Yang Terakhir

438 51 28
                                    

"Kita kemana?"Somi menyempatkan bertanya meski sekarang mereka masih menaiki motor.

"Gak kedengeran sayang. Disini berisik." Somi merotasikan bola mata nya mendengar balasan Renjun.

"Nanya apa tadi?" tanya Renjun saat sadar Somi hanya diam.

"gak jadi." jawab Somi malas. Renjun menghela nafas nya. Ketus lagi kan Somi nya.

Tak lama kemudian Renjun menepikan motornya di depan sebuah kafe. Somi menatap kafe tersebut dan merasa tidak asing.

Ia sontak mengalihkan pandangan nya kearah Renjun dan hanya di balas cengiran oleh pria itu.

"Ngapain kesini?" tanya Somi. Renjun yang tengah melepas helm di kepala Somi hanya diam saja. Ingin menjawab pun enggan.

Setelah helm Somi lepas, "Ya kamu pikir aja sendiri. Ngapain kita kesini." Somi tampak berfikir namun detik berikutnya Ia cemberut.

"Kasih tau aja sih! Apa susah nya juga!" dumel Somi kesal. Renjun rupa nya tidak peduli.
Mulutnya tetap diam bahkan saat Ia menarik Somi dan menggenggam nya hingga Ia menuntun Somi memasuki kafe itu, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir nya.

" duduk di pojokan? "Renjun bertanya dengan senyum nya. Somi yang bingung Hanya bisa mengangguk.

" Tunggu disini. Aku mau pesen dulu. "
Somi menurut, setelah Renjun pergi dari sana Ia langsung mengambil hp nya.

Somi melihat pesan dan ia langsung membaca chat dari sepupu nya.

'jangan terlalu berharap Sma dia. Ingat Renjun adalah tunangan orang lain.'

Membaca pesan itu membuat Somi jadi ingat. Dan rasa sakit nya kembali terasa. Somi menyimpan hp nya dan menatap punggung Renjun yang kini sedang berada di meja kasir.

Pemuda itu... Orang yang selama ini mengisi dan menemani hari Nya kini sudah menjadi milik orang lain. Somi mengelengkan kepala nya. Ini tidak benar! Harus nya Ia tak usah lagi berurusan dengan pria itu.

Tapi kenapa Ia selalu menerima ajakan Renjun? Kenapa dengan mudah Nya Ia percaya dengan Renjun padahal pria itu selalu menyakiti nya?

Entahlah Ia tak tau. Jatuh Cinta terlalu dalam membuat nya bertindak bodoh sampai sejauh ini.

'bahkan ketika gue udah ngasih semua nya ke dia, tetep aja Renjun gak bisa jadi milik gue.'

Somi menunduk saat dirasa nya Air mata sialan ini akan turun. Somi tak mengerti mengapa Ia terlalu mudah menangis untuk Renjun?

"Som kenapa?" Dihapus Nya kasar air mata itu Saat suara Renjun menyapa indra telinga nya.

"Emm? Gue gapapa kok. Tadi nunduk soalnya lagi main hp." Somi tersenyum.

Renjun yang datang sambil membawa pesanan nya langsung duduk di hadapan Somi.

"gausah bohong. Aku tau kamu abis nangis." Somi menggeleng menanggapi ucapan Renjun.

"Ini lagi nonton drakor. Terus ada scene sedih nya. Maka nya aku nangis." elak Somi cepat.

Renjun yang mendengar itu hanya menghela nafas. Ia tau jika Somi habis menangis karena hal lain.

Gadis itu kini tak lagi terbuka pada nya. "Iyaa aku percaya." Somi bernafas lega mendengar nya.

Mata Somi tiba-tiba berbinar saat melihat minuman di hadapan nya. Renjun yang menyadari itu langsung tersenyum gemas.

"suka? Ayo di minum." Renjun menyodorkan chocolato milkshake yang tadi di pesan nya ke Somi.

Gadis itu menerima nya dan langsung meminum nya dengan semangat.

"kok kamu tau aku lagi pengen ini?" Renjun yang juga sedang menikmati minuman milik nya langsung tersenyum.

"Ya tau lah. Kan minuman itu yang dulu kamu pesenin buat aku waktu Pdkt-an pertama kita." Somi yang sedang asik minum hampir saja menyemburkan air nya.

"Jadi niat kamu ke tenpat ini?" Renjun mengangguk. "Aku mau nostalgia-an sma kamu." Renjun terdiam sejenak. "Aku takut nya gak punya kesempatan lagi buat ketemu kamu jadi aku mau ngulang masa-masa dulu kebersamaan kita selagi kamu masih ada dalam genggaman aku." Renjun menarik tangan Somi kemudian menggenggam nya.

Mengecup berulang kali punggung tangan itu dengan penuh kasih sayang.

Somi yang di perlakukan seperti itu hanya mampu diam mematung.

Netra milik Somi dan Renjun bertemu, saling mengagumi satu sama lain melalui tatapan itu.

Namun Tatapan nya tidak bertahan lama karena Somi lebih dulu memutuskan kontak mata mereka. Ia berdehem singkat lalu melepas genggaman tangan Renjun.

Renjun yang merasa jika kini Somi menolak perlakuan nya secara halus merasa kecewa.
Benar dugaan nya, hubungan mereka semakin rumit untuk bisa di perbaiki lagi.

Suasana yang tiba-tiba canggung itu membuat Somi sibuk sendiri dengan minuman nya.

Ia tak menghiraukan Renjun yang kini sedang menatap nya intens. Jujur ia risih, namun Somi enggan juga untuk melarang.

"Somi.." Somi tersentak saat Renjun memanggil nama nya. Ia baru sadar jika tadi Sedikit melamun.

"Kenapa njun?" tanya Somi bingung. Saat menatap tepat di mata Renjun, Somi tak mengerti arti tatapan Renjun pada nya.

"kamu mau menunggu?" Somi yang di tanya semacam itu tentu tidak paham. "N-nunggu apa?" Renjun menatap dalam manik indah pujaan hatinya.

"Kamu tau kan aku di jodohin? Nah kamu mau gak nunggu aku sampai aku bisa membatalkan perjodohan itu? Aku janji aku bakal kembali buat kamu." entah kenapa mata Somi tiba-tiba berkaca-kaca mendengar nya.

Janji ya? Somi tidak yakin akan percaya pada pemuda itu. Pasal nya Renjun sudah berulang kali berjanji namun pada akhirnya Renjun tak juga menepati nya.

Jadi, adakah alasan logis untuk Somi percaya pada janji Renjun? Karena cinta? Ahh Somi tidak yakin lagi Ia bisa bertahan karena itu. Nyatanya dulu Ia selalu tersakiti saat menjadikan cinta sebagai alasan.

"tapi njun.. Aku..." kata-kata yang ingin Ia ucapkan terasa tercekat di tenggorokan nya dan sulit untuk keluar dari bibir mungil nya.

"Aku... Gak bisa percaya sama kamu lagi. Maaf tapi aku terlalu lelah untuk menerima omong kosong." Somi menghela nafas beratnya.
Di tepisnya halus tangan hangat Renjun yang hendak mengenggam nya.

Somi yang tadinya menunduk langsung mendongak dan bulir air mata terjun begitu saja membasahi pipi chubby nya.

Ia membiarkan dirinya menangis di hadapan Renjun untuk yang terakhir kalinya, Mungkin.

Renjun merasa sesak melihat air mata itu. Itu karena diri nya, Renjun sadar jika sudah banyak air mata yang Somi tumpahkan selama ini karena sikap nya.

"dan tentang hubungan kita." Renjun menggeleng. Ia enggan dan tak akan pernah ingin mendengar nya. "Status kita udah gak jelas kan? Kamu udah tunangan tapi kita masih pacaran." lidah Renjun kelu hingga ia tak mampu berkata-kata. Bahkan untuk sekedar mengucap kata larangan pun ia tak bisa.

"Untuk kebaikan kita, Lebih baik kita akhiri aja ya hubungan ini. Kalo di lanjutin percuma,
Karena keadaan udah gak menerima kita   lagi."

Setelah Mendengar kalimat terkutuk itu dunia Renjun terasa gelap. Dadanya sesak bahkan Ia tak mampu untuk bernafas.

Kosong, namun dengan bodohnya saat Somi pergi meninggalkan nya sendirian disini pun, Renjun tak juga beranjak untuk mencegah.

Otak Renjun terlalu pusing untuk menerima kenyataan ini.

Di rematnya rambut hitam itu dengan frustrasi. Renjun menunduk dan sesekali membenturkan kepala nya di meja. Ia tak menyangka hari benar-benar hari terburuk nya dimana belahan jiwa nya kini benar-benar lepas dari genggaman tangan nya.

Tbc
.
.
.
Bau bau ending🙂👍

THE POSSESIF BOYFRIEND[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang