BAB 07 🐾 Collapse One, Destroyed All 🐾

3.9K 449 11
                                    

Part 07 | Collapse One, Destroyed All

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Part 07 | Collapse One, Destroyed All

Hubungan kita itu diibaratkan sebagai sebuah fondasi sebuah bangunan. Apabila satu fondasi tersebut runtuh, maka hancurlah bangunan tersebut.

🐾🐾🐾


Hari ini, para anggota Dreamies sedang berkumpul bersama di ruangan latihan. Mereka baru saja selesai berdiskusi dengan manajer dan staf lainnya untuk masalah konser pertama mereka. Cukup memakan waktu sebenarnya, tetapi demi konser dan bertemu para penggemar membuat mereka semangat.

"Hah ... aku tak menyangka kalau mempersiapkan sebuah konser akan serumit itu," ujar Jaemin sambil merebahkan tubuh di lantai dengan setengah wajahnya terhalang topinya.

"Namanya juga konser, tentu saja semuanya perlu dipersiapkan sematang mungkin. Saat konser unit 127 pun begitu." Haechan menyahut santai tanpa mengalihkan tatapannya dari ponsel.

"Ah benar juga. Untuk Haechan Hyung ini merupakan tir konser keduanya." Jisung mengangguk paham.

Memang benar ini adalah konser keduanya. Karena yang pertama adalah konsernya bersama unit NCT 127. Meskipun tidak sepenuhnya dapat ikut dalam seluruh kegiatan konser akibat cedera pada kaki dan membuat Haechan terpaksa hiatus guna memulihkan kesehatannya.

"Kalian tahu, ketika itu aku merasa sangat sedih dan kesal dengan diri sendiri. Bagaimana bisa aku membuat kaki sampai cedera begitu. Meskipun pada akhirnya aku ikut juga sambil harus menahan sedikit rasa sakit." Haechan meringis kecil ketika teringat akan rasa sakit yang ditahannya selama penampilan. Walaupun pada akhirnya, dia harus istirahat di belakang panggung.

PUK!

"Auh!" ringisnya karena sesuatu yang menghantam keningnya, lagi. "Ck, kau itu kenapa hobi sekali memukul keningku? Kalau memar bagaimana?"

Renjun terkekeh kecil. "Hehe, maafkan aku. Tadinya aku menargetkan hidungmu, hanya saja ternyata kening lebih cocok untuk tempat mendaratnya tutup botol," ujarnya enteng. "Lagi pula, itu sudah berlalu, Haechan. Jangan pernah mengingat lagi cederamu. Jadikan saja sebagai pelajaran agar lebih hati-hati."

Haechan mengangguk paham. Memang benar, cedera bagi seorang idola itu bukan hal main-main. Apalagi mereka banyak melakukan gerakan menari. Sehingga kaki adalah aset penting bagi idola, terutama bagi pemegang posisi penari utama. Pemulihan cedera tersebut tidak berlangsung cepat. Dapat membutuhkan waktu berbulan-bulan agar dapat digerakkan kembali seperti biasanya.

Karena merasa bosan, mereka membaringkan diri mengikuti Jaemin dengan membentuk formasi lingkaran. Pandangan mereka terfokus pada langit-langit ruang latihan. Hingga Renjun terpikirkan sesuatu dan menanyakannya pada yang lain.

"Menurut kalian, apa analogi dari hubungan tim kita?" tanya Renjun tiba-tiba.

"Hm? Kenapa kau bertanya seperti itu?" Kening Hawchan berkerut setelah mendengar pertanyaan Renjun retoris itu.

I'm (not) Fine ✔️Where stories live. Discover now