu agar dapat menjaga kesehatannya. Apa lagi data dari laboratorium itu cukup membuatnya cemas pada Renjun. Namun, sepertinya itu sia-sia saja ketika dia melihat seulas senyum kecil muncul di bibir tipis itu.

Doyoung terpana. Senyuman pemuda Huang itu begitu hangat dan tulus, seakan menunjukkan kalau dia baik-baik saja.

Akan tetapi, dia segera menyandarkan diri. "Aku masih bingung dengan pola pikirmu. Terlalu rumit," komentar Doyoung sambil menutup matanya lelah.

"Kau hanya perlu menikmatinya saja, Hyung. Santai saja. Lagi pula aku masih hidup dan bertatap muka denganmu." Renjun meraih stoples biskuit di depannya, "Oh ya, di mana Haechan? Dari tadi aku tak melihatnya."

"Mungkin sedang keluar bersama yang lain."

"Oh."

Tak ada lagi percakapan setelahnya. Maklum saja, mereka berdua termasuk anggota paling canggung. Jadi, sulit untuk membuat topik pembicaraan. Walau anehnya, kenapa harus Doyoung yang mengetahui tentang dirinya saat ini. Apakah ini takdir? Entahlah.

I'm (not) Fine ✔️Where stories live. Discover now