BAB 19 🐾 Renjun's Mother 🐾

2.9K 277 34
                                    

Part 19 | Renjun's Mother

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Part 19 | Renjun's Mother

Dia itu keras kepala kalau berurusan dengan mimpinya. Seberapa keras pun saya melarang, dia akan tetap pada pendiriannya.

— Renjun's Mother said —

🐾🐾🐾






Waktu telah menunjukkan pukul sepuluh malam, tetapi Haechan masih setia menemani Renjun. Genggamannya pada tangan Renjun begitu erat, dalam hati berharap sekaligus teman debatnya itu segera sadar. Terhitung hampir dua minggu semenjak Renjun dinyatakan koma. Keluarga Renjun telah diberitahu perihal kecelakaan yang menimpa Renjun. Seharusnya mereka tiba di Korea seminggu yang lalu. Akan tetapi, ada sedikit kendala yang membuat jadwal keberangkatan mereka sedikit terlambat.

Kemudian, ketika mereka tiba di bandara, beberapa anggota NCT segera menjemputnya. Haechan ingat sekali kalau saat itu Sicheng memeluk seorang wanita yang ternyata adalah ibu Renjun dengan erat seraya menangis. Sicheng meminta maaf karena tidak dapat menjaga Renjun dengan benar.

Namun, Ibu Renjun hanya menepuk bahunya beberapa kali, lalu mengatakan pada Sicheng dan lainnya untuk tidak merasa bersalah. Karena bagaimanapun tak ada seorang pun yang mengetahui tentang masa depan. Semuanya di luar kehendak manusia.

Mendengar hal itu, akhirnya Haechan menyadari dari mana sifat dewasa yang dimiliki oleh Renjun. Ternyata langsung diwariskan dari ibunya. Entah kenapa pembawaan ibu Renjun begitu ramah dan dewasa. Walaupun dihadapkan dengan kesedihan, di bibirnya masih terlukis senyum tipis yang hangat.

"Chan'er."

Sebuah suara lembut terdengar memanggil, Haechan menolehkan kepalanya.

"Ah, Mama Huang," katanya ketika mengetahui siapa yang memanggil namanya barusan.

Mama Huang berjalan menghampiri Haechan dengan tangannya yang menjinjing tote bag. Haechan tidak tahu isinya apa, tetapi sepertinya kotak makan, mungkin?

"Ini sudah malam, harusnya kau pulang dan beristirahat di asramamu," ucap Mama Huang sambil mengelus kepala Haechan lembut.

Haechan menggeleng. "Tidak, aku masih ingin menemaninya, Ma," jawabnya.

Helaan napas pelan terdengar dari Mama Huang. Beliau segera mendudukkan dirinya di sebelah Haechan. Tangannya langsung mengelus kepala Renjun yang terbungkus oleh perban. Sebagian wajahnya terhalang alat bantu pernapasan.

"Renjun itu anak yang manis dan aktif. Saking aktifnya terkadang membuat orang kualahan. Dia harus selalu dipantau atau jika tidak, dapat dipastikan dia akan menghilang di dalam kerumunan. Tubuhnya sangat kecil hingga mampu membuatnya tersangkut dalam kloset. Padahal pipinya berisi, tapi kenapa dapat sekecil itu?"

Haechan ingat, Renjun pernah menceritakannya saat siaran langsung 00L setelah merilis mini album We Boom.

"Selain itu, Renjun juga penyuka binatang. Dia berniat untuk memeliharanya, tapi kami melarangnya dan malah memberinya balon untuk dipelihara. Ah, betapa polosnya dia saat itu. Aku yakin, dia pernah menceritakan hal itu pada kalian," ujarnya yang dibalas anggukan oleh Haechan. "Namun, yang paling membekas di kepala adalah sifatnya yang suka sekali berseru kesal. Sepertinya itu langsung menurun dari neneknya," lanjutnya terkekeh kecil.

I'm (not) Fine ✔️Where stories live. Discover now